Persiraja Mania
Tangis dan Sujud Syukur Pemain Persiraja di Bali, Usai Kalahkan Sriwijaya FC di Play Off Liga 2
Mereka bersujud syukur atas kemenangan melawan Sriwijaya FC 1-0, sekaligus memastikan Persiraja Banda Aceh lolos ke liga 1 tahun depan.
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Mursal Ismail
Mereka bersujud syukur atas kemenangan melawan Sriwijaya FC 1-0, sekaligus memastikan Persiraja Banda Aceh lolos ke liga 1 tahun depan.
Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Begitu wasit meniupkan pluit pertanda berakhirnya pertandingan, para pemain Persiraja yang sudah berjuang hampir 97 menit langsung merebahkan badan ke tanah.
Mereka bersujud syukur atas kemenangan melawan Sriwijaya FC 1-0, sekaligus memastikan Persiraja Banda Aceh lolos ke liga 1 tahun depan.
Laga hidup mati (play off) perebutan tiket ketiga ke Liga 1 berlangsung, Senin (25/11/2019) sore di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
Usai laga berakhir, para pemain cadangan, pelatih, official, hingga presiden persiraja, Nazaruddin Dek Gam langsung berlarian ke tengah lapangan.
Skuad Laskar Rencong yang sudah berjuang sejak awal musim pun meneteskan air mata di tengah lapangan.
• Presiden Persiraja Nazaruddin Dek Gam, Setelah 12 Tahun Puasa, Aceh Berbuka Hari Ini
• Nova Iriansyah: Pemerintah Aceh Komit Jalin Kemitraan Guna Promosikan Aceh
• Pemkab Pidie Tutup Pendaftaran CPNS Malam Ini, Pelamar Mencapai 12.546 Orang

Rasa haru tampak menyelimuti kubu Persiraja.
Dalam sorotan layar kaca, Mukhlis Nakata selaku kapten tim tampak menangis tersedu.
Ferry Komul juga beberapa kali mengusapkan tangan ke matanya.
Dalam pertandingan hidup mati itu, anak muda Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Assanur Rijal muncul sebagai pahlawan.
Pemain yang akrab disapa Torres ini mencetak gol di menit 53 setelah menerima umpan Defri Riski.
Skor 1-0 bertahan hingga akhir waktu, yang membawa Laskar rencong ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Lolosnya Persiraja menjadi akhir penantian panjang publik Aceh untuk melihat klub kesayangannya tampil bersama klub sekelas Persija, Persib, hingga Persipura.
Terakhir, Persiraja lolos ke kasta tertinggi pada 2013 setelah menjadi runner up liga 2.
Namun tahun selanjutnya mereka gagal tampil karena ada unifikasi liga, yaitu penggabungan dualisme liga.
Kemenangan Persiraja disambut haru oleh seluruh masyarakat Aceh, yang memilih menonton babak penentuan melalui layar televisi di sejumlah warung kopi.
Para pendukung ikut berselabrasi, termasuk di media sosial mereka ikut memberikan ucapan selamat.
Seperti diberitakan sebelumnya dalam babak pertama, kedua kesebelasan bermain cukup terbuka dengan saling membalas serangan.
Dalam beberapa kesempatan, baik Persiraja maupun Sriwijaya FC sama-sama mampu memberikan ancaman ke gawang lawan.
Namun, ancaman tersebut tak mampu dimaksimalkan oleh kedua kesebelasan.
Pada paruh pertama pertandingan, Persiraja tampil lebih mendominasi dengan menyerang melalui skema bola-bola pendek.
Hal tersebut terbukti ampuh merepotkan barisan pertahanan Sriwijaya FC pada babak pertama.
Akan tetapi, Sriwijaya FC sendiri tak gentar dengan tekanan Persiraja dan merespons melalui bola-bola umpan lambung yang langsung mengarah ke jantung pertahanan anak asuh Hendri Susilo tersebut.
Sayangnya, hingga akhir babak pertama tak ada gol yang tercipta dari kedua kesebelasan.
Butuh delapan menit pada babak kedua bagi Persiraja untuk bisa membuka keunggulan.
Memanfaatkan blunder yang dilakukan oleh pemain bertahan Sriwijaya FC, pemain Persiraja, Defri Rizki, berhasil mencuri bola dan menyodorkannya kepada Assanur Rijal.
Assanur, yang posisinya tak terkawal, berhasil memanfaatkan bola sodoran Defri untuk memberikan keunggulan bagi Persiraja.
Kebobolan, Sriwijaya FC langsung bereaksi dengan tampil lebih menekan ke area pertahanan Persiraja.
Akan tetapi, hingga menit ke-75, Sriwijaya FC masih belum mampu menyamakan kedudukan.
Hal tersebut disebabkan Persiraja tampil lebih bertahan untuk mempertahankan skor.
Hingga menit-menit akhir pertandingan, Sriwijaya FC semakin meningkatkan intensitas serangan untuk bisa menyamakan kedudukan.
Sampai injury time selama enam menit berlalu, skor 1-0 bertahan untuk kemenangan tim berjulukan Lantak Laju tersebut atas Sriwijaya FC.
Dengan hasil ini, Persiraja berhasil menjadi peringkat ketiga Liga 2 2019 sekaligus mengamankan tiket terakhir lolos ke Liga 1 musim depan.
Sriwijaya FC (4-4-2): 1-Galih Sudaryono; 4-Ambrizal, 3-Zulkifli Syukur, 55-Rahmat Juliandri, 20-Yericho Christiantoko; 91-Anis Nabar, 77-Hafit Ibrahim, 8-Nerius Alom, 7-Siswanto; 19-Yongki Aribowo , 93-Ahmad Ihwan.
Pelatih: Kas Hartadi
Persiraja Banda Aceh (3-5-2): 31-Fakhrurrazi; 3-Eriyanto, 13-Andika Kurniawan, 89-Tri Rahmad Priadi; 17-Agus Suhendra, 23-Assanur Rijal, 77-Defri Rizki, 32-Fary Komul, 7-Zamrony; 22-Andri Abubakar, 9-Husnuzhon.
Pelatih: Hendri Susilo (*)