Luar Negeri

Mengenal Jenderal Iran Qassem Soleimani, Jadi Target Rudal AS hingga Tagar World War 3 Trending

Serangan udara Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad pada Jumat (3/1/2019) dini hari waktu setempat mendapat sorotan dunia.

Editor: Faisal Zamzami
AFP/ISNA/MEHDI GHASEMI
Foto yang diambil pada 14 September 2013, menunjukkan Komandan Pasukan Quds, cabang dari Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, ketika mendapat ucapan belasungkawa atas kematian ibunya di Teheran. Soleimani tewas dalam serangan yang diperintahkan Presiden AS Donald Trump di Baghdad, Irak, pada 3 Januari 2020. (AFP/ISNA/MEHDI GHASEMI) 

Pada 1998, ia ditunjuk menjadi komandan pasukan al-Quds, salah satu divisi di Pasukan Garda Revolusi yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial Iran.

Karena posisi itu, ia banyak terjun dalam urusan intelijen Iran.

Qasem sukses menghentikan pertempuran antara pasukan Irak dan Jaisy al-Mahdi, milisi Syiah yang dibentuk oleh Imam Muqtada al-Sadr pada tahun 2008.

Pada tahun 2011, pamor Qasem semakin kuat di tubuh Pasukan Garda Revolusi Iran hingga diangkat sebagai jenderal.

Berada di belakang Bashar al-Assad, Qasem berperan penting dalam membantunya untuk mencegah aksi revolusi di Suriah semakin meluas.

Ia juga turut serta dalam menghalau para milisi pemberontak di Aleppo dan ISIS pada 2014 hingga akhir 2016.

Peran besar Qasem Solaemani dalam Garda Revolusi Iran menempatkan posisinya sebagai salah satu orang kepercayaan Ayatollah Ali Khamenei.

Bahkan, surat kabar ar-Ra'yu menyebutnya sebagai "James Bond Iran" karena kepiawaiannya dalam meracik strategi militer.

Karier militernya yang dimulai di Irak kini harus berakhir di tempat sama, setelah menjadi target serangan militer AS.

Serangan itu terjadi tiga hari setelah massa pendukung Hashed menyerbu Kedutaan Besar AS di Baghdad.

Iran Bersumpah Balas Dendam

Sejumlah pejabat Iran, termasuk pemimpin tertingginya, bersumpah balas dendam setelah jenderal top mereka tewas diserang AS.

Qasem Soleimani, komandan Pasukan Quds yang merupakan sayap Garda Revolusi, terbunuh di Bandara Internasional Baghdad, Irak.

Dia tewas bersama wakil kepala organisasi paramiliter Irak Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, dalam rentetan serangan rudal.

Pentagon menyatakan, jenderal top Iran itu tewas dalam serangan berdasarkan "arahan" dari Presiden Donald Trump.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved