Balee Saudagar Aceh
Tingkatkan Ekspor, Aceh Butuh Pelabuhan Berkapasitas Besar
Aceh butuh pelabuhan berkapasitas besar agar mampu mengirimkan komoditas terbaiknya dalam jumlah besar ke luar negeri.
Kalau ongkos angkut Rp 250 per kilogram, maka satu tahun kita mengalami kerugian Rp 2 triliun. Itu baru untuk satu komoditas, belum bicara kopi, pinang, dan karet," jelas Makmur.
Belum lagi dampak lainnya yang ditimbulkan dari pengangkutan komoditas itu via darat ke Medan. Menurut Makmur, hal itu mengakibatkan kerusakan jalan Aceh yang cukup parah setiap tahunnya.
"Alhasil setiap tahun kita harus memperbaiki jalan yang rusak akibat pengangkutan besar-besaran ke Medan. Untuk diketahui, biaya perbaikan jalan ini mencapai triliunan rupiah. Jadi dampaknya sangat besar," ungkapnya.
Selain infrastruktur, Kadin Aceh juga menyoroti tentang pemberdayaan UMKM di daerah. Kadin meminta BUMN untuk memberikan porsi yang lebih besar kepada pengusaha lokal dan membatasi kegiatan untuk anak perusahaan BUMN itu sendiri.
Dengan demikian, 'Nawacita' Presiden RI Joko Widodo untuk menggerakkan UMKM di daerah bisa terwujud.
"Kami berharap dengan munculnya Erick Thohir sebagai Menteri BUMN yang baru, dapat mewujudkan nawacita Presiden yaitu memotong hambatan-hambatan UMKM.
Kalau seandainya BUMN masih melakukan monopoli proyek strategis nasional (PSN), nantinya keinginan presiden itu tidak akan terjadi," ucap Makmur.
Menurutnya, selama ini keterlibatan BUMN beserta 'anak cucunya' di PSN sangat dominan. Sementara lokal mendapatkan porsi yang sangat kecil, padahal memiliki kapasitas yang cukup untuk bersanding dengan BUMN.
"Jadi hampir semua PSN dimonopoli secara besar-besaran oleh BUMN, sehingga kesempatan UKM untuk berkembang tidak ada. Padahal UKM adalah sektor yang dapat menahan resesi (kelesuan dalam kegiatan dagang)," timpalnya.
Kadin Aceh sangat mengapresiasi langkah-langkah dan kebijakan Gubernur Aceh dalam memberdayakan UMKM di Aceh selama ini, termasuk mempermudah akses ke perbankan.
"Begitu juga dengan imbauan agar memakai produk UMKM di tempat meeting, hotel, maupun tempat keramaian lainnya. Semoga defisit neraca perdagangan secara bertahap bisa teratasi, dan UKM-UKM baru bisa tumbuh merata di seluruh Aceh," harapnya.
Di samping itu, Kadin Aceh berharap pemerintah dan dunia usaha dapat memprioritaskan tenaga kerja yang merupakan putra-putri Aceh dalam rekrutmen karyawan.
"Kita juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi digitalisasi yang terus berkembang. Kita dituntut cukup kreatif, komunikatif, dan mampu menganalisa semua persoalan," pungkas Makmur. (*)