Berita Subulussalam
Dampak Ratusan Bangkai Babi Hanyut di Sungai Souraya, Warga Subulussalam Takut Makan Ikan
Dampak ratusan bangkai babi yang hanyut di sungai Souraya, Kota Subulussalam dalam beberapa hari terakhir mulai terasa. Buktinya, kini banyak warga...
Penulis: Khalidin | Editor: Jalimin
Dalam video 1.24 menit tersebut kondisi sungai Souraya tampak keruh dan menguning. Video kiriman warga ini diabadikan dari atas jembatan Gelombang atau penghubung Desa Suka Maju dengan Sigrun. “Itu kiriman teman saya, kejadian di Gelombang,” kata Yathie, pemilik akun facebook yang memposting bangkai babi hanyut di sungai.
Dalam video warga tampak heboh menyaksikan banyaknya bangkai babi hanyut di sungai yang membelah Desa Suka Maju dengan Sigrun ini. Warga menyatakan bangkai babi berwarna putih tersebut sudah busuk. Warga pun meyakini jika babi yang mati merupakan ternak bukan babi hutan. Sebab, warna babi hutan biasa hitam sedangkan ternak putih.
”Ini kami yakini babi ternak dan diduga sudah terpapar kolera,” tambah Andong
• Galacticos Peusangan Raya Bireuen Kalahkan Juara Liga Santri, Jelang Liga 3 Regional Sumatera
Menurut Andong kejadian bangkai babi hanyut tersebut sudah berlangsung hampir seminggu terakhir. Namun bangkai babi yang hanyut tidak sekaligus atau terjadi interval beberapa jam.
Dikatakan, bisa saja dalam beberapa menit hanyut lima ekor bangkai babi lalu beberapa jam kemudian hanyut lagi beberapa ekor. Beberapa bangkai babi dewasa bahkan telah busuk dan pecah. Ada pula bangkai babi yang tersangkut di jarring para nelayan tradisional di sungai Souraya itu.
Intinya, kata Andong, setiap hari ada saja bangkai babi yang hanyut sehingga warga menduka kuat kalau hal tersebut disebabkan virus kolera.
Sementara masyarakat Subulussalam juga mulai saling berkabar agar sementara waktu tidak mengonsumsi ikan air tawar. Selain itu, sebagian masyarakat yang berada di bantaran Sungai Souraya atau DAS sebenarnya mengonsumsi air tersebut. Imbauan jangan makan ikan sementara mengemuka di dunia maya atau media sosial facebook.
• Oknum Perwira Polisi Pacari 2 Wanita Bersuami, Korban Pasrah Diajak Bercinta Tiga Kali di Hotel
Camat Rundeng, Irwan Faisal yang dihubungi Serambinews.com, membenarkan wilayahnya juga ditemukan bangkai babi yang hanyut. Namun jumlah bangkai babi yng hanyut tersebut tidak sekaligus. Terkadang kata Faisal, ada lima ekor bangkai babi hanyut. Kondisi sungai Souraya yang melintas di Kecamatan Rundeng saat ini dalam keadaan keruh dan menguning.
“Di Rundeng juga ada bangkai babi yang hanyut. Kadang lima ekor, gak menentu," ujar Faisal yang berjanji akan mengimbau warganya untuk tidak mengonsumsi air sungai.
Sementara Dinas Kesehatan Kota Subulussalam belum dapat memberikan statemen atau kesimpulan seputar medis menyangkut dengan banyaknya bangkai babi yang hanyut di Sungai Souraya dalam beberapa hari terakhir.
”Kami belum bisa memberikan keterangan soal dampak kesehatannya,” Kepala Dinas Kesehatan Kota Subulussalam, Masyhuri SKM.
• Laporan Kinerja dan Keuangan Kemenag Aceh Zero Temuan, Tim Balitbang Turun ke Aceh
Masyhuri mengaku pihaknya belum mendapat kabar soal bangkai babi yang diduga kuat terpapar virus kolera hanyut ke Sungai Souraya yang membelah Kota Subulussalam. Namun demikian, kata Masyhuri jika ini yang terjadi maka harus ada dinas terkait turun ke lokasi mengecek.
Adalah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Subulussalam yang berkapasitas dalam mengecek kondisi air sungai apakah tercemar atau tidak.
Dikatakan, sejatinya pihak DLHK turun ke lokasi mengecek sample air lalu diuji laboratorium. Bisa saja, kata Masyuhuri saat turun DLHK mengajak tim Dinkes Kota Subulussalam. Nah, hasil pengecekan ini dilaporkan ke Dinkes Subulussalam.
”Hasil pengecekan sample air ini nanti kami berikan rekomendasi dampak atau penyakit yang ditimbulkan. Jadi, yang berwenang turun mengecek itu DLHK. Kami belum dapat memberikan informasi seputar medis sebelum pihak lingkungan mengecek apakah sudah tercemar atau bagaimana,” terang Masyhuri
• Aceh Besar Terima Dana Intensif Daerah Terbesar di Aceh dan Sumatera