Gajah Obrak Abrik Rumah Warga
Terkait Konfik Gajah di Bener Meriah, BKSDA Aceh: Kami Sudah Bekerja Maksimal
“Tim CRU Das Peusangan, sudah berupaya melakukan penggiringan secara manual menggunakan mercon selama enam hari. Namun kawanan gajah liar itu belum b
Penulis: Budi Fatria | Editor: Nurul Hayati
“Tim CRU Das Peusangan, sudah berupaya melakukan penggiringan secara manual menggunakan mercon selama enam hari. Namun kawanan gajah liar itu belum perpindah dari perkampungan warga,” terang Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh, Kamarudzaman kepada Serambinews.com, Rabu (20/11/2019) sore.
Laporan Budi Fatria | Bener Meriah
SERAMBINEWS.COM, REDELONG – Terkait konflik gajah liar di Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam, (BKSDA) Aceh mengaku, sudah maksimal bekerja.
Dalam menangani konflik gajah dengan manusia di kawasan itu.
“Tim CRU Das Peusangan, sudah berupaya melakukan penggiringan secara manual menggunakan mercon selama enam hari. Namun kawanan gajah liar itu belum perpindah dari perkampungan warga,” terang Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh, Kamarudzaman kepada Serambinews.com, Rabu (20/11/2019) sore.
Ia menambahkan, pihak masyarakat mengharapkan dilakukan penggiringan menggunakan gajah jinak.
Hewan dilindungi tersebut dipekirakan berjumlah 35 ekor.
Terpisah menjadi dua kelompok.
• Ruang Rawat Inap Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Sempit dan Digabung dengan IGD, Ini Kata Kadiskes
“Kelompok pertama berjumlah 17 ekor dan kelompok kedua berjumlah 13 ekor,” ujarnya.
Lanjutnya, info terakhir dari kelompok gajah tersebut, tadi malam berada di seputaran Dusun Blang Betona.
Kelompok gajah tersebut berkeliaran di perkampungan warga Rimba Raya di beberapa dusun.
Terkait permintaan penggiringan menggunakan gajah jinak, pihak BKSD Aceh menurut Kamarudzaman, sekarang ini masih dikomunikasikan.
Karena sekarang ini konflik gajah terjadi di beberapa kabupaten di Aceh.
Diberitakan sebelumnya, terkait konflik gajah liar di Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, hingga kini belum ada solusi yang permanen.
Konflik itu sudah berlangsung selama delapan tahun hingga kini.
Sudah belasan rumah warga dirusak gajah liar.
Selain itu seratusan hektar kebun milik masyarakat juga dirusak hewan dilindungi tersebut.
• Aceh Tamiang Bebas Bangkai Babi, Ikan Aman Dikonsumsi
Bupati Bener Meriah, Tgk H Sarkawi ikut angkat bicara.
Mengenai konflik gajah dengan warganya.
"Pimpinan BKSDA jangan hanya tidur saja, turun ke lapangan. Bukan hanya petugas CRU yang tidak punya kewenangan apa pun," ujar Abuya Sarkawi dengan nada tinggi kepada wartawan, Rabu (20/11/200).
Abuya Sarkawi juga menambahkan, Pemerintah Bener Meriah telah menghabiskan dana miliaran untuk menangani amukan gajah ini.
Sementara kata Abuya Sarkawi, ini masalah antar kabupaten, kehutanan, konservasi dan sumber daya alam.
Menurutnya, ini bukan ranah kabupaten.
Tapi ranah BKSDA.
"Jangankan menangani, bertanya saja tidak ke pemerintah kabupaten," tutupnya. (*)
• Soal Upaya Penegerian UGP Takengon, Menunggu Surat Balasan dari Mensesneg