Berita Pidie

Gerakan Alumni Mengabdi Diluncurkan di MIN 38 Cot Glumpang Pidie

Gerakan alumni mengabdi untuk guru ini untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi guru, yang dilakukan alumni tanpa dipungut biaya.

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Gerakan alumni mengabdi untuk gurunya diluncurkan di MIN 38 Cot Glumpang, Kecamatan Glumpang Baro, Pidie, Minggu (24/11/2019) 

Laporan Muhammad Nazar | Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Gerakan alumni mengabdi untuk guru diluncurkan di MIN 38 Cot Glumpang, Kecamatan Glumpang Baro, Pidie, Minggu (24/11/2019). 

Kegiatan tersebut untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi guru, yang dilakukan alumni untuk gurunya tanpa dipungut biaya. 

Pemerintah minim dana dan butuh waktu puluhan tahun untuk mencetak guru berkwalitas dan kompetensi pedagogik

" Gerakan alumni mengabdi untuk guru diluncurkan, yang momennya dilakukan menyambut hari guru. Namun, kegiatan tersebut akan dilaksanakan secara terus menerus," kata Pembina Yayasan Pionir Nusantara Aceh, DR Anas Adam MPd, kepada Serambi, Minggu (24/11/2019).

Menurutnya, kegiatan tersebut untuk memancing madrasah maupun sekolah untuk memberdayakan alumni, guna membantu gurunya. 

Guru yang diberikan materi oleh alumni, tidak mesti guru yang pernah memberikan ilmu kepadanya. Akan tetapi, semua guru di madrasah atau sekolah sebagai tempat bagi alumni mengenyam pendidikan pada masa lalu. 

"Seperti saya, guru saya telah pensiun dan meninggal. Tapi, saya akan mengajar guru tempat saya bersekolah dahulu," jelasnya.

Ia menyebutkan, saat ini guru muda yang tersebar di madrasah dan sekolah, yang pemerintah sendiri belum mampu meningkatkan kwalitas dan kompetensi guru seluruhnya. 

Akibat faktor dana yang terbatas dan waktu. Jika guru tersebut diberikan pelatihan yang akan membutuhkan waktu puluhan tahun. 

Tak hanya itu, jika semua guru ditarik untuk mengikuti pelatihan, otomatis guru tersebut akan meninggalkan anak didiknya akan telantar di sekolah. 

"Makanya, kita cari alternatif lain, di mana guru bisa belajar dengan tidak mengganggu aktivitasnya, dengan membedayakan alumni," ujarnya.

Ia menjelaskan, selama ini pelatihan diberikan pemerintah, dinilainya terlalu banyak seremonial. Juga materi yang disampaikan bercabang dan berkembang.

"Misalnya guru SD tidak mampu mengajar pecahan, maka kita mengajar pecahan saja. Tapi, sekarang justru diajarkan yang lain," sebutnya.

Lemah guru pedagogi, kata mantan Kepala Dinas Pendidikan Pidie, maka guru tersebut perlu diajarkan oleh orang yang ahli pedagogi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved