Bangkai Babi di Sungai Subulussalam
Terkait Bangkai Babi Hanyut di Sungai Souraya, Ini Bahaya Kesehatan Menurut dr Sarifin Usman Kombih
”Karena banyak kuman penyakit dari proses pembusukan bangkai babi tadi di air sungai, sementara masyarakat kita bukan hanya menggunakan air sungai
Penulis: Khalidin | Editor: Nurul Hayati
Sebab, dengan banyaknya bangkai babi yang dibuang ke sungai, dikhawatirkan menimbulkan berbagai macam penyakit terhadap masyarakat.
Seperti diare, disentri, dan lainnya.
”Karena banyak kuman penyakit dari proses pembusukan bangkai babi tadi di air sungai, sementara masyarakat kita bukan hanya menggunakan air sungai untuk mandi dan mencuci tapi dikonsumsi. Air yang tercemar juga bisa buat gatal-gatal,” papar Sarifin.
Sungai Souraya yang membentang membelah sebagian besar Kota Subulussalam hingga ke Kabupaten Aceh Singkil ini berulu di Aceh Tenggara atau sering disebut sungai Alas.
Selain itu, beberapa kawasan Dairi, Sumatera Utara juga terkoneksi ke Sungai Souraya.
Termasuk sungai kecil atau kali yang ada di sana.
Ini dibuktikan kejadi akhir 2018 lalu, di mana korban banjir bandang dua desa di Kecamatan Silima Pungga-punga, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara hanyut ke sungai Souraya.
Karenanya, bangkai babi yang hanyut ini diduga berasal dari Kabupaten Dairi atau lainnya.
Sekadar informasi, Sungai Souraya yang membentang di sepanjang Kota Subulussalam bukan sekadar tempat mencari ikan bagi masyarakat setempat.
Ada ribuan masyarakat yang bermukim di sepanjang Sungai Souraya.
Selama ini mereka memanfaatkan airnya sebagai mandi, mencuci, bahkan untuk konsumsi.
Apalagi bagi masyarakat yang berada di permukiman desa.
Nyaris tak memiliki sumur.
Sehingga sungai menjadi satu-satunya andalan mereka untuk kebutuhan sehari-hari.
Sehingga dengan bangkai babi yang banyak hanyut di sungai, menimbulkan kecemasan bagi masyarakat di Daerah Aliran Sungai (DAS). (*)