GeRAK Aceh : Kasus Salah Suntik di RSUD Cut Nyak Dhien Jangan Terulang

“Kita ingin tegaskan, bahwa soal pengelolaan manajemen harus profesional dalam mengelola rumah sakit jangan ‘cilet-cilet’, karena ini menyangkut dengan pelayanan publik dan menggunakan uang publik,” harapnya.

Pihaknya menilai, bahwa dalam pemutusan kerja para THL itu menimbulkan kebingungan. Bahwa ada kebijakan yang dianggap tidak profesional dan terkesan adanya intervensi dari pihak lain. lebih lanjut kata GeRAK, bahwa pihak manajemen rumah sakit sebelumnya telah meluluskan seluruh peserta seleksi penerimaan pegawai non PNS yang berjumlah 1.214 orang, padahal sebelumnya hanya 516 orang yang dinyatakan lulus.

Lebih lanjut jelas Edy, bahwa nama-nama yang diumumkan lulus oleh tim Unsyiah Banda Aceh hanya 300 orang saja dari 1.200 orang yang ikut seleksi.

Dan informasi lain yang didapatkan, oleh GeRAK, bahkan penerimaan pegawai honorer atau THL tersebut hanya diterima sebanyak 814 orang dimana pihak Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) adalah pihak penentu kelulusan selaku pihak yang menyediakan soal dan memeriksa hasil seleksi atau ujian, akan tetapi faktanya tidak sebagaimana yang diharapkan yang tentu hal ini menimbulkan penafsiran negatif.

Menurut GeRAK, akibat dari kebijakan tersebut mengakibatkan membengkaknya anggaran dikarenakan semua pegawai honorer THL diterima. Dari jumlah THL 1.214 orang bila diberi upah satu bulan Rp 1 juta, maka dikalikan dengan 1.214 orang, maka anggaran yang harus disediakan oleh manajemen RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh untuk setiap bulannya mencapai Rp 1,2 miliar.

Padahal, menurutnya hanya 300 hingga 516 orang, maka dengan jumlah yang banyaknya THL itu GeRAK menilai bahwa pihak manajemen RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh berada dibawah tekanan.(*) 

• Mahasiswa Fikom Umuslim Gelar Lomba Desain dan Animasi, Ini Tujuannya

• Dinas Pendidikan Aceh Singkil Bantah tak Ada Kursi di SD Suka Makmur

• Dandim Pimpin Gotong Rotong ke Sikundo, Perbaiki Badan Jalan Amblas Akibat Erosi Sungai