Ledakan di Monas
Ledakan Terjadi di Monas, Begini Respon Menhan Prabowo Subianto
"Saya juga baru dengar tadi pagi. Jadi ya kita lihat perkembangan penyelidikan investigasi. Nanti ada pihak yang selidiki," kata Prabowo
"Nggak takut sih, karena kan gini, di Monas itu banyak juga pos-pos pak polisi dan TNI. Jadi nggak takut lah kalo soal begituan, lagi pula ini kan Ring 1, pasti keamaannya sudah nomor satu," ujarnya.
Kasubag TU Monas, Arista Nurbaya mengatakan jika selama ini pengamanan Monas terdapat 150 petugas yang terbagi menjadi 3 group dan dibantu oleh 40 anggota TNI maupun kepolisian.
"Pengawasan seperti biasa karena ini kan ring 1. Bahkan memang tidak ada perlakukan khusus, kecuali masuk dalam tugu Monas, pasti ada pemeriksaan metel detector," ujarnya.
Sedangkan untuk pengujung yang masuk ke area Taman di Monas memang tidak ada pengaman maupun pemeriksaan khusus.
Namun ia tak bisa menyampaikan detail pengamanan itu.
"Kita kan ruang terbuka. Jadi kalo kemanan yang di luar itu biasanya pihak keamanannya yang tahu lebih detailnya," ucapnya. (JOS)
Granat Bisa Disetting Meledak Saat Diangkat
Seorang Pengamat Terorisme Al Chaidar sebut granat bisa disetting meledak saat diangkat.
Sebab, tak selamanya granat disetting meledak dengan membuka bagian penutupnya saja.
Berikut penjelasan lengkap Al Chaidar soal ledakan granat asap di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2019).
Al Chaidar menduga kuat apabila granat ditaruh di Monas disetting meledak oleh pelaku peledakan.
Sebab, granat bisa di setting meledak saat diangkat.
"Tidak semua granat harus dibuka tutupnya baru meledak, ada juga yang disetting hanya diangkat ternyata bisa jadi triger ledakan," kata Al Chaidar saat dihubungi melalui sambungan telepon Selasa (3/12/2019).
Kata Chaidar, ledakan granat biasanya berbeda dengan ledakan bom rakitan. Sebab granat masuk ke dalam jenis bom low eksplosif.
"Meski sama-sama berbahaya, ini bom pabrikan jadi biasanya low eksplosif," kata Al Chaidar.