Bangkai Babi di Sungai Subulussalam

Kadis LHK Subulussalam Segera Koordinasikan Masalah Dampak Bangkai Babi di Sungai Souraya

”Saya sudah panggil kabid dan kasie yang menangani masalah lingkungan ini untuk membahas,” kata Kadis LHK Subulussalam, Syafrianda SHut

Penulis: Khalidin | Editor: Nurul Hayati
CAPTURE VIDEO DARI FACEBOOK YHATIE SHIBASHOP SUBULUSSALAM
Foto bangkai babi di sungai Souraya Subulussalam. 

Bukan babi hutan.

Sebab, warna babi hutan biasa hitam.

Sedangkan ternak putih.

Lintas Pegasing-Celala Ditutup, Tertimbun Material Longsor

”Ini kami yakini babi ternak dan diduga sudah terpapar kolera,” tambah Andong.

Menurut Andong, kejadian bangkai babi hanyut tersebut sudah berlangsung hampir seminggu terakhir.

Namun bangkai babi yang hanyut tidak sekaligus atau terjadi interval beberapa jam.

Dikatakan, bisa saja dalam beberapa menit hanyut lima ekor bangkai babi.

Lalu beberapa jam kemudian hanyut lagi beberapa ekor.

Beberapa bangkai babi dewasa bahkan telah busuk dan pecah.

Ada pula bangkai babi yang tersangkut di jaring para nelayan tradisional di sungai Souraya itu.

Intinya, kata Andong, setiap hari ada saja bangkai babi yang hanyut.

Sehingga warga menduga kuat kalau hal tersebut disebabkan virus kolera.

Informasi terakhir, bangkai babi ditemukan di sekitar Jembatan Desa Dah, Kecamatan Rundeng, Kamis (14/11/2019) sekitar pukul 09.30 WIB tadi.

Sementara masyarakat Subulussalam, juga mulai saling berkabar.

Agar sementara waktu tidak mengonsumsi ikan air tawar.

Jadi Pemulung karena Kapalnya Leyap, Pria Ini Kaya Mendadak Setelah Temukan Ini di Tempat sampah

Sebenarnya, sebagian masyarakat yang berada di bantaran Sungai Souraya atau DAS sebenarnya mengonsumsi air tersebut.

Imbauan jangan makan ikan sementara mengemuka di dunia maya atau media sosial facebook.

Camat Rundeng, Irwan Faisal yang dihubungi Serambinews.com, membenarkan wilayahnya juga ditemukan bangkai babi yang hanyut.

Namun jumlah bangkai babi yang hanyut tersebut tidak sekaligus.

Terkadang kata Faisal, ada lima ekor bangkai babi hanyut.

Kondisi sungai Souraya yang melintas di Kecamatan Rundeng saat ini dalam keadaan keruh dan menguning.

“Di Rundeng juga ada bangkai babi yang hanyut. Kadang lima ekor, gak menentu," ujar Faisal yang berjanji akan mengimbau warganya untuk tidak mengonsumsi air sungai.

 Sungai Souraya yang membentang membelah sebagian besar Kota Subulussalam hingga ke Kabupaten Aceh Singkil ini, behulu di Aceh Tenggara atau sering disebut sungai Alas. 

Selain itu, beberapa kawasan Dairi, Sumatera Utara juga terkoneksi ke Sungai Souraya.

Termasuk sungai kecil atau kali yang ada di sana.

Ini dibuktikan, kejadian akhir 2018 lalu di mana korban banjir bandang dua desa di Kecamatan Silima Pungga-punga, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara hanyut ke sungai Souraya.

Karenanya, bangkai babi yang hanyut ini diduga berasal dari Kabupaten Dairi atau lainnya. (*)

Begini Cara Tiga Bocah yang Jadi Tersangka Pemerasan dengan Ancaman Beraksi di Lhokseumawe

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved