Bantuan untuk Fazzilul Terus Mengalir, Fauziah Pun Mulai Bisa Berjalan
Kisah hidup Fazzilul Rahman, anak yatim dari janda miskin Fauziah (50) warga Desa Panggong, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat
Kisah hidup Fazzilul Rahman, anak yatim dari janda miskin Fauziah (50) warga Desa Panggong, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, benar-benar menggugah rasa kemanusiaan masyarakat Aceh. Setelah diberitakan harian ini Kamis (19/12), rumah Fazzilul banyak kedatangan tamu yang membawa bantuan.
Para tamu dari masyarakat biasa, aktivis kemanusian, pengurus organisasi, hingga kalangan pemerintahan, terus berdatangan membawa berbagai macam bantuan. Seperti sembako, uang tunai, tongkat, hingga mainan anak-anak.
Kepada Serambi Jumat (20/12), Fauziah mengklarifikasi usia anaknya. Menurut dia, Fazzilul saat ini berusia 6 tahun lebih, bukan 5 tahun seperti diberitakan sebelumnya. Kata Fauziah, usia yang tertera di Kartu Keluarga (KK) memang benar 5 tahun, tapi ada kesalahan dalam pencatatan, sebab sebenarnya anaknya itu lahir saat dia menjalani operasi tumor rahim di sebuah rumah sakit di Aceh Barat Daya (Abdya) tahun 2013 lalu.
Fauziah pun mengaku sudah mulai bisa berjalan, meski masih sangat pelan. “Alhamdulillah, setelah diterapi saya yang mengalami stroke ringan kini sudah bisa berjalan pelan-pelan. Ini berkat bantuan yang diberikan untuk saya,” ujar Fauziah.
Disebutkan, setelah diberitakan Serambi Kamis, banyak orang yang datang ke rumahnya. Selain membawa bantuan untuk kebutuhan keluarganya, ada juga yang memberi bantuan terapi dan membawanya ke klinik. “Alhamdulillah rasa sakit dan nyeri sudah berkurang dan bisa berjalan dengan menggunakan tongkat,” ujarnya.
Pada hari itu, anaknya telah diperiksa kesehatan dan diberikan penanganan medis. Fauziah pun optimis, anaknya Fazzilul yang mengalami tuna wicara akan sembuh seiring dengan adanya bantuan medis dan makanan bergizi.
Edy Syah Putra, pemerhati sosial dan anggota Gemslover adalah salah satu yang datang membawa bantuan untuk keluarga Fauziah. Pada Jumat kemarin, Edy bersama rekan-rekannya membawa bantuan berupa pakainan dan uang tunai untuk Fauziah dan anaknya. “Ini merupakan hasil dari hasil pelelangan batu indocrase serta bio solar dengan pemenangnya Ijal Gemstone Aceh,” ungkap Edy Syah Putra.
Edy mengatakan, kondisi Fauziah yang tinggal di rumah tak layak huni ini sangat memprihatinkan. Menurutnya, keluarga miskin ini masih sangat membutuhkan bantuan baik dari pemerintah dan pihak lainnya, mulai untuk pengobatan anaknya, ibunya termasuk masalah tempat tinggal.
Lahir saat operasi tumor
Kepada Serambi, Fauziah juga bercerita bahwa putranya itu lahir tepat saat dia menjalani operasi tumor rahim di sebuah rumah sakit di Aceh Barat Daya (Abdya). “Saya terkena tumor, sehingga harus dioperasi saat itu, demi menyelamatkan anak dan diri saya sendiri ketika hendak mau melahirkan,” jelasnya.
Fauziah mengatakan dirinya merupakan penduduk asli Desa Panggong Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat. Ia sempat tinggal di Abdya untuk menemani suaminya yang bekerja di kabupaten tersebut. Setelah melahirkan Fazzilul, Fauziah dan suaminya pulang ke Aceh Barat dan tinggal di Desa Gampong Pasir, Kecamatan Johan Pahlawan.
Setelah suaminya meninggal dunia, dia kembali ke Panggong desa asalnya. Di gampong kelahirannya ini, Fauziah memulai kehidupan baru bersama anak-anaknya. Mereka tinggal di rumah tak layak huni yang dibangun di atas tanah orang lainnya.
Kehidupan keluarga ini semakin berat setelah Fauziah mengalami stroke ringan. Sejak itu dia hanya menunggu belas kasian orang lain untuk makan dan biaya sekolah anaknya (kakak Fazzilul) yang saat ini duduk di bangku SMA kelas I.(c45)