China Ngotot Klaim Perairan Natuna, Ternyata Miliki Cadangan Minyak dan Gas Sangat Besar

China ngotot klaim perairan Natuna masuk wilayah Laut China Selatan berdasarkan sembilan garis putus-putus atau nine dash line. Ternyata ada Migas

Editor: Muhammad Hadi
(shutterstock.com)
Batu Madu, Natuna. China ngotot klaim perairan Natuna yang masuk wilayah Laut China Selatan berdasarkan sembilan garis putus-putus atau nine dash line 

SERAMBINEWS.COM - China ngotot klaim perairan Natuna yang masuk wilayah Laut China Selatan berdasarkan sembilan garis putus-putus atau nine dash line

Ternyata Laut Natuna miliki cadangan minyak dan gas sangat besar

Akibatnya hubungan Indonesia China dalam beberapa hari terakhir sedang panas dingin.

Ini setelah insiden masuknya kapal-kapal nelayan asal China yang dikawal kapal coast guard terdeteksi masuk ke perairan Natuna secara ilegal.

Ibu Muda Tega Bunuh Anaknya Berusia 2 Tahun, Kesal Pipis di Kasur, Ketahuan Saat Menguburkan

Masuknya kapal-kapal Negeri Tirai Bambu di Zona Eksklusif Ekonomi (ZEE) Indonesia membuat berang pihak Indonesia.

Pemerintah sendiri, lewat Kementerian Luar Negeri, telah mengirim nota protes resmi dan memanggil Dubes China untuk Indonesia di Jakarta.

Selain kaya sumber daya perikanan dan alamnya yang indah, perairan natuna.

Pelamar CPNS Aceh Jaya Temukan Kejanggalan, Kesalahan Sama, Tapi Ada yang Lulus dan ada yang Tidak

Dilansir dari Harian Kompas, 23 Juli 2016, Haposan Napitupulu, mantan Deputi Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas, menjabarkan kalau laut Natuna memiliki cadangan minyak dan gas ( migas) yang sangat besar.

Salah satu blok migas di Natuna yang cadangannya sangat besar lapangan gas Natuna D-Alpha dan lapangan gas Dara yang kegiatan eksplorasinya telah dilakukan sejak akhir 1960-an.

Ketika itu salah satu perusahaan migas Italia, Agip, melakukan survei seismik laut yang ditindaklanjuti dengan melakukan 31 pengeboran eksplorasi.

Sat Intelkam Polres Bireuen Musnahkan Dua Hektar Ladang Ganja, Ini Lokasinya

Kegiatan ini berhasil menemukan cadangan migas terbesar sepanjang 130 tahun sejarah permigasan Indonesia.

Cadangan gas 222 triliun kaki kubik (TCF) dan 310 juta bbl minyak, dengan luas 25 x 15 km2 serta tebal batuan reservoir lebih dari 1.500 meter.

Namun, sayangnya, hingga ditemukan pada 1973, lapangan gas D-Alpha ini belum dapat dieksploitasi karena membutuhkan biaya yang tinggi disebabkan kandungan gas CO2-nya yang mencapai 72 persen.

Pada 1980, pengelolaan blok ini digantikan oleh Esso dan Pertamina.

Esso kemudian bergabung dengan Mobil Oil menjadi ExxonMobil dan telah menghabiskan biaya sekitar 400 juta dollar AS untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan kajian pengembangan lapangan.

Jalan Blangkejeren-Blangpidie Rawan Longsor, Pengendara Diminta Berhati-hati

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved