Berita Bireuen
Memprihatinkan, Kondisi Jalan dan Jembatan di Desa Alue Gandai Peudada Bireuen, Begini Kondisinya
"Jika tidak segera diperbaiki, kami khawatirkan semua badan jalan akan terus rusak," kata Afrizal.
Penulis: Ferizal Hasan | Editor: Nur Nihayati
"Jika tidak segera diperbaiki, kami khawatirkan semua badan jalan akan terus rusak," kata Afrizal.
Laporan Ferizal Hasan I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Pasca banjir yang terjadi pada Minggu (17/11/2019), mengakibatkan jalan dan jembatan di Desa Alue Gandai yang tembus ke Desa Jaba dan Alue Kuta Kemukiman Pintoe Batee, Kecamatan Peudada Bireuen, rusak berat.
Kini kondisinya sangat memprihatinkan. Jalan yang menghubungkan beberapa desa tersebut, penuh lobang yang cukup besar dan satu jembatan kayu putus.
• Peneliti Sebut Racun Kalajengking Berpotensi Jadi Antibiotik Baru untuk Sembuhkan Penyakit
• Blangko E-KTP Kosong di Bireuen, Ikut Tes CPNS Bisa dengan Surat Keterangan Penduduk
• Dishub Aceh Besar Hanya Mampu Benahi 300 Lampu Jalan, Dari 1.000 Bola Lampu yang Rusak Per Tahun
Sekdes Alua Gandai, Afrizal SE kepada Serambinews.com, Rabu (20/11/2019) menyebutkan, jalan dan jembatan di desanya itu rusak akibat terguras banjir tiga hari lalu.
Kondisi tersebut perlu perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Bireuen untuk segera memperbaiki jalan dan jembatan yang rusak tersebut.
"Jika tidak segera diperbaiki, kami khawatirkan semua badan jalan akan terus rusak," kata Afrizal.

Begitu juga kondisi ruas jalan di Dusun Kubang Tujoh Desa Alue Gandai. Dua unit plat beton terjungkal diterjang banjir di dua lokasi di ruas jalan tersebut.
"Badan jalan sudah putus total tidak bisa dilalui lagi oleh masyarakat Alue Gandai dan sekitarnya," sebut Afrizal.
Katanya, pihaknya sudah pernah mencoba tangani secara darurat dengan dana Gampong melalui APBG, dengan cara memasang pohon kelapa, itupun nihil semuanya terjungkal kembali.
"Yang sangat kami sayangkan, saat ini saluran yang telah kami bangun Tahun 2018 beberapa meternya sudah amblas, bahkan tanah wargapun ikut terbawa banjir," sebut Sekdes.
Tambah Afrizal, dulu disekitar tersebut terdapat sungai kecil (alue), kini sudah menjadi sungai besar dan tidak bisa dilalui lagi oleh masyarakat.
Kondisi tersebut sangat mengganggu bagi kelangsungan hidup masyarakat dalam mencari nafkah sehari -hari untuk keluarga mereka.
Karena mayoritas warga Alue Gandai dan sekitarnya, bergantung hidup dari hasil pertanian dan perkebunan.
Kata Afrizal, kerusakan jalan, jembatan dan saluran tersebut tidak bisa ditangani dengan APBG, karena keterbatasan anggaran.
"Kami sangat mengharap bantuan Pemkab Bireuen atau dinas terkait, agar kerusakan fasilitas publik akibat bencana alam banjir tersebut dengan ccepat ditangani," harap Afrizal. (*)