SALAM SERAMBI
Awas, Hujan Lebat Masih Mengancam!
PEJABAT BMKG Pusat dua hari lalu memperingatkan pemerintah dan masyarakat bahwa hujan lebat dan angin kencang masih berpotensi
PEJABAT BMKG Pusat dua hari lalu memperingatkan pemerintah dan masyarakat bahwa hujan lebat dan angin kencang masih berpotensi terjadi di semua provinsi dalam pekan ini. Curah hujan yang cukup signifikan berpeluang terjadi di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, termaksuk Kalimantan. "Periode tanggal 5 sampai 10 Januari 2020, ada indikasi potensi curah hujan yang cukup signifikan di wilayah Sumatera dan lainnya," kata BMKG.
Ditegaskan, curah hujan dalam bulan ini didominasi intensitas tinggi, berbeda dengan curah hujan di bulan September tahun lalu. Intensitas tinggi itu di atas 300 mm per bulan, bulan Februari dan Maret juga sama. Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat memperhatikan intensitas hujan berdasarkan bulannya terlebih dulu. Hal tersebut perlu diketahui masyarakat sebelum mengetahui potensi bencana yang terjadi akibat intensitas hujan, seperti banjir dan longsor.
BMKG pun berharap masyarakat dapat tanggap dan peduli tentang potensi bencana yang dapat terjadi di lingkungannya dengan cara terus memperbaharui informasi yang diberikan BMKG. Satu di antaranya terkait potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang yang diprediksi akan terjadi dalam pekan ini.
Belakangan ini BMKG memang sangat aktif mengupdate informasi terkait cuaca di tanah air yang memang sedang berduka.n Ada banjir dan tanah longsor yang melanada sebagian Provinsi DKI, Jawa Barat, dan Banten. Ada juga tanah longsor dan banjir banda yang melanda sejumlah provinsi lainnya.
Saat ini ada berpuluh-puluh ribu warga yang tinggal di tempat pengungsian dalam kondisi yang memprihatinkan. Rumah dan harta benda mereka sudah habis tersapu banjir, tanah longsor, dan banjir bandang. Yang sangat memprihatinkan, tragedi yang memilukan ini ada yang memanfaatkannya sebagai bahan politisasi. Di antara pejabat pemerintah dan pusat juga saling menyalahkan.
Kita tak mau ikut-ikutan mempolitisasi bencana. Yang kita lihat sekarang, seperti juga dilihat banyak pengamat, bahwa minimnya pengetahuan warga tentang mitigasi bencana adalah hal yang memperparah keprihatinan setiap kali terjadi bencana. Ini tak bisa lagi dibiarkan terus begini. Masyarakat harus diajarkan bersikap waspada bencana sepanjang waktu.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa secara geografis dan geologis wilayah Indonesia, termasuk Aceh, memang sangat rentan dengan berbagai bencana alam, bahkan kita berada dalam lingkaran api (ring of fire). Namun, dalam menghadapi bencana alam, seperti erupsi Gunung Merapi, gempa bumi, banjir dan atau tsunami, masih saja terkesan reaktif dan selalu terlambat mengantisipasi dan mencari solusinya. Belum ada platform yang jelas untuk mengantisipasi potensi bencana, termasuk ketersediaan alat-alat yang sangat penting dalam menanggulangi, baik alat-alat berat maupun media komunikasi yang tepat dalam mengantisipasi setiap bencana yang akan terjadi.
Ketidakseriusan negara atau pemerintah sering mengemuka karena alasan akses dan peralatan yang terbatas. Padahal, amanat PP Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana sudah jelas dan rinci tentang pemetaan potensi bencana dan cara-cara peringatan dini dan atau sesudah bencana terjadi. Namun, sayangnya, pelaksanaan dan penguatan lembaga ini di daerah seakan terlupakan dan korban terus berjatuhan.
Mitigasi bencana sebagai upaya untuk mengurangi risiko dapat dilakukan melalui pembangunan fisik, penyadaran, dan peningkatan kemampuan menghadapi bencana. Jika mencermati perkembangan tentang konsep dan implementasi komunikasi mitigasi bencana, di berbagai belahan dunia telah lama dikembangkan. Pengalaman menjadi korban bencana bertahun-tahun sesungguhnya sudah harus mengingatkan pemerintah dan masyarakat bahwa menghadapi bencana alam senantiasamemerlukan perencanaan, pengelolaan, dan komunikasi yang benar-benar serius dan berkelanjutan. Sebagai satu strategi, komunikasi risiko tidak bersifat insidental atau reaktif, tetapi jauh-jauh hari telah dipersiapkan berbagai fasilitas yang memadai, cepat dan tepat di setiap lokasi bencana, sesuai karakteristik wilayah dan potensi bencana itu sendiri.
Anjuran yang tak pernah bosan kita sampaikan adalah jaga kelestarian lingkungan dan terus berdoa agar kita dijauhi dari bencana. Aamiin