15 Tahun Tsunami
15 Tahun Tsunami Abdya Berkabung, Naikkan Bendera Merah Putih Setengah Tiang Selama Dua Hari
Pengibaran bendera setengah tiang itu, dilakukan selama dua hari pada 26-27 Desember, tepat di hari terjadinya tsunami tahun 2004 lalu.
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Dalam rangka memperingati 15 tahun musibah tsunami pada 26 Desember mendatang, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mengimbau seluruh instansi yang untuk mengibarkan bendera merah putih setengah tiang.
Pengibaran bendera setengah tiang itu, dilakukan selama dua hari pada 26-27 Desember, tepat di hari terjadinya tsunami tahun 2004 lalu.
Himbauan itu tertuang dalam surat nomor 360/1487/2019 yang ditandatangani Wakil Bupati Abdya Muslizar MT.
Kabag Humas dan Protokoler Setdakab Abdya, Mawardi SH mengatakan imbauan tersebut menindaklanjuti surat dari Gubernur Aceh terkait 15 tahun peringatan gempa dan Tsunami Aceh yang mengintruksikan setiap instansi mengibarkan bendera setengah tiang selama dua hari beruturut-turut.
• Terkait Dugaan Endapkan Bantuan Alat Semprot Pertanian, Ini Penjelasan Kepala Dinas Pertanian Abdya
• Distanpan Abdya Dituding Endapkan Alat Semprot Pertanian Berdaya Listrik Bantuan Provinsi
• Saat Momen 15 Tahun Tsunami, Ada Observasi Gerhana Matahari Cincin di Simeulue, Ini lokasinya
Selain itu, kata Mawardi, para camat di sembilan kecamatan dalam kabupaten setempat juga diminta untuk menyampaikan kepada seluruh masyarakat, guna mengenang peringatan musibah gempa dan tsunami dengan kegiatan yang bernuansa Islami seperti tafakur, tasyakur di masjid, mushala, dayah maupun pesantren.
"Himbauan dimaksud berlaku untuk semua instansi dalam lingkungan Pemkab Abdya," terangnya.
Setiap tahun peringatan gempa dan Tsunami, katanya, selalu dilaksanakan dengan cara yang sederhana, namun mengandung makna yang mendalam, dengan melibatkan masyarakat, komunitas dan korban Tsunami dengan agenda utamanya adalah zikir, doa bersama, tausiyah dan lainnya.
Menurutnya, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai setiap acara peringatan gempa dan Tsunami Aceh, yaitu untuk mengenang kembali kedasyatan musibah yang pernah terjadi di Aceh tidak terkecuali Abdya, dan menjadikan sebagai evaluasi ke depan, agar menjadi tolak ukur atas apa saja yang telah dilakukan sebelumnya.
Menurutnya peringatan suatu kejadian bencana harus diisi dengan dua hal.
Pertama evaluasi mengenai hal-hal yang telah dilakukan dalam pasca bencana dan yang terpenting sejauh mana kondisi pasca bencana tersebut lebih baik dalam konteks mitigasi bencana dibandingkan dengan kondisi sebelum bencana.
Yang kedua adalah bagaimana melanjutkan dan menyampaikan pembelajaran dari kejadian bencana tersebut kepada generasi selanjutnya, sehingga generasi penerus mengetahui bagaimana dasyatnya musibah dimaksud.
"Isi peringatan musibah gempa dan Tsunami dengan hal-hal yang bermanfaat terutama dengan nuansa syiar Islam," pungkasnya.(*)
>