Wanita Inspiratif
Arsy Rakhmannissazly, Proper Hero Bidang Lingkungan
Arsy terobsesi dengan pelestarian tuntong laut yang merupakan hewan endemik di Aceh Tamiang.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Bekerja di bidang eksplorasi minyak tak lantas memisahkan Arsy Rakhmannissazly dari pelestarian lingkungan. Justru keseriusannya menjaga keseimbangan alam ini semakin “menjadi-jadi” hingga dirinya dinobatkan sebagai Proper Hero 2019.
Proper Hero Award 2019 merupakan penghargaan tertinggi dari Pertamina EP yang disabet Arsy setelah dirinya dinilai mampu berperan aktif dan berkontribusi positif dalam pengembangan masyarakat di lokasi operasional Pertamina.
Ya, sebagai salah satu staf CSR di Pertamina EP Rantau Field, Arsy memang terobsesi dengan pelestariana alam di Aceh Tamiang, salah satunya tuntong laut yang merupakan hewan endemik Bumi Muda Sedia.
Naluri cinta alamnya langsung muncul begitu melihat potensi alam di pesisir Aceh Tamiang itu. Beragam program yang dinilainya mampu menjadikan daerahnya sebagai objek wisata kelas internasional langsung
disusunnya agar mendapat dukungan dari Pertamina maupun Pemkab Aceh Tamiang.
“Intinya saya ingin tetap menjaga keseimbangan antara lingkungan dengan masyarakat. Kehadiran masyarakat jangan justru mengganggu keseimbangan yang sudah terjadi sejak dulu,” kata Arsy, Kamis
(2/1/2020).
Untuk tahun ini, Arsy yang bergabung di Pertamina sejak 2013 sudah memiliki program untuk lebih memajukan ekowisata tuntong laut. Fokus yang dilakukannya berupa peningkatan kapasitas masyarakat yang tergabung dalam kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Pusongkapal.
Selain akan terus membina peningkatan skil kerajinan tangan, Pokdarwis ini akan dibekali kemampuan sebagai pemandu wisata.
“Selama ini wisatawan yang datang masih bingung harus mau apa. Nanti kita bekali para pokdarwis ini dengan guide tour dan akan disiapkan paket wisata yang disusun dalam sebuah brosur,” jelas wanita kelahiran Medan 29 tahun lalu ini.
Alumni Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bandung 2012 ini menilai potensi ekowisata tuntong laut ini cukup menjanjikan karena juga didukung kemampuan masyarakat dalam mengelola kerajinan tangan dengan memanfaatkan limbah kayu apung di pantai sertai kualitas terasi yang cukup baik.
Di sisi lain, dia menyadari pula kalau masih dibutuhkan pembenahan infrastruktur untuk menunjang lokasi ini menjadi objek wisata unggulan.
Namun sebagai jebolan Ilmu Hubungan Masyarakat, wanita yang sempat mengenyam pendidikan di SD Pinus KKA Lhokseumawe ini berkeyakinan selama pelestarian alam ini didukung masyakarat setempat, maka aksi perusakan ataupun perburuan ilegal tuntong laut akan terhenti dengan sendirinya.
“Pemanfaatan limbah kayu apung ini dengan sendirinya membantu tuntong laut bertelur, karena ternyata selama ini keberadaan sampah kayu menghambat aktivitas perkembang-biakan,” jelasnya.(*)
• BREAKING NEWS - Gelombang Dua Meter Disertai Angin Kencang, 4 Kapal Rute Sabang Gagal Berlayar
• Video Detik-detik Penyelamatan Bayi dari Terjangan Banjir, Bayi Disimpan Dalam Baskom agar Selamat
• Setelah Pose Cantik Dalam Rumah Terendam Banjir, Yuni Shara Dievakuasi Perahu Karet Bersama Ibunya