Luar Negeri
Qasem Soleimani, Jenderal Top Iran Tewas Dirudal Diperintah Trump, Garda Revolusi Siap Balas Dendam
Seorang komandan top Iran dan pemimpin milisi Irak dilaporkan tewas dalam serangan yang berlangsung di bandara Baghdad.
Menteri Pertahanan Mark Esper menyatakan, dia menuduh Iran berada di balik aksi massa di kedubes, dan menegaskan tak mentoleransi serangan terhadap warga dan kepentingan mereka.
"Setiap serangan terhadap kami bakal dibalas dengan waktu, tempat, dan cara yang kami tentukan. Kami meminta Teheran menghentikan aktivitas jahat mereka," tukasnya.
Eks Komandan Garda Revolusi: Kami Akan Balas Dendam

Eks komandan Garda Revolusi Iran menyatakan, mereka bakal balas dendam setelah jenderal top Qasem Soleimani tewas diserang AS.
Soleimani yang adalah komandan Pasukan Quds tewas dalam serangan yang terjadi di Bandara Internasional Baghdad, Irak.
Jenderal Qasem Soleimani tewas bersama pemimpin pasukan paramiliter Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, di Baghdad.
Mantan kepala Garda Revolusi Mohsen Rezai, langsung merespons kematian Soleimani di Twitter, dilansir AFP Jumat (3/1/2019).
"Qasem Soleimani menjadi martir. Kami jelas akan melakukan balas dendam secara mengerikan terhadap AS," ancam Rezai yang kini Ketua Dewan Kemanfaatan Iran.
Badan keamanan Iran langsung menggelar pertemuan darurat untuk membahas kematian jenderal yang dikenal berpengaruh itu.
"Dalam beberapa jam ke depan, Dewan Keamann Nasional Tertinggi akan bertemu untuk mendiskusikan serangan mematikan terhadap Jenderal Qasem Soleimani," ujar juru bicara Keyvan Khosravi.
Soleimani dan Muhandis tewas bersama enam orang lainnya, ketika konvoi kendaraan mereka diserang oleh rentetan rudal.
Pentagon mengumumkan, mereka memang menggelar serangan yang membunuh Soleimani "atas arahan" dari Presiden Donald Trump.
"Atas arahan presiden, militer AS menggunakan tindakan penting dengan membunuh Qasem Soleimani, Kepala Pasukan Quds," ujar Pentagon.
Pentagon menyatakan, perwira berpangkat Mayor Jenderal itu secara aktif merencanakan serangan terhadap diplomat maupun militer AS di Timur Tengah.
"Jenderal Soleimani dan Pasukan Quds bertanggung jawab atas kematian ratusan warga AS maupun koalisi, serta ribuan orang yang terluka," jelas Pentagon.