Heboh Gunung Magnet di Aceh
Benarkah Ada Gunung Magnet di Aceh atau hanya Ilusi Gravitasi? Netizen: Kok Botol Air Juga Ketarik
Cara termudah untuk melihat gejala “gunung magnet” ini adalah melihat apakah air juga mengarah ke arah yang sama.
Penulis: Safriadi Syahbuddin | Editor: Safriadi Syahbuddin
Benarkah Ada Gunung Magnet di Aceh atau hanya Ilusi Gravitasi, Netizen: Kok Botol Air Juga Ketarik
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Masyarakat Aceh dihebohkan dengan informasi penemuan medan magnet di kawasan pegunungan Kecamatan Blangbintang, Aceh Besar, dalam dua hari ini.
Informasi yang disertai video ini beredar begitu cepat. Dari sejumlah video yang beredar tampak mobil-mobil yang dalam posisi porsneling netral, ditarik ke arah menanjak.
Ada yang percaya bahwa di lokasi itu ada medan magnet, ada yang ragu, ada juga yang tidak percaya bahkan menyebut tidak ada medan magnet di lokasi tersebut.
Lalu benarkah ada gunung magnet di lokasi tersebut?
Ataukah hanya ilusi gravitasi sehingga mempengaruhi sudut pandang mata manusia.
Jalan tersebut tampak seolah-olah menanjak, padahal sebenarnya jalan itu menurun.
• Heboh Medan Magnet di Aceh Besar, Pakar dari Unsyiah Cek ke Lokasi, Ini Video Siaran Langsungnya
• VIDEO - Ditemukan Sejumlah Titik Medan Magnet di Aceh Besar, Bupati Mawardi Ali Ikut Menjajalnya
• BREAKING NEWS - Ditemukan Sejumlah Titik Medan Magnet di Aceh Besar, Ini Lokasinya
Berdasarkan postingan di Facebook Serambinews.com, ada komentar dari seorang netizen yang menarik disimak dan ditelusuri.
Ia sepertinya tidak percaya ada medan magnet di lokasi tersebut.
"Kalau magnet, masa botol aqua juga ketarik," tulis akun Rahmad Hidayat.
Dikutip dari berbagai sumber, secara teori plastik adalah benda yang tidak ditarik oleh magnet.
Namun, dalam salah satu video tentang penemuan medan magnet di gunung Aceh Besar tersebut, terlihat botol air mineral dijadikan salah satu sampel untuk melakukan eksperimen.
Dalam uji coba yang dilakukan, beberapa botol air mineral tersebut melaju kencang ke arah jalan yang menanjak.
Dari sudut pandang ini, sepertinya Rahmad Hidayat benar.
Namun, untuk membutikan fenomena tersebut, Senin (6/1/2020), para akademisi dan pakar geologi dari Universitas Syiah Kuala turun ke lokasi.
Tim yang dipimpin oleh Dr Muksin Umar, peneliti TDMRC dan dosen Fisika FMiPA Unsyiah, melakukan penelitian langsung ke lokasi, lengkap dengan beberapa peralatan yang dibutuhkan.
“Beliau alumni GFZ Potsdam, Berlin, Jerman,” tulis Dosen FMIPA Unsyiah, Dr Zulkarnain Jalil, dalam pesan WhatsApp kepada Serambinews.com.
Zulkarnain berharap penelitian yang dilakukan oleh Dr Muksin Umar bersama timnya akan memberi penjelasan apa yang sebenarnya terjadi di sana.
Ilusi Gravitasi
Heboh tentang gunung magnet ini bukan ternyata bukan pertama kali terjadi.
Selain di Aceh, sudah ada beberapa kali kehebohan yang sama terjadi di Indonesia, seperti ditulis geologi.co.id.
Situs tersebut menjelaskan tentang cara mudah untuk mengetahui apakah ada medan magnet di gunung atau tidak.
Secara sederhana disebutkan bahwa magnet hanya menarik besi.
Sedangkan gravitasi menarik apa saja, termasuk air yang tidak ditarik oleh magnet.
Jika air tertarik atau mengalir ke arah yang tampak seperti menanjak, maka yang terjadi adalah ilusi mata atau ilusi gravitasi.
"Penjelasan yang paling mudah adalah menggunakan penjelasan ilusi mata, atau lebih tepatnya ilusi grafitasi.
Ya pada prinsipnya yang terkecoh adalah persepsi pengamat tentang atas dan bawah.
Di benak atau otak kita sudah terpatri bahwa semua benda akan mengarah sesuai dengan gravitasi, sekali lagi gravitasi, bukan magnet !
Yang menyebabkan mengalirnya air ke tempat rendah adalah akibat gravitasi, bukan magnet.
Magnet menarik besi, sedangkan gravitasi menarik apa saja, termasuk besi dan juga air.
Dengan demikian cara termudah untuk melihat gejala “gunung magnet” ini adalah melihat apakah air juga mengarah ke arah yang sama.
Kalau sama berarti yang terjadi adalah ilusi atas-bawah akibat adanya gaya gravitasi."
Video di bawah ini menjelaskan tentang ilusi gravitasi.
Bola-bola kecil ini tampak melaju sangat kencang ke puncak.
Tapi pada kenyataannya tidak demikian.
Bola-bola tersebut justru mengalir ke titik terendah.
Simak videonya di bawah ini:
Mengapa terlihat butiran menaiki jalan?
"Rahasianya adalah tiang-tiang yang dibuat miring. Dibenak kita sudah terpatri bahwa yang namanya tiang itu harus tegak.
Kalau miring tentunya bahaya. Sehingga secara mental, kita mengatakan atas dan bawah menggunakan tiang-tiang itu sebagai tolok ukur utk mengatakan vertikal.
Dan tegal lurus dari tiang adalah mendatar.
Namun dengan sisi pengambilan yang pas, seolah-olah terlihat bahwa tiang miring tadi bener-bener vertikal, padahal mata kita sudah tertipu.
Dan ketika ada bola dan butiran serta cairan mengalir ke atas, maka kita akan terkejut karena persepsi kita tentang atas-bawah dan naik turun ternyata salah !!" tulis geologi.co.id.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah lokasi yang disinyalir mengandung daya magnet yang cukup kuat ditemukan di beberapa titik di kawasan di Aceh Besar.
Atau tepatnya dikenal dengan kawasan Jalan Bukit Radar Blangbintang yang tembus ke Simpang Ie Suum, Kecamatan Mesjid Raya Aceh Besar, Minggu (5/1/2020).
Daya tarik tersebut dapat dirasakan saat kondisi mesin mobil dipadamkan serta posisi persneling (gigi mobil) dalam keadaan netral.
Mobil perlahan-lahan ditarik ke arah bukit yang menanjak.
Hal yang mengejutkan lama kelamaan, kecepatan mobil yang dipadamkan dalam keadaan persneling netral, bisa mencapai 40 km per jam.
Fenomena alam tersebut ikut dibuktikan langsung oleh Bupati Aceh Besar, Ir Mawardi Ali dan Sekda Drs Iskandar MSi.
Keduanya datang bersama Serambinews.com, setelah mengetahui adanya temuan lokasi medan magnet yang terdapat di sejumlah titik di kawasan Jalan Bukit Radar Blangbintang.
Bahkan kehadiran Serambinews.com untuk membuktikan adanya lokasi medan magnet di kawasan Jalan Bukit Radar itu.
Ikut ditemani langsung oleh penemu pertama, yakni Aipda Pariadi SH, personel Ditreskrimsus Polda Aceh.
Bersama Aipda Pariadi, ke lokasi juga ikut dua perwira yang juga bertugas di Ditreskrimsus Polda Aceh.
Dua perwira itu, yakni Ipda Akmal Tulot dan Ipda Yunus.
Keduanya mengaku juga sudah membuktikan fenomena medan magnet tersebut bersama Aipda Pariadi setelah penemuan itu.
Bahkan fenomena alam yang ditemukan secara tak sengaja oleh Aipda Pariadi itu telah diupload melalui media sosial pribadinya.
Hal itu bertujuan agar publik tahu bahwa di Aceh Besar khususnya, memiliki 'Jabal Magnet Aceh Besar' layaknya 'Jabal Magnet' yang terletak 60 kilometer dari Kota Madinah, Arab Saudi.
Bupati Aceh Besar, Ir Mawardi Ali yang datang langsung ke lokasi mengaku takjub dan akan segera mendatangkan ahli Geofisika dari Bandung.
Rasa kekaguman orang nomor satu di Aceh Besar ini terhadap daya medan magnet di wilayahnya itu langsung diupload di laman facebook pribadinya.
Bagi anda yang ingin datang ke areal titik medan magnet tersebut bisa melalui Jalan Bandara Sultan Iskandar Muda berbelok ke jalan depan Mako Lanud SIM, Blangbintang.
Atau melalui Simpang Jalan Ie Suum Krueng Raya dengan koordinat 5.53193995.490278 dari google map.(*)