Ribuan Babi di Sumatera Utara Mati Akibat Terjangkit Virus Hog Cholera, Bisakah Menular ke Manusia?
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara Azhar Harahap mengatakan, virus hog cholera menyebar dengan cepat pada babi ternak.
Tanda-tanda lain agak bervariasi, mulai dari hilang nafsu makan, depresi, mata memerah dan kering, muntah, diare, batuk, hingga sulit bernapas.
Pada babi yang memiliki warna terang, biasanya akan nampak ruam kulit. Selain itu, selaput lendir dan tengggorokan dapat meradang, hingga mengalami leukopenia (rendahnya jumlah sel darah putih) parah.
Lama kelamaan babi lebih banyak berbaring dan enggan bergerak. Terkadang, babi akan berjalan dengan cara yang aneh, yakni punggung melengkung. Jika sudah parah, babi tak bisa bangkit, koma, dan akhirnya mati.
Penanganan
Pemberian vaksin anti babi kolera pada tahap awal muncul gejala mungkin dapat efektif membantu, tapi sedikit yang pulih.
Kematian babi karena babi kolera bisa terjadi dalam hitungan hari.
Penyebaran
Penyakit babi kolera banyak muncul di Eropa, Asia, Amerika Latin, hingga Afrika.
Untuk Amerika Serikat, negara itu sudah bebas dari penyakit babi kolera.
• Istri Minggat Bareng Teman Facebook, Suami Temukan Kain Putih Berisi Tanah Kuburan di Tumpukan Baju

Seekor bangkai babi melintas di Sungai Bedagai, di Kecamatan Tanjung Beringin, Serdang Bedagai, Jumat pagi tadi (8/11/2019). Warga mengeluhkan karena baunya menyengat. Di Serdang Bedagai, sudah ada 500 ekor babi yang mati dari total populasi 31.000 ekor.Kompas.com/Dewantoro
Bila ada wabah penyakit babi kolera, wajib untuk dilaporkan. Sementara itu, hewan yang terinfeksi babi wajib disembelih dan kawasan hewan yang sakit seharusnya dikarantina.
Kontrol utama penyakit babi kolera bisa dilakukan dengan cara vaksinasi.
Apakah bisa menginfeksi manusia?
Untuk diketahui, hog cholera tidak menginfeksi manusia dan tidak akan berbahaya jika dagingnya dikonsumsi kita.
"Aman, tidak bahaya bagi manusia," ungkap Azhar.