PFI Aceh Peringati 15 Tahun Tsunami, Pameran Foto untuk ‘Tidak Lupa’ Terhadap Bencana
Melalui pameran foto ini, pengunjung diajak untuk melihat kembali dahsyatnya peristiwa tsunami di Aceh hingga perlahan bangkit

Melalui pameran foto ini, pengunjung diajak untuk melihat kembali dahsyatnya peristiwa tsunami di Aceh hingga perlahan bangkit dan berbenah menjadi seperti sekarang ini.
Tanggal 26 Desember memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Aceh. Sebab, 15 tahun lalu atau tepatnya pada 26 Desember 2004, sekitar pukul 08.00 WIB terjadi gempa beberapa kali dengan goncangan yang hebat dan kemudian disusul tsunami yang menghantam sebagian wilayah Aceh, termasuk Banda Aceh. Sekitar 200.000 lebih warga Aceh meninggal dunia dalam bencana besar tersebut.
Kini, setiap bulan Desember, pemerintah dan masyarakat di Aceh selalu mengadakan berbagai acara dalam rangka memperingati gempa dan tsunami itu. Salah satu lembaga yang rutin mengadakan kegiatan untuk mengenang peristiwa mahadahsyat tersebut adalah Pewarta Foto Indonesia (PFI) Aceh.
Kali ini, organisasi tempat berkumpulnya para fotografer di Aceh tersebut bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), menggelar pameran foto kebencanaan, di Lantai 2 Museum Tsunami, Banda Aceh, pada 13-15 Desember 2019. Kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati 15 tahun tsunami Aceh itu mengangkat tema pameran 'Tanah Retak.'
Para pengunjung baik wisatawan lokal maupun mancanegara dapat melihat langsung sekitar 61 foto kebencanaan yang ditampilkan pada pameran itu. Dari jumlah tersebut, 11 foto di antaranya merupakan hasil jepretan Bedu Saini, fotografer senior yang juga Redaktur Foto Serambi Indonesia, pada detik-detik tsunami menerjang Banda Aceh, akhir 2004 silam.
Selebihnya adalah foto-foto karya anggota PFI Aceh seperti tentang mitigasi, peringatan tsunami selama 14 tahun dari pertama hingga tahun 2018, serta foto dari udara yang menampilkan perbandingan kondisi Banda Aceh dan sekitarnya setelah terjadi tsunami dengan saat ini.
Di samping itu, para pewarta foto juga menampilkan karya lain yang menceritakan sisi kehidupan masyarakat Aceh sekarang, terutama yang tinggal di wilayah pesisir yang sudah bangkit kembali pascamusibah tersebut, seerta foto keindahan Aceh lainnya yang dilihat dari sisi masyarakat maupun pembangunan.
Melalui pameran foto itu, pengunjung diajak untuk melihat kembali dahsyatnya peristiwa tsunami di Aceh hingga perlahan bangkit dan berbenah menjadi seperti sekarang ini.
Ketua PFI Aceh, Bedu Saini, mengatakan kegiatan tersebut merupakan agenda tahunan pihaknya dalam rangka peringatan gempa dan tsunami Aceh setiap 26 Desember. Dalam even kali ini, sebutnya, ada 61 foto kebencanaan yang ditampilkan dan bisa dilihat langsung oleh para pengunjung di Museum Tsunami.
Menurut Bedu, pihaknya sengaja mengambil tema `Tanah Retak' karena untuk mengingatkan bahwa Aceh termasuk salah satu daerah di Indonesia yang rawan bencana. Foto yang dipamerkan, tambahnya, juga terkait dengan semangat kebangkitan warga Aceh pascatsunami. "Pameran ini juga mengingatkan kita untuk `tidak lupa' dengan kejadian yang meluluhlantakkan Aceh. Kini, kita harus lebih bersiap diri untuk itu," kata Bedu Saini.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBA, Sunawardi, mendukung pameran foto kebencanaan ini, dan ia berharap pameran tersebut sebagai bentuk sikap "melawan lupa" dari masyarakat Aceh terhadap bencana tsunami yang mahadahsyat pada 26 Desember 2004. "Daratan Aceh pernah bergetar kuat, meruntuhkan pondasi-pondasi di atasnya menghantarkan ombak gergasi yang merenggut nyawa ratusan ribu orang," ujar Sunawardi.
Peristiwa 15 tahun lalu itu, lanjut dia, harus menjadi pelajaran berharga untuk menyadarkan bahwa daratan Aceh adalah surga yang rawan bencana. "Kini, kita bangkit. Berdiri tegak menguatkan literasi dan mitigasi bencana. Kali ini, kita lakukan dengan mengadakan pameran foto kebencanaan dengan tema 'Tanah Retak',” ucapnya.
Amatan Serambi, dari sejumlah foto yang dipamerkan antara lain terdapat foto Kofi Annan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat itu yang berkunjung ke Aceh pascagempa dan tsunami, serta foto-foto lain saat terjadi maupun setelah bencana yang meluluhlantakkan Aceh tersebut. (mawaddatul husna)