Pesantren Terbakar
Ponpes Darussalam Labuhan Haji Terbakar, Pemprov Aceh Diharap Bangun Asrama Permanen & Sedia Kitab
Abi Hidayat menyampaikan hal ini kepada Kepala Dinas Sosial Aceh, Drs Alhudri MM dan Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan, Muhammad Syahril.
Penulis: Taufik Zass | Editor: Mursal Ismail
Abi Hidayat menyampaikan hal ini kepada Kepala Dinas Sosial Aceh, Drs Alhudri MM dan Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan, Muhammad Syahril.
Laporan Taufik Zass | Aceh Selatan
SERAMBINEWS.COM, TAPAKTUAN - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam, Abi Hidayat M Waly berharap Pemerintah Aceh membangun asram permanen untuk pesantren itu.
Selain itu, juga menyediakan kitab yang terbakar bersama rangkang/bilik di Kompleks Ponpes Darussalam Labuhanhaji, Kabupaten Aceh Selatan, Senin (9/12/2019) sekitar pukul 02.12 WIB dini hari.
Abi Hidayat menyampaikan hal ini kepada Kepala Dinas Sosial Aceh, Drs Alhudri MM dan Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan, Muhammad Syahril.
Kedua pejabat Pemprov Aceh ini datang ke Ponpes itu untuk menyerahkan bantuan masa panik, Selasa (10/12/2019).
Keduanya mewakili Kepala BPBA Sunawardi.
"Karena asrama dan rangkang ini adalah swadaya dari wali santri, maka pada saat kebakaran seperti ini kami dan wali santri bingung.
Inilah Harapan kami kepada Pemerintah Aceh," kata Abi Hidayat.
• Dicurigai jadi Tempat Hiburan Malam, Polres Aceh Tengah Tahan Pemilik Puluhan Minuman Keras

Harapan itu disahuti Kadissos Aceh Alhudri.
Menurutnya, sepulang dari kunjungan tersebut ia akan menyampaikan ke Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah harapan Pimpinan Ponpes Darussalam tersebut.
Namun untuk sementara pihaknya juga membawa beberapa paket tenda keluarga.
"Nanti akan kita sampaikan ke pimpinan agar untuk semestinya dibangun yang permanen, tentu ini sesuai dengan tupoksi dinas terkait nanti.
Namun kami pada hari ini fokus dulu untuk masa panik, agar tidak ada yang merasa ditinggalkan, bahwa kita Pemerintah Aceh hadir bersama adik-adik kita yang terkena musibah bencana kebakaran ini," kata Alhudri.
Hadir dalam penyerahan bantuan tersebut mendampingi Kadissos Aceh, Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Sya'baniar.
Kemudian Kepala Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Yanyan Rahmat, Penasihat Khusus Gubernur Aceh Bidang Sosial Fauzan Azima.
Selanjutnya Ketua Tagana Aceh Rizal Dinata, Ketua Tagana Abdya Yasri Gusman, Asisten I Setda Kabupaten Aceh Selatan Erwiandi, Kadis Sosial Aceh Selatan Dumairi, Camat Labuhanhaji Barat Said Suardi.
• Pemko Subulussalam Dorong Pengembangan Jagung, Walkot Affan Bintang Sebut Plot Dana untuk 3.000 Ha
• Korban Kebakaran di Blangkejeren Terima Bantuan Masa Panik, Terpaksa Mengungsi ke Rumah Orangtua

Seperti diberitakan Serambinews.com sebelumnya Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial Aceh dan BPBA menyalurkan bantuan masa panik untuk Ponpes Darussalam Labuhanhaji, Kabupaten Aceh Selatan.
Bantuan tersebut diserahkan oleh Kepala Dinas Sosial Aceh, Drs Alhudri MM dan Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan, Muhammad Syahril mewakili Kepala BPBA Sunawardi Kompleks Ponpes itu, Selasa (10/12/2019).
Bantuan ini diterima Pimpinan Ponpes Darussalam, Abi Hidayat M Waly,
Adapun bantuan dari Dinas Sosial Aceh yang disalurkan tersebut berupa, sandang pangan.
Sedangkan BPBA juga menyalurkan bantuan berupa kasur 20 buah, bantal 19 buah, piring melamin 10 lusin.
Kemudian mangkuk air melamin 12 lusin, sendok stainless 40 lusin, selimut 40 pcs, tikar 20 lembar, dan terpal/tenda gulung 20 lembar.
Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan bersama para Tagana juga telah menyalurkan bantuan masa panik dan membuka dapur umum untuk para santri di Ponpes Darussalam.
Usai menyerahkan bantuan, Kadissos Aceh Alhudri mengatakan, Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial Aceh dan BPBA menyalurkan bantuan masa panik untuk Ponpes Darussalam merupakan perintah langsung Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
"Bersama ini, kami juga membawa sedikit bantuan sandang dan pangan untuk adik-adik kita yang terkena bencana.
Kami juga turut membawa bahan bangunan rumah untuk dipergunakan sementara watu," kata Alhudri.
Kepada Abi Hidayat, Alhudri berharap agar bersabar atas kebakaran yang menghanguskan ratusan kamar tempat para santri menginap dan menuntut ilmu itu.
Menurut Alhudri, di balik musibah ini pasti ada hikmahnya.
Sementara itu, Pemerintah Aceh dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan akan terus menjalin kerja sama yang baik dalam penanganan setelah kebakaran.
Di Pesantren ini terdapat santri seluruh Aceh.
Sementara itu, Abi Hidayat mengucapkan alhamdulillah dan terimakasih atas respon cepat Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.
Pasalnya dalam tempo 1x24 jam, bantuan langsung tiba.
Bahkan pascabencana ini, pihak Dinsos bersama Tagana langsung membangun dapur umum untuk para santri.
"Kami dari dayah mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya Kepada Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan atas bantuan yang diberikan kepada kami," katanya.
Seperti diberitakan kemarin, kebakaran terjadi di Pondok Pesantren Darussalam Labuhanhaji, Aceh Selatan, Senin (9/12/2019).
Kebakaran Pesantren Darussalam Labuhanhaji itu terjadi sekitar pukul 02.12 WIB.
Pondok Pesantren Darussalam Labuhanhaji terletak di Gampong Blang Poroh, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Kabupaten Aceh Selatan.
Informasi diperoleh Serambinews.com, api membakar 40 unit rangkang putra dari total 80 kamar.
Akibatnya sebanyak 160 santri terpaksa diungsikan.
Informasi ini dirilis Pusdalops PB Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Selatan.
Disebutkan, awalnya Pos Damkar 03 Labuhanhaji menerima laporan kebakaran tersebut dari angota Polsek Labuhanhaji.
Setelah menerima informasi tersebut personel BPBD langsung bergerak ke lokasi.
BPBD melakukan pemadaman dan dibantu oleh Pos Damkar 01 Tapaktuan, Pos 02 Meukek dan Petugas Damkar Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya.
"Api dipadamkan sekira pukul 02.50 WIB, tidak ada korban jiwa," kata Kalak BPBD Aceh Selatan, Cut Syazalisma.
Sebelumnya, kebakaran juga melanda pesantren ini pada Kamis (23/6/2016) sekira pukul 22.30 WIB.
Diperkirakan rangkang/pondok yang terbakar antara 100-150.
Pimpinan pesantren tersebut mengatakan, saat itu santri sedang libur Ramadhan.
Namun ada ribuan masyarakat yang sedang melaksanakan kegiatan suluk dan memanfaatkan rangkang santri. (*)