Babi yang Mati di Sumut Capai 22.985 Ekor Terserang Hog Cholera, Bangkainya Lintasi Sungai Aceh

Dalam dua pekan, jumlah babi yang mati di Sumatera Utara akibat hog cholera atau kolera babi naik lebih dari dua kali lipat.

Editor: Faisal Zamzami
ANTARA FOTO/IRSAN MULYADI
Personel Babinsa TNI mengangkat bangkai babi dari aliran Sungai Bederah, untuk dikubur, di Kelurahan Terjun, Medan, Sumatera Utara, Selasa (12/11/2019). Sedikitnya 5.800 ekor babi mati diduga akibat wabah virus Hog Kolera dan African Swine Fever atau demam babi Afrika di 11 kabupaten/kota di Sumut. (ANTARA FOTO/IRSAN MULYADI) 

Warga juga diminta menunggu hingga hasil pemeriksaan air sungai dikeluarkan oleh laboratorium penguji.

"Secara dampak karena bangkai tadi hanyut dengan air yang deras, tidak akan memberikan efek apapun, tapi karena sebagian besar warga kita adalah muslim, pastinya ini menimbulkan keresahan," kata Salmaza, Senin (18/11/2019).

"Makanya kita akan menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dulu, dan warga pun tidak ada salahnya waspada dan tidak menggunakan air sungai untuk konsumsi.”

Bangkai babi hanyut juga dilihat warga di Kabupaten Aceh Singkil, karena aliran sungai ini juga melintas di Kabupaten Aceh Singkil.

Dampaknya hasil tangkap nelayan sungai menjadi enggan dikonsumsi warga.

Amrin, seorang nelayan sungai di Aceh Singkil, mengaku tak lagi menangkap ikan di sungai untuk sementara waktu, karena warga takut mengkonsumsi ikan hasil tangkapan di sungai.

“Tidak ada yang beli ikan sungai untuk sekarang, takut semua, takut kena penyakit dari virus yang ada, jadi ya saya tidak memancing dulu sekarang,” ujar Amrin.

Amrin mengaku melihat bangkai babi hanyut dalam sepekan terakhir ini.

“ Kalau tidak salah ada sudah sepuluh bangkai yang hanyut ya sudah lewat saja terus,” ujarnya.

Sebagai informasi, sungai Lae Soraya adalah sungai utama di Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil.

Sungai ini dimanfaatkan warga sebagai sarana untuk transportasi, mencari nafkah hingga memanfaatkan sungai untuk kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan MCK.

Warga pun berharap mereka bisa terus memanfaatkan sungai tanpa terganggu oleh pencemaran bangkai babi dari Sumut.

Tim BPBD Aceh Singkil membakar bangkai babi yang diangkut di Pulau Sarok, Aceh Singkil, Jumat (22/11/2019)(BPBD Aceh Singkil)
Tim BPBD Aceh Singkil membakar bangkai babi yang diangkut di Pulau Sarok, Aceh Singkil, Jumat (22/11/2019)(BPBD Aceh Singkil) 

Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Singkil, membersihkan sejumlah sungai dari bangkai babi, Jumat (22/11/2019).

Pembersihan itu dilakukan di sejumlah titik seperti di Sungai Singkil, Kuala Singkil dan Kuala Pulau Sarok, Aceh Singkil.

Kepala BPBD Aceh Singkil, Moch Ihsan menyebutkan, bangkai babi itu diduga bukan berasal dari Aceh Singkil. Namun, berasal dari Sumatera Utara.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved