Jalan Tol Disegel

Bawa Parang, Warga Lampanah Ramai-ramai Segel Proyek Jalan Tol Banda Aceh-Sigli, Ini Pemicunya

Bahwa hari ini, oleh masyarakat Masjid Aswaja Lampanah dari lima desa sepakat untuk menutup sementara akses pembagunan proyek tol

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/HENDRI
Ratusan warga dari lima desa di Lampanah, Indrapuri menyegel lokasi proyek pembangunan jalan tol Banda Aceh-Sigli dengan membuat pagar berduri, Minggu (3/11/2019). 

Laporan Hendri I Aceh Besar

SERAMBINEWS.COM, ACEH BESAR - Ratusan warga dari lima desa di Lampanah, Indrapuri menyegel lokasi proyek pembangunan jalan tol Banda Aceh-Sigli dengan membuat pagar berduri, Minggu (3/11/2019).

Warga menyatakan tidak akan membuka segel berupa pagar menuju lokasi pembagunan selama ganti rugi lahan tanah wakaf yang tersisa milik lima desa senilai Rp 700 juta belum lunas.

Memperlihatkan tuntutan warga
Memperlihatkan tuntutan warga (SERAMBINEWS.COM/HENDRI)

Menurut informasi yang berhasil dihimpun penghentian paksa proyek itu dilakukan warga dengan aksi menutupi dan memagari lokasi tanah wakaf yang berada di tengah pembangunan jalan tol.

Mantan Keuchik Lampanah Seunom, Mahyar Zakhwan saat dihubungi mengatakan seluruh masyarakat turun untuk menutup sementara akses jalan pembagunan jalan tol.

BPKD Aceh Besar Bidik Pajak Galian C Proyek Jalan Tol Ruas Sigli - Banda Aceh, Ini Besarannya

Sengketa Tanah Jalan Tol Selesai, MA dan PN Jantho Tolak Gugatan Pemilik

BPN Tuntaskan Lahan Jalan Tol, Tahun Ini Diupayakan Selesai

Sebab, katanya, pihak pelaksana proyek tak kunjung memberikan kepastian penggantian ganti rugi lahan wakaf milik lima desa dengan luas 7.000 meter yang terkena dampak proyek tersebut.

"Bahwa hari ini, oleh masyarakat Masjid Aswaja Lampanah dari lima desa sepakat untuk menutup sementara akses pembagunan proyek tol, disebakan karena ada tiga porsil tanah wakaf milik Masjid Aswaja Lampanah belum terbayar, dengan harga lebih kurang Rp 700 juta dengan tiga titik lokasi tanah," katanya.

Oleh sebab itu, katanya warga sepakat untuk menutup akses sampai tanah wakaf milik lima desa memiliki kejelasan pembayaran.

Ratusan warga dari lima desa di Lampanah, Indrapuri menyegel lokasi proyek pembangunan jalan tol Banda Aceh-Sigli dengan membuat pagar berduri, Minggu (3/11/2019).
Ratusan warga dari lima desa di Lampanah, Indrapuri menyegel lokasi proyek pembangunan jalan tol Banda Aceh-Sigli dengan membuat pagar berduri, Minggu (3/11/2019). (SERAMBINEWS.COM/HENDRI)

"Sementara tanah masyarakat yang terdampak proyek sudah terbayar semua. Kami ambil kesimpulan untuk menutup akses. Karena sebelumnya, pihak masyarakat sudah tujuh kali duduk membahas persoalan ini, namun masih tertahan dan hingga kini belum ada titik temu untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Jadi panitia pembebasan lahan akan menutup akses hingga benar-benar selesai," sebutnya.

Tuntutan warga
Tuntutan warga (SERAMBINEWS.COM/HENDRI)

Presiden Jokowi merealisasikan komitmennya membangun infrastruktur jalan tol Tol Sigli-Banda Aceh sepanjang 74 kilometer, Jumat (14/12/2018).

Peresmian ini ditandai dengan Groundbreaking di Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh, Jumat (14/12/2018).

Begitu sirine berbunyi, operator bekerja dan mulai melakukan pekerjaan.

"Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, sore hari ini kita laksanakan groundbreaking pembangunan jalan tol ruas Banda Aceh-Sigli sepanjang 74 kilometer," kata Jokowi dalam sambutannya.

Menurutnya, jalan tol pertama di Aceh tersebut akan terhubung hingga ke Bakauheni, Lampung.

Pembangunan jalan tol tersebut merupakan komitmen pemerintah membangun infrastruktur untuk mewujudkan pemerataan kesejahteraan dan peningkatan daya saing bangsa, seperti dilansir Kemen PUPR.

Dengan biaya konstruksi Rp 8,99 triliun, tol yang juga merupakan Proyek Strategis Nasional ini ditargetkan selesai dibangun pada akhir tahun 2021.

Tol ini terbagi dalam 6 seksi yaitu Sp Baitussalam-Kutobaro (5 km), Kutobaro-Blang Bintang (8 km), Blang Bintang-Indrapuri (13 km), Indrapuri-Jantho (16 km), Jantho-Seulimeum (6 km), dan Seulimeum-Padang Tiji (26 km).

Selain mempersingkat waktu tempuh antar daerah serta memecah kepadatan lalu lintas, keberadaan jalan tol akan menunjang pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah setempat.

 Untuk kawasan Sigli, proyek Jalan Tol Sigli - Banda Aceh akan melalui 15 desa di Kecamatan Padang Tiji, Pidie.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Tol Sigli-Banda Aceh telah mencatat nama 15 desa di kecamatan tersebut, yang nantinya akan dibayar ganti rugi tanah akibat terkena proyek raksasa itu.

PPK Jalan Tol Sigli-Banda Aceh, Alfi, kepada Serambinews.com, Kamis (5/10/2017) mengatakan, 15 gampong yang terkena dalam proyek pembangunan jalan tol Sigli- Banda Aceh.

Adalah Desa Suyo Paloh, Kreep, Pulo Agu, Pante Cermen, Aron Beunet, Blang Geulidieng dan Glumpang Geulidieng.

Lalu, Desa Jurong Anoe Paloh, Capa Paloh, Balee Paloh, Jurong Gampong Cot, Teungeh Drien, Meukee Gogo, Gampong Cut dan Teungoh Peudaya. Sementara pemilik tanah berjumlah sekitar 430 orang.

Tanah yang dibeli dari warga bukan untuk diambil, melainkan digunakan untuk dilalui jalan tol.

"Untuk itu, masyarakat Padang Tiji harus bersedia memberikan tanah untuk proyek tersebut dan tetap dibayar," tukas Alfi usai mengikuti konsultasi publik pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol Sigli-Banda Aceh di Yayasan Minaraya, Padang Tiji, kemarin.

Lanjutnya, letak jalan tol di kaki bukit dengan lebar jalan 60 hingga 80 meter.

Pada kanan kiri jalan tol juga akan dipasang pagar. Dengan hadirnya jalan tol bisa mempercepat transportasi, terutama dalam mengantar barang.(h)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved