Bangkai Babi di Sungai Subulussalam
Kadis LHK Subulussalam Segera Koordinasikan Masalah Dampak Bangkai Babi di Sungai Souraya
”Saya sudah panggil kabid dan kasie yang menangani masalah lingkungan ini untuk membahas,” kata Kadis LHK Subulussalam, Syafrianda SHut
Penulis: Khalidin | Editor: Nurul Hayati
Nantinya, lanjut Masyhuri juga akan ada koordinasi dengan pihak Dinkes Subulussalam.
Tapi yang menjadi leading sektornya adalah Dinas Peternakan bagian Keswan.
Dinkes, kata Masyhuri akan memberikan sosialisasi dan informasi.
Seputar medis dampak jika memang hewan terkait terpapar virus korela.
• Fiesta Panen Kopi di Bener Meriah Adakan Berbagai Lomba
Seperti diberitakan, masyarakat Kota Subulussalam mulai dihebohkan dengan banyaknya bangkai babi hanyut di Sungai Souraya.
Peristiwa tersebut terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Pasalnya, berat dugaan bangkai babi tersebut mati akibat terpapar penyakit kolera.
”Sudah beberapa hari ini banyak bangkai babi yang hanyut di sungai Souraya,” kata Andong Maha, salah seorang warga asal Desa Sigrun, Kecamatan Sultan Daulat, kepada Serambinews.com, Kamis (14/11/2019)
Kabar terkini soal bangkai babi yang hanyut di Sungai Souraya, videonya diposting di akun facebook salah seorang warga Subulussalam.
Dalam video 1.24 menit tersebut, kondisi sungai Souraya tampak keruh dan menguning.
Video kiriman warga ini diabadikan dari atas jembatan Gelombang atau penghubung Desa Suka Maju dengan Sigrun.
“Itu kiriman teman saya, kejadian di Gelombang,” kata Yathie, pemilik akun facebook yang memposting bangkai babi hanyut di sungai.
Dalam video, warga tampak heboh menyaksikan banyaknya bangkai babi hanyut di sungai yang membelah Desa Suka Maju dengan Sigrun ini.
Warga menyatakan, bangkai babi berwarna putih tersebut sudah busuk.
Warga pun meyakini, jika babi yang mati merupakan ternak.