WAWANCARA EKSKLUSIF
Kuliah di 40 Kampus
DALAM pekan ini, nama Razali Ismail Ubit menjadi begitu populer. Ia mendaftar sebagai calon wakil walikota Solo dari PDI P
Sebetulnya, apa motivasi Anda kuliah begitu banyak?
Saya ingin memberi motivasi kepada generasi muda Indonesia bahwa kita bisa mengerjakan apa saja dan tidak berhenti belajar, asalkan kita mencintainya. Jadilah ikon bagi generasi. Kebetulan juga saya menyenangi ilmu pengetahuan.
Kenapa harus 40 kampus, apa target Anda dibidang akademik ini?
Saya ingin mempersembahkan 40 gelar akademik kepada bangsa ini, persis di usia saya ke 40 tahun nanti. Kalau itu disebut rekor, ya Alhamdulillah. Saya ingin mengubah sesuatu, bahwa kita adalah sumber daya manusia unggul. Sangat unggul.
Anda juga punya banyak usaha dengan aneka bidang usaha. Bisa diceritakan?
Ada 13 perusahaan. Bidang kreatif, perdagangan, pertanian dan sebagainya. Semuanya kita urus dengan baik. Kita ada tim yang sangat solid. Saya kebetulan menjabat direktur utama di semua perusahaan tersebut. Usaha ini sudah saya mulai sejak di Aceh, mendirikan perusahaan kontraktor.
Bagaimana Annda mengontrol semua usaha tersebut?
Saya hanya mengontrol keuangan. Sebuah perusahaan, kalau keuangan lancar, maka beres semua. Kalau keuangan macet, maka macet semua. Saya sudah tetapkan, bahwa transaksi keuangan dari saya hanya pada hari Rabu. Jadi kalau ada pembayaran, ya hari Rabu.
Sebagai anak Aceh yang lahir dan besar di Aceh, bisa Anda ceritakan kehidupan masa kanak Anda?
Saya lahir di Tualang Aceh Timur. Sejak SD sampai SMA saya di Aceh. Lalu pindah ke Jambi. Tapi pada 2004 saya pulang ke Aceh lagi, tsunami. Saya lanjutkan SMA. Tapi selesai juga. Justru saya selesaikan SMA di Jakarta. Waktu itu, 2005-2008 saya kerja di IOM, organisasi nonpemerintah yang bantu tsunami. Saya tinggal di Banda Aceh. Pada 2007 saya ke Jakarta, dibawa Pak Yassin. Saya diajak masuk politik. Saya masuk organisasi Beringin Merah untuk Aceh, yakni underbow Partai Pakar Pangan Indonesia.
Lalu?
Sejak itu saya kenal banyak tokoh nasional. Pada Pilpres 2004, saya Koordinator Pro Jokowi untuk Aceh. Begitu juga pilpres tahun kemarin, saya di Pro Jokowi. 2012 saya daftar di PDI P. Di Aceh ketuanya Pak Karimun Usman. Tapi saya tidak hanya di PDI P, Saya juga terdaftar di PKB dan Golkar.
Tidak ada masalah terdaftar di banyak parpol?
Tidak masalah. Sejauh kitanya tidak keberatan. Saya juga ada di NU, Muhammadiyah. Juga di HMI. Tapi bukan pengurus.
Sebagai putra Aceh, apa harapan Anda untuk Aceh?
Kita ingin Aceh lebih maju. Lebih sejahtera lagi. Kita tidak ingin konflik lagi. Kita ingin terus ada damai. Hidup rakyat sejahtera. Ini bisa kita wujudkan kalau kita semua bersatu. Saya tetap menjalin komunikasi dengan kawan-kawan dan saudara-saudara di Aceh. Kita satu tujuan, untuk kesejahteraan Aceh dan Indonesia.(*)