Berita Aceh Singkil
Proyek Pengembangan Kawasan Wisata Danau Anak Laut di Aceh Singkil Diprotes Warga
Lantaran dalam landmark namanya ditulis 'Wisata Danau Anak Lawik.' Bukan Wisata Danau Anak Laut. Sesuai nama lokasi yang telah diketahui umum selama i
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Nurul Hayati
"Anak Laut itu yah namanya Anak Lawik dan itu juga udah konsul dengan Pak Camat Singkil Utara," kata Surkani.
Ia juga beralasa, munculnya nama tersebut bagian dari branding agar unik.
"Karena nama anak laut sudah banyak di daerah lain," tukasnya.
• Buah Delima Berbalut Ayat Quran di Pidie Jaya
Menanggapi itu Jami Djalal mengatakan, seharusnya pihak Disparpora Aceh Singkil, juga meminta pendapat kepada warga Gosong Telaga Barat.
Notabene lokasi proyek berada.
"Dinas Pariwisata hanya bermusyawarah dengan sebelah pihak saja. Tidak dengan masyarakat Gosong Telaga Barat selaku tempat berdirinya nomenklatur tersebut," kata Jami Djalal.
Jami Djalal meminta, dalam waktu cepat penamaan dikembalikan ke semula.
Kondisi ini untuk menghindari gejolak di masyarakat lokal, yang tak terima penamaan Anak Laut diubah.
Proyek pengembangan kawasan wisata Danau Anak Laut senilai Rp 979.702.000.
Sumber anggaran otsus di Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga Aceh Singkil.
• Harga HP Xiaomi Desember 2019: Redmi 8 dan 8A Rilis Hari Ini, Harganya Mulai Rp 1.449.000
Jami Djalal menceritakan, dulunya Danau Anak Laut hanya hutan belantara.
Sekitar tahun 80-an, beberapa masyarakat dari Kampung Pemuka setiap hari pergi ke Anak Lau.
Dengan mengayuh sepeda untuk membuka lahan.
"Beberapa dari mereka yang membuka lahan tersebut sempat dikatakan gila. Sebab dulunya, kebiasaan masyarakat Kampung Pemuka adalah berkebun serta bercocok tanam yang tak jauh dari perkampungan," ujarnya.
Seiring perkembangan zaman, pada medioa 1999 sampai 2000 Anak Laut mulai ramai didatangi warga untuk membuka lahan.