Berita Internasional
Limbah Makanan Hasilkan Gas Rumah Kaca Ketiga Terbesar, Ini yang Dilakukan PBB
Sebagai industri paling berpolusi kedua di dunia, produksi sepasang jeans melepaskan jumlah polusi yang sama dengan perjalanan mobil sejauh 80 mil.
SERAMBINEWS.COM, ANKARA - Limbah makanan akan menjadi penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga, ujar seorang pejabat PBB.
"Sepertiga dari semua makanan yang kita konsumsi - yaitu 1,3 miliar ton per tahun - hilang atau terbuang," kata Ovais Sarmad, wakil sekretaris eksekutif Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), pada Jumat di hari kedua International Zero Waste Summit di Istanbul.
Selama musim panas tahun ini - musim terpanas yang pernah tercatat - sekitar 179 miliar ton es mencair pada Juli, kata Sarmad.
"Kami memiliki periode waktu yang sangat singkat untuk mengatasi ancaman perubahan iklim yang semakin meningkat," ujar Sarmad.
Dia menekankan, bahwa perubahan iklim menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup masyarakat.
Menurut dia, ada hubungan langsung antara limbah dan perubahan iklim.
Para ilmuwan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), “telah mengindikasikan dan membuktikan bahwa 3 persen dari emisi global secara langsung dikaitkan dengan pengelolaan limbah.
“Tiga persen mungkin tidak terlihat seperti jumlah yang besar, tetapi dampaknya sangat besar," ujar dia.
Limbah, kata dia, sangat mudah dihasilkan oleh masyarakat, mulai di rumah, kantor dan industri.
Dia mengatakan dunia harus mulai gerakan yang bisa mengurangi produksi 2,1 miliar ton limbah per tahun.
Menurut dia, salah satu peluang untuk mengurangi limbah adalah menggunakan kembali dan mendaur ulang sumber daya agar memiliki manfaat ekonomi dan sosial.
"Potensi ekonomi daur ulang dan konsep nol limbah bisa membantu kami mengatasi banyak tantangan," ujar dia, menambahkan limbah daur ulang dapat menghasilkan jutaan dolar.
'Langkah nol limbah Turki sangat penting'
Sarman memuji proyek zero waste pemerintah Turki, yang dipimpin oleh ibu negara Emine Erdogan.
Menurut dia aturan pemerintah Turki tentang zero waste adalah langkah "sangat penting yang menggerakkannya menuju tujuan dan pertumbuhan pembangunan berkelanjutan.”