Liputan Eksklusif
Nova: Berat Kerja Sendiri, yang Bisa Saya Harapkan Pak Irwandi Segera Bebas
Bekerja sendiri ‘menakhodai’ pemerintahan tampaknya bukanlah tugas mudah bagi Nova Iriansyah. Sudah setahun lima bulan sejak Irwandi Yusuf
Nova: Saya Berat Kerja Sendiri, yang Bisa Saya Harapkan Pak Irwandi Segera Bebas
BANDA ACEH - Bekerja sendiri ‘menakhodai’ pemerintahan tampaknya bukanlah tugas mudah bagi Nova Iriansyah.
Sudah setahun lima bulan sejak Irwandi Yusuf ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nova menjadi ‘single parent’ masyarakat Aceh. Berbagai persoalan kerap dihadapinya sendirian.
Meski tetap teguh menjalani tugasnya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, namun Nova tentu punya batasan-batasan sehingga ikhtiarnya untuk mewujudkan ‘Aceh Hebat’ tidak semuanya berjalan maksimal.
Nova mengaku, berat bekerja sendirian.
Hal itu dikemukakan Nova saat berkunjung ke Kantor Harian Serambi Indonesia di Meunasah Manyang PA, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Senin (18/11/2019).
Nova dan sejumlah kepala SKPA berkunjung dalam rangka silaturahmi dan juga sebagai kunjungan balasan atas kunjungan tim Serambi ke kediamannya beberapa waktu lalu.
• BREAKING NEWS – Irwandi Yusuf Divonis 7 Tahun Penjara, Hendri Yuzal 4 Tahun, T Saiful Bahri 5 Tahun
• Salam Komando Irwandi Yusuf dan Darwati A Gani, ‘Kita Lawan Ketidakadilan Ini’
• Dari Gatot Pujo Nugroho hingga Irwandi Yusuf, Ini Empat Gubernur yang Dijerat KPK Sejak 2017
Kurang lebih, selama 12 menit menjelang berakhir pertemuan Nova mencurahkan isi hatinya.
Mungkin dia juga tak menyangka Serambi bakal mengajukan pertanyaan tersebut.
Sebab, sepanjang pertemuan, Nova menjelaskan berbagai program, capaian, dan kendala-kendala yang dihadapi Pemerintah Aceh selama ini.
Nova menjawab pertanyaan itu dengan lugas dan detail. Meski demikian, awalnya dia sempat mengaku khawatir mengeluarkan pernyataan tersebut.
“Saya agak khawatir mengeluarkan statemen ini, karena mungkin orang cenderung nggak percaya. Tapi terserah mau percaya atau tidak, ya ini perlu saya jawab,” ujarnya.
Nova mengaku, berat bekerja seorang diri setelah Irwandi Yusuf ditangkap KPK.
Oleh sebab itu, saat ia melantik Sekda Aceh beberapa waktu lalu, dia meminta Sekda Aceh setidaknya bisa mengganti tugas-tugas Wakil Gubernur Aceh yang kini kosong.
“Berat saya kerja sendiri. Ini saya ngomong berbasis ketidakmampuan saya sendirian, yang jelas (kerja) sendiri boleh dibilang sangat berat,” ungkap Nova yang kemudian terdiam.
• VIDEO - Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah Silaturrahmi ke Serambi Indonesia
• Tepis Isu Negatif dan Fitnah, Ratusan Relawan Irwandi-Nova Keluarkan Pernyataan Sikap, Begini Isinya
• Aceh Worlds Best Halal Cultural Tourism Destination, Nova: Warga Jawa Barat Perlu Melihatnya
Lantas, apakah Nova sekarang berharap segera mempunyai wakil gubernur? Terkait hal ini, ia mengatakan bahwa itu sama saja dengan melangkahi ketentuan Allah SWT.
“Bagaimana saya berharap punya wakil? Saya saja belum definitif, kasus Pak Irwandi saja belum incrah. Itu kan mendahului ketentuan Allah namanya,” tegasnya.
Oleh karena itu, Nova mengharapkan Irwandi Yusuf bisa segera bebas dan kembali ke Aceh.
Dia mengatakan, ini merupakan harapan yang paling realistis atau rasional ketimbang mengharapkan memiliki wakil gubernur pengganti.
“Yang bisa saya harapkan, Pak Irwandi itu segera bebas, itu lebih dekat harapan saya ketimbang berharap wakil. Karena wakil itu prosesnya kasus Pak Irwandi incrah dulu, kemudian saya definitif dulu, lalu diajukan dulu, kesepakatan partai pengusung, kan jauh sekali masih prosesnya,” ujarnya.
Nova juga mengaku rindu kepada Irwandi karena ia mengaku memang memiliki hubungan yang terbilang akrab dengan Irwandi.
“Rindu pasti rindu. Kawan-kawan tahu hubungan saya dengan Pak Irwandi. Kami saling ledek saja kalau ketemu, saya nggak segan-segan ledek dia, dia juga begitu. Setahun itu hubungan kami mencair saja,” ungkap Plt Gubernur Aceh ini.
Namun demikian, Nova mengaku jarang membesuk partnernya itu selama ditahan di rutan KPK, Jakarta.
Adalah peringatan KPK yang yang membuatnya tidak menjenguk.
“Saya harus membatasi. Saya diperingatkan KPK kalau mengunjungi beliau itu harus ada surat resmi dan surat resminya harus detil, tujuannya apa, barangnya apa saja yang dibawa, ada form yang harus diisi. Mungkin pak Irwand berkecil hati dan saya minta maaf,” ujarnya.
Luar Negeri
Akibat seorang diri menjalankan roda pemerintahan, Nova kerap dihadapi dengan situasi sulit, di mana ia dalam waktu bersamaan harus berada di dua tempat berbeda.
Alhasil, ia harus membatalkan kehadiran pada salah satu kegiatan tersebut.
Sebagai contoh, selama ini Nova ternyata kerap membatalkan perjalan dinasnya ke luar negeri karena beradu dengan agenda lain di Aceh dan di luar Aceh.
Berulang kali Nova harus membatalkan perjalanan dinasnya ke luar negeri, padahal itu sudah diagendakan jauh-jauh hari.
“Baru-baru ini ada berita (media) online (berjudul) ‘stop ke luar negeri’. Memang sudah saya stop kok. Saya dulu ke Pert batal, ke Rusia juga, Jepang dan Korea juga saya batalkan. Ke India ke depan ini juga saya batalkan, ke Turki juga, sudah berapa?” tanya Nova.
Pembatalan ke luar negeri itu katanya, bukan karena pengaruh berita, tetapi karena dirinya harus hadir dalam acara yang lebih penting di waktu bersamaan.
“Bukan karena digertak orang lalu saya takut kemudian nggak jadi pergi. Tapi karena saat itu ada tugas bersamaan yang tidak bisa saya tinggalkan, misalnya mau ke Canberra kemarin, ternyata saya harus menerima DIPA ke istana,” jelas Nova.
Contoh lainnya, saat Nova berencana berangkat ke Turki.
Sore itu dirinya sedang menunggu izin, begitu izin keluar, ternyata Ketua Umum PSSI Aceh, Nazir Adam SE MM meminta Nova untuk sama-sama ikut ke Bengkulu menyaksikan laga final tim sepak bola Aceh yang berhasil meraih medali emas.
“Pak Nazir Adam masuk beliau bilang ‘nyoe menyoe hana droneh final waktu ke bengkulu, sang hana paih pak. Harus neujak untuk semangat’. Saya pun terenyuh, kemudian saya bilang batalkan saja ke Turki, saya berangkat ke Bengkulu,” cerita Nova.
Dalam pertemuan kemarin, Nova juga menjelaskan berbagai hal yang selama ini telah dilakukan oleh Pemerintah Aceh.
Nova juga menegaskan bahwa dirinya tidak antikritik dan kerap mendengar saran dan kritikan dari berbagai lapisan masyarakat.
Kedatangan Nova ke Kantor Serambi kemarin disambut oleh Pemimpin Perusahaan, Mohd Din, Pemred, Zainal Arifin, Manager Newsroom, Bukhari M Ali, sejumlah editor dan wartawan.
Hadir mendampingi Plt Gubernur, Asisten I Setda Aceh, Dr M Jafar SH MHum, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Aceh, Marwan Nusuf B HSc MA, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto, dan dua Juru Bicara Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani dan Wiratmadinata.(dan)