Pelabuhan Internasional
Pelabuhan Internasional Tamiang akan Menjamin Produk Makanan Lebih Sehat
Dijelaskannya bila pelabuhan ini sudah beroperasi, maka otomatis instansi yang berkepentingan di pelabuhan akan hadir, seperti imigrasi, syahbandar s
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rahmad Wiguna I Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Ketua DPRK Aceh Tamiang Suprianto menilai keberadaan pelabuhan internasional Aceh Tamiang tidak hanya berpotensi meningkatkan perekonomian masyarakat, tapi juga akan berdampak positif bagi produk makanan.
Dijelaskannya bila pelabuhan ini sudah beroperasi, maka otomatis instansi yang berkepentingan di pelabuhan akan hadir, seperti imigrasi, syahbandar serta bea dan cukai.
Keberadaan instansi ini sangat berguna untuk menyensor seluruh produk luar negeri yang masuk ke Aceh Tamiang, termasuk makanan.
“Saya kemarin ada membahas ini dengan pihak pengadilan. Jadi ada masukan kalau pelabuhan akan melindungi masyarakat kita dari produk makanan berbahaya,” kata Suprianto, Minggu (15/12/2019).
Diketahui posisi laut Aceh Tamiang yang berbatasan langsung dengan beberapa negara sangat memungkinan dimanfaatkan para penyelundup untuk memasok makanan secara ilegal. Kondisi ini menciptakan arus perdagangan internasional dilakukan tanpa pemeriksaan, sehingga kelayakan pangan belum melalui proses pemeriksaan.
• 4.158 CPNS Abdya Lulus Seleksi Administrasi, Pelamar Tak Lulus Bisa Lakukan Hal ini
• Melihat Tradisi Munyiret dan Munyemat Supu di Desember Kopi Gayo Bur Telege
• Pelaku Perusak Pintu Gedung Utama MTQ belum Ditangkap, Kapolres Pidie Anjurkan Pasang Ini
“Nanti kalau sudah ada pelabuhan, makanan yang masuk kan diperiksa, jadi lebih terjamin,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu Suprianto juga mengingatkan agar pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan pelabuhan ini segera melengkapi seluruh dokumen yang dibutuhkan. Dia berharap agar pelabuhan yang dibangun dengan tujuan positif, tidak menemui persoalan di kemudian hari.
“Intinya kami mendukung. Tapi landasan hukumnya harus diperhatikan, harus dilengkapi,” ujarnya.
Pembangunan pelabuhan ini diinisiasi dan dimodali Ketua Asosiasi Pengusaha, Importir Aceh Tamiang, Rusli atau yang akrab disapa Koceng. Pria yang sudah berkecimpung di dunia ekspor – impor semalam enam tahun ini menekankan pembangunan pelabuhan bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk kemajuan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kalau memikirkan pribadi, kenapa saya tidak melalui (pelabuhan) Langsa saja,” ujarnya.(*)