Jurnalisme Warga
Rujak Cot Buket yang Enaknya Selangit
RUJAK merupakan kuliner khas Indonesia yang banyak disukai oleh berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, maupun orang tua

OLEH CHAIRUL BARIAH, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Almuslim, melaporkan dari Peusangan, Bireuen
RUJAK merupakan kuliner khas Indonesia yang banyak disukai oleh berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, maupun orang tua. Apalagi ibu-ibu muda yang sedang mengidam camilan terkadang rujaklah yang menjadi pilihan utamanya. Bahkan rujak menjadi menu kedua setelah makanan pokok. Aneka buah yang diracik menjadi rujak tentu baikjuga untuk kesehatan. Rujak dikemas dengan berbagai variasi rasa, terutama pedas, manis, dan kombinasi dari keduanya.
Selain itu, setiap daerah memiliki kuliner rujak yang khas termasuk di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Berbagai jenis rujak ada di kabupaten ini, seperti rujak manis di Kutablang yang terbuat dari berbagai campuran buah yang diparut
atau diserut. Ada juga rujak salak pliek-u (patarana) yang terbuat dari campuran pliek dengan buah salak dan rujakbuah jamblang (Syzygium cumini) yang biasa kita jumpai dijual di pinggir jalan jika sedang musim jamblang. Ada juga rujak campuran
aneka buah yang dipotong-- potong atau dicincang. Kuliner rujak yang terdiri atas potongan aneka buah yang terkenal di Bireuen adalah rujak Cot Buket terletak di jalan nasional Medan-Banda Aceh, tepatnya di Gampong Cot Buket, Kecamatan Peusangan.
Pada saat saya berkunjung ke tempat ini banyak kendaraan yang berjejer rapi di pinggir jalan, bukan untuk menghadiri pesta, melainkan mereka berhenti hanya untuk menikmati sepiring rujak di Rujak Andi Cot Buket.
Warung rujak ini adalah warung tertua di antara beberapa warung rujak yang ada di Cot Buket. Menurut Pak Mawardi, pemilik warung Rujak Andi Cot Buket, awalnya dia hanya merupakan karyawan di warung rujak selama ± 6 tahun.
Kemudian, dia membuka warung rujak sendiri pada tahun 1989. Walaupun banyak orang mengatakan apalah arti sebuah nama, tapi pemberian label Rujak Andi Cot Buket dari salah satu perusahaan terkenal yang menjadi sponsor dan mendukung perkembangan usahanya merupakan suatu keberuntungan yang Allah berikan kepada Mawardi.
Pria kelahiran asli Cot Buket ini mengaku untuk mendapatkan aneka buah sebagai bahan utama rujak dipasok dari Kota Matangglumpang Dua. Meski tidak sedang musim buah, tetapi untuk keperluan usahannya selalu tersedia aneka buah karena ada sejumlah pedagang buah yang sudah menjadi langganan Mawardi.
Warung rujak ini mulai beroperasi pukul 09.30 dan ditutup pukul 18.30 WIB. Khusus pada hari Jumat warung rujak Mawardi tutup. Hari Jumat dimanfaatkan Mawardi dan karyawannya untuk beribadah dan bersilaturahmi dengan sanak saudara. Dalam menjalankan usahanya Mawardi dibantu oleh enam karyawan yang seluruhnya masih bertalian famili dengannya.
"Keluarga saya adalah orang sederhana, maka kewajiban saya untuk membantu mereka," ujar pria yang telah dikarunia empat cucu ini. Ada dua jenis rujak yang dijual di warung ini, yaitu rujak kasar dari aneka buahyang dipotong-potong alami dalam ukuran ± 2 cm dan rujak cincang (tek-tek dalam bahasa Aceh).
Buah yang biasa digunakan untuk rujak di warung Mawardi adalah mangga, jambu air, pepaya mengkal, bengkuang,nanas, dan timun. Aneka buah ini dicampur dengan bumbu rujak yang diracik sendiri oleh Mawardi. Rujak yang disajikan juga disesuaikan dengan permintaan pelanggan. Ada yang pedas, sedang, dan ada juga yang memesan hanya potongan buahnya saja, tanpa bumbu rujak.
Cita rasa rujak ini semakin nikmat karena ditaburi kacang goreng di atasnya. Ciri khas rujak di warung ini adalah bumbunya dicampur dengan manisan asli yang dibuat dari air nira (ie jok) yang dimasak hingga menjadi manisan. Harga rujak per porsi di warung ini adalah Rp 8.000, baik yang dipotong—potongbesar maupun yang dicincang.
Selain menjual rujak yang sudah diracik, di sini kita juga dapat membeli bumbu rujak yang dibanderol satu kilo seharga Rp 40.000, juga tersedia bumbu untuk satu porsi rujak seharga Rp 5.000. Selain itu warung rujak ini juga menerima pesanan untuk acara pesta atau kenduri, baik itu berupa bumbu saja, maupun lengkap dengan rujaknya. Masa pemesanannya paling lambat dua hari sebelum acara.
Menikmati rujak aneka cita rasa buah segar yang dicampur membuat lidah kita semakin bergoyang, apalagi jika dinikmati bersama eluarga tercinta, teman, atau rekan kerja, hal ini akan membawa kenangan tersendiri karena jalinan silaturahmi dan interaksi antarsesama benar-benar terasa.
Warung Rujak Andi Cot Buket ini pada hari tertentu juga memanjakan pelanggannya dengan menu paket rujak + minuman segar.
Warung ini banyak dikunjungi pelanggan dari berbagai daerah yang melintas di jalan nasional terutama pada hari libur atau hari perayaan suatu acara, bahkan terkadang tempat duduk yang tersedia tidak mencukupi. Hal ini tentu menjadi rezeki bagi warung rujak di seputarannya. "Bagi-bagi rezeki itu juga dapat mempermudah rezeki kita," ujar Mawardi sambiltersenyum bahagia. Dari beberapa pelanggan yang saya tanyai, rata—rata mereka puas dengan pelayanan dan menu yang disajikan, sebagaimana yang disampaikan Bu Ida. "Rujaknya nikmat dan enak, buahnya segarsegar, tempatnya juga bersih. Saya dan keluarga sering datang ke sini," ujarnya.
Walapun sederhana, warung rujak ini telah mampu meningkatkan perekonomianmasyarakat sekitarnya. Penghasilan yang diperoleh Mawardi dari usahanya di samping digunakan untuk belanja buah dan keperluan sehari-hari plus persediaan (stok), juga cukup untuk menggaji karyawan, memenuhi keperluan keluarga, dan yang paling menyenangkan adalah Mawardi sudah mendaftar haji untuk memenuhi rukun Islam yang kelima. Menurut Mawardi, usaha ini memang menjanjikan kalau dijalani dengan sungguhsungguh apalagi modal yang digunakan juga kecil dan perlengkapannya sederhana, di antaranya pisau, cobek, sendok, dan beberapa wadah untuk tempat buah, baik yang baru dikupas, maupun yang sudah dipotong. Harapannya untuk generasi penerus, usaha ini hendaknya dapat menjadi contoh dan motivasi untuk merintis lapangan kerja baru bagi generasi muda yang produktif. Apalagi jika ada kerja sama dengan petani sebagai pemasok buah insyaallah usaha ini mampu menghidupi diri sendiri, keluarga, dan sejumlah warga setempat sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.
Dari beberapa warung rujak di Cot Buket, hampir tidak ada pelaku usahanya dari kalangan anak muda. Rata-rata mereka setengah baya bahkan ada yang seharusnya sudah pensiun jika dilihat dari usianya. Namun,lewat racikan tangan-tangan kreatif merekalah rujak Cot Buket dikenal luas di Aceh, Indonesia, bahkan sampai ke negeri seberang, Malaysia. Nah, jika Anda ingin rujak yang khas dan sulit dilupakan kelezatannya datanglah ke Cot Buket, Bireuen.