Sebelum Tewas dalam Mobil Land Cruiser, Hakim Jamaluddin Sempat Bertemu Teman di Bandara Kualanamu
Erintuah Damanik membenarkan kalau mayat yang ditemukan di dalam mobil Toyota Prado BK 77 HD merupakan Jamaluddin merupakan hakim dan juga Humas PN
SERAMBINEWS.COM - Hakim Pengadilan Negeri Medan Jamaluddin ditemukan tewas di areal kebun sawit warga di Dusun II Namo Rindang, Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang, Jumat (29/11/2019).
Humas PN Medan Erintuah Damanik membenarkan kalau mayat yang ditemukan di dalam mobil Toyota Prado BK 77 HD merupakan Jamaluddin merupakan hakim dan juga Humas PN Medan.
Bahkan di leher korban terlihat luka memar membiru diduga hasil jeratan.
"Benar Jamaluddin itu rekan kita sesama hakim di PN Medan, tapi saya belum bisa memastikan kalau dia korban pembunuhan, kalau diduga sah-sah saja karena ada bekas jeratan di lehernya," kata Erintuah Damanik pascamelihat langsung jenazah korban di ruang instalasi jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Jumat (29/11/2019) malam.
Dikatakan Erintuah, sampai saat ini pihaknya masih menunggu hasil autopsi dari dokter RS Bhayangkara.
Erintuah berharap, jika kematian korban tidak wajar maka polisi harus mengusutnya secara tuntas.
"Ya jika hasil otopsi kematian korban tidak wajar kita berharap polisi segara untuk mengusutnya hingga tuntas," kata Erintuah.

Saat dikonfirmasi, rekan sesama Humas PN Medan Erintuah Damanik menjelaskan bahwa ada hakim lainnya sempat melihat Jamal keluar dari mobil untuk absen.
"Saya melihat pergi enggak, cuma melihat turun dari mobil si Hakim Pak Morgan, dilihatnya disebutnya ganteng kali ku lihat katanya. Itu sekitar jam-jam 7 pagi ," jelasnya di depan ruang autopsi RS Bhayangkara, Medan.
Ia menyebutkan bahwa Jamal tidak mengenakan pakaian training seperti yang dipakainya ketika ditemukan meninggal.
Malah Jamal terlihat mengenakan jeans dan kemeja.
"Di situ masih pakai jeans, belum pakai training. Nah disitu dia absen lah. Yang jelas Pak Morgan tadi lihat bahwa dia dilihat turun dari mobil," jelasnya.
Erintuah melanjutkan bahwa Jamaluddin tak mengikuti kegiatan sosialisasi e-Litigasi yang diadakan Mahkamah Agung di PN Medan.
"Habis itu beliau (Jamaluddin) tidak ada di kantor lagi, dia enggak ikut sosialisasi jam 8.30 WIB beliau tidak ada. Jadi di hari ini memang olahraga ditiadakan karena ada sosialisasi e-Litigasi tersebut. Itu selesai sampai jam 12 siang," jelasnya.
Bahkan, Erintuah juga menyatakan sempat heran-heran karena tidak melihat almarhum tidak mengikuti apel sore seperti biasanya.
"Apel justru tadi saya tanda tanya pak Jamal dimana, tiba-tiba enggak ada. Saya kepikiran beliau, kepikiran saya," jelasnya.
Lebih lanjut, Erintuah juga menjelaskan bahwa Hakim lainnya Dominggus Silaban di pagi hari juga sempat melihat Jamal tepat di depan ruangan Humas.
"Tadi juga ada yang sempat lihat di depan ruangannya. Jadi kebetulan kami sama pulang dari kantin dengan pak Hakim Dominggus, nah lantas pak Dominggus sebut dirinya lihat Pak Jamal. Baru dia pastikan ke saya lihat apa enggak, kalau saya enggak lihat. Itu sekitar jam-jam 8 lah. Jadi perkiraan kira kejadian setelah dari situ dia tidak nampak lagi," jelasnya.
Terkait, apakah Jamaluddin ada permisi kepada pimpinan tidak mengikuti seminar e-Litigasi tersebut, Jamal belum dapat memastikan.
"Saya tidak tahu, belum ada dikonfirmasi dia ada pamit atau enggak sama pak Wakil Ketua. Karena memang aturannya bagi hakim yang permisi harus izin dulu," pungkasnya.
Erintuah juga mendapatkan informasi bahwa ada orang yang akan menemui Jamal di Bandara Kualanamu.
"Katanya seperti itu menjemput temannya ke bandara. Karena informasi dari keluarga. Jam 5 pagi sudah berangkat dari rumahnya," ungkapnya.
Terkait indikasi pembunuhan dengan perkara yang sedang ditangani Jamal, Erintuah menyebut bahwa kasus yang sedang ditangani tidak ada yang mencolok.
"Tidak ada kasus yang gimana gimana, semuanya flat, engga ada keluhan apa-apa," jelasnya.
Erintuah juga menyebutkan bahwa Jamal tidak memiliki sopir pribadi sehari-hari dalam bekerja. "Tidak pakai sopir, memang nyetir sendiri," ungkapnya.
Ia juga menyebutkan bahwa pihak PN Medan mengetahui kejadian kematian rekannya sesama Hakim sekitar pukul 17.00 WIB.
"Kita tahu setelah pulang kantor, kebetulan kita punya WA grup kantor itu sekirar jam 5an sore kita dapat. Kebetulan infonya kita dapat dari Hakim Pak Ali Tarigan. Dimana kebetulan di lokasi kejadian itu ada sawahnya Pak Ali Tarigan. Jadi kelurganya yang beritahukan Pak Ali kemudian beliau menshare ke WA grup kita," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua PN Medan Sutio Jumagi Akhirno mengaku tidak mengetahui kejadiannya tewasnya Humas PN Medan Jamaluddin.
Itu ia lontarkan saat dijumpai di kamar mayat RS Bhayangkara Medan, Jumat (29/11/2019).
Ia menyatakan mengetahui hal tersebut sekitar pukul 18.00 WIB dan dapat info dari anak-anak bahwa Jamal ditemukan tewas di kebun-kebun di dalam mobilnya.
"Indikasi kabarnya sudah meninggal dunia," ujarnya seraya menyatakan dirinya cuma dapat kabar seperti itu.
Ia menyatakan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Polda Sumut dan menyatakan kalau korban sudah berada di RS Bhayangkara.
"Makanya kita berada di sini,"katanya.
Dikatakan Sutio korban (Jamaluddin) pagi tadi sekitar pukul 08.00 WIB sempat ke kantor (PN Medan). Namun setelah itu tidak kelihatan lagi.
Mengenai korban mengenakan baju olahraga, Sutio menjelaskan bahwa setiap hari Jumat memang ada kegiatan olahraga pagi hari.
"Namun hari ini, kegiatan tersebut tidak ada
Karena lagi ada acara sosialisasi dan simulasi e-legitimasi,"ujarnya seraya menyatakan dalam acara itu, korban tidak masuk.
Kepada polisi dirinya dan keluarga korban berharap kasus ini bisa diusut tuntas. "Tadi saat saya telpon keluarganya, mereka setuju korban di autopsi dan agar pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini,"ujarnya.
Mengenai kasus apa yang sedang dikerjakan korban, orang nomor satu di PN Medan ini tidak mengetahuinya.
"Mungkin majelisnya yang tahu,"ucapnya singkat.
Intinya, kata Sutio, dirinya hanya mendapat kabar kalau Jamaluddin ditemukan tewas di dalam mobilnya.
Sebelumnya diberitakan, sesosok mayat pria ditemukan tewas di jurang di areal kebun sawit warga di dusun II Namo Rindang, Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Jumat.
Identitas korban diketahui yakni Jamaluddin, warga Perumahan Royal Monaco Blok D No. 22, Medan Johor, Sumatera Utara.
Informasi dihimpun, korban merupakan hakim yang juga humas Pengadilan Negeri (PN) Medan, ditemukan warga di dalam satu unit mobil Toyota Land Cruiser Prado berplat polisi BK 77 HD warna hitam.
Saat ditemukan jenazah sudah membiru dengan kondisi tangan terikat dan duduk di posisi bangku belakang.
Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Eko Hartanto membenarkan adanya temuan mayat tersebut.
"Masih dalam penyelidikan. Kuat dugaan korban pembunuhan," katanya kepada wartawan, Jumat malam.
• Pria 54 Tahun Ini Tembakkan Pistol, Kesal Ditolak Hubungan Intim oleh Pemandu Lagu
• Setelah Perkosa dan Bunuh Gadis 19 Tahun, Seorang Pria Bawa Mayatnya Keliling Kota
• Dua Murid SD Ini Diikat Guru di Meja, Gegara Ketahuan Nulis Surat Cinta di Kelas
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Keluar dari Rumah Jam 5 Pagi, Hakim Jamaluddin Sempat Bertemu Teman di Bandara Kualanamu dan Respons dan Penjelasan Ketua PN Medan terkait Meninggalnya Hakim Jamaluddin