Kronologi 8 Anggota Brimob Tersambar Petir di Gunung Ringgit, 3 Meninggal Dunia dan 5 Luka-luka
Delapan anggota Brimob tersambar petir. Tiga meninggal dunia dan lima di antaranya mengalami luka-luka.
SERAMBINEWS.COM - Delapan anggota Brimob tersambar petir.
Tiga meninggal dunia dan lima di antaranya mengalami luka-luka.
Peristiwa nahas tersebut bermula saat para siswa polisi itu sedang menjalani pendidikan lapangan dari Pusat Pendidikan Brimob Watu Kosek, Kabupaten Pasuruan, Senin (16/12/2019).
Mereka adalah peserta Pendidikan Dasar Bintara dan Pendidikan Dasar Perwira.
Saat berada di puncak Gunung Ringgit Senin siang, cuaca mendadak hujan deras disertai angin kencang dan kilatan petir, tak lama kemudian delapan siswa polisi tersambar petir, tiga di antaranya tewas sementara lima mengalami luka-luka.
Dilansir dari TribunJatim.com, delapan anggota polisi berpangkat Brigadir itu sedang menjalani serangkaian agenda Pendidikan Pengembangan Personel Brigadir dan Perwira (Dikbangspes Brigadir dan Pa Brimob).
Delapan korban ini merupakan Anggota Batalyon A Dasar Brigadir (Dasba).
Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, delapan siswa polisi tersebut akan melakukan pendidikan Pengembangan Personel Brigadir dan Perwira (Dikbangspes Brigadir dan Pa Brimob).
Para siswa berangkat dari Desa Talunongko Kecamatan Pasuruan pukul 06.00 WIB.
Saat tiba di puncak Gunung Ringgit sekitar pukul 13.00 WIB, cuaca di puncak sedang hujan deras disertai petir.
"Berangkat dari Desa Talunongko Kecamatan Pasuruan dengan rute Gunung Ringgit dan Gunung Welirang," ujarnya dikutip dari Tribunnews.com, Senin (16/12/2019).
Tak lama kemudian terjadilah peristiwa naas tersebut.
Melalui radio pemancar, dikabarkan delapan orang tersambar petir.
Tiga tewas dan lima lainnya luka-luka.
Setelah mengetahui kabar itu, anggota regu penyelamat dari Posko Surya langsung melakukan proses evakuasi ke tempat kejadian perkara.
Polda Jatim, Kata Barung, juga mengirim tim medis dan 2 unit mobil ambulans untuk membantu evakuasi.
Evakuasi korban sendiri dilakukan melalui jalur wilayah Kecamatan Tretes Kabupaten Pasuruan.

Berdasarkan laporan tim polisi yang mengawal kegiatan tersebut, ketiga anggota brimob yang meninggal dunia bernama Wisnu Mukti S dengan nomor siswa 048 asal Jawa Tengah, lalu Fredy Kusdianto dengan nomor siswa 182 dari Jawa Timur, dan terakhir Rizky Setiawan Pratama dengan nomor siswa 244 dari Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Lima korban luka nama-namanya belum diupdate," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera, dikonfirmasi Senin (16/12/2019) malam.
Dilansir dari TribunJatim.com, korban tewas maupun luka merupakan anggota regu Batalyon Dasba yang mengikuti kegiatan di puncak Gunung Ringgit.
Kabar delapan siswa polisi tersambar petir diterima oleh Posko Surya, tak berselang lama anggota regu penyelamat dari Posko Surya melakukan serangkaian prosedur evakuasi ke lokasi TKP di puncak Gunung Ringgit.
"Seluruh siswa yon A kembali turun sebagian lewat Gunung Ringgit sebagian lewat Surya Tretes dan utk Yon B langsung Serpas ke Mako Pusdik Brimob," kata Barung.

Senin malam, korban meninggal dan luka berhasil dievakuasi.
Mereka langsung dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya menggunakan ambulans Brimob.
Dilansir dari Surya.co.id, lima korban terlihat lemas dan langsung mendapatkan pertolongan alat pernafasan di dalam ambulans.
Korban tiba di RS Bhayangkara pada Senin (16/12/2019) sekitar pukul 23.40 WIB.
Sementara siswa polisi lainnya dari Yon A kembali turun, sebagian melewati Gunung Ringgit dan sebagian lainnya lewat Surya Tretes.
Kapusdik Brimob Watukosek Kombespol Almas Widodo Kolopaking mengatakan kerap melakukan pelatihan di wilayah tersebut.
"Ini sudah selesai. Harusnya memang sudah pulang. Kami juga sudah beberapa kali melakukan latihan di sini," papar dia.
Ia menyebut saat latihan ada perubahan cuaca mendadak di pucak Gunung Ringgit.
"Meninggalnya memang karena tersambar petir. Itu saat sedang tidak ada aktivitas di sana," kata dia.
Ia juga mengatakan bahwa seluruh keluarga besar Polri sangat berduka atas kejadian yang menyebabkan 3 siswa didik Brimob gugur saat pelatihan.
Dewi Nangis Lihat Jenazah Bripda Fredi Kekasihnya Terakhir Kali

Dewi Zuniawati (tengah) tak kuat berdiri hingga harus dipegang oleh keluarga korban saat melihat jenazah pacarnya tiba di rumah duka. (surabaya.tribunnews.com/rahadian bagus)
Langit di atas Dusun Bareng Desa Simo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, tampak gelap pada Selasa (17/12/2019) siang itu.
Sejumlah karangan bunga ucapan belasungkawa, tampak dipasang di sepanjang Jalan
Jalan Ki Ageng Bendoroto, desa setempat.
Tepat pukul 12.23 WIB, iring-iringan mobil yang membawa jenazah Fredi Kusbiantoro tiba.
Anggota Brimob berpangkat Bripda ini wafat akibat kecelakaan saat mengikuti latihan Pendidikan Pengembangan Spesialis (Dikbangpes) Brimob, di Gunung Ringgit, Desa Dayurejo,Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Senin (16/12/2019) kemarin siang.
Di depan rumahnya, tampak ratusan anggota kepolisian dari berbagai kesatuan berada di lokasi untuk mengikuti upacara pemakaman yang dilakukan secara dinas kepolisian.
Saat peti mati bercat putih berselimut bendera merah putih dikeluarkan dari kereta merta, mulai terdengar jeritan dan isak tangis dari keluarga.
Di antara puluhan anggota keluarga yang datang menyambut kedatangan almarhum, tampak seorang wanita dengan pakaian serba hitam menangis tersedu-sedu.
Wajahnya tampak merah dan matanya terlihat sembab.
Wanita berparas ayu ini rupanya kekasih almarhum, yang bernama Dewi Zuniawati (24).
Ia sengaja datang sendiri dari Tulungagung, untuk melihat langsung pemakaman kekasihnya yang meninggal saat mengikuti pendidikan.
"Iya, pacarnya Fredi, baru pacaran sejak Februari kemarin," kata Atik Suryani (23) sepupu korban, sambil berusaha menenangkan Dewi.
Atik menuturkan, Fredi baru satu kali mengajak pacarnya itu ke rumah, dan mengenalkan kepada keluarganya. Dewi, kata Atik, merupakan mahasiswi Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia.
"Dia baru datang dari Tulungagung. Sendirian, ditemani sopir. Soalnya katanya kalau menunggu orangtuanya terlalu lama," katanya.
Pantauan di lokasi, sejak datang ke rumah duka, Dewi tampak terus menangis.
Ia tampak tak kuat berdiri, hingga harus dipegang oleh dua orang anggota keluarga Fredi.
Meski terlihat sangat sedih, namun dia ikut mengantar kepergian Fredi hingga ke pemakaman, meski turun hujan deras di pemakaman.
• Heboh Teror Ular di Sejumlah Daerah, Baca Doa Ini Saat Menghadapi Ular dan Binatang Buas
• Kapal Cepat Milik Pemkab Aceh Singkil Tiba di Pulau Banyak, Desainnya Mirip Kapal Pesiar
• Viral Video Istri Hajar Suaminya yang Sedang Stroke, Ini Penjelasan Polsek Penjaringan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta 8 Siswa Polisi Tersambar Petir di Gunung Ringgit Pasuruan, 3 Tewas hingga Kirim Tim Medis dan Tragedi Gunung Ringgit Pasuruan, Pelatihan Berakhir Duka, 3 Siswa Polisi Tewas Tersambar Petir
Telah tayang di surya.co.id dengan judul Dewi Rela Datang Sendiri dari Tulungagung Demi Bertemu Kekasihnya untuk Terakhir Kali,