8 Staf Khusus Wapres Maruf Amin, Ada Mantan Menristek Dikti & Beberapa Ketua PBNU, Berikut Profilnya
Setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi), kini giliran Wakil Presiden Maruf Amin menunjuk delapan staf khusus
Pria kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 27 Juni 1960 itu juga dikenal sebagai pakar anggaran.
Nasir juga dikenal dekat dengan mantan presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Ia juga diketahui masih memiliki hubungan kerabat (kakak ipar) dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.
Saat menjadi menteri pada Kabinet Kerja, Nasir sempat mengeluarkan wacana kebijakan kontroversial.
Yakni penghapusan kewajiban skripsi sebagai syarat kelulusan S-1.
Mengutip dari Wikipedia.org, Nasir sempat melakukan gebrakan memberantas Universitas Swasta palsu atau "kampus abal-abal".
Yaitu universitas yang tidak menyelenggarakan perkuliahan sesuai standar, kampus sedang nonaktif tetapi tetap melakukan penerimaan.
Namun, hanya melakukan wisuda atau yang menjual ijazah palsu.
• Pencurian Minyak Mentah di Karangbaru, Polisi Kembali Ringkus Dua Pelaku
• Lolos ke Liga 1, Pelatih: Saya Nggak Bisa Banyak Bicara, Bahagia Sekali atas Hasil Ini
2. Satya Arinanto (Bidang Hukum)
Pada Oktober 2009, Satya Arinanto diangkat menjadi staf khusus wakil presiden bidang hukum.
Tak hanya itu, ia juga ditunjuk sebagai wakil ketua merangkap anggota Komisi Kejaksaan RI pada Maret 2011.
Sebelumnya, Satya merupakan guru besar termuda di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Ia diangkat sebagai guru besar Fakultas Hukum UI pada 2005.
Mengutip dari situs resmi Universitas Indonesia, meraih ketiga gelarnya di UI.
Yaitu S-1 Fakultas Hukum tahun 1985-1990, S-2 Ilmu Hukum Bidang Hukum dan Kehidupan Kenegaraan tahun 1994-1997, dan S-3 Ilmu Hukum Bidang Hak Asasi Manusia tahun 1997-2003.