Laut China Selatan Punya Cadangan Minyak Lebih Melimpah, Pantas China Ngotot Ingin Menguasainya

Tanpa ampun, China telah mengklaim dengan mudah wilayah perairan penuh sengketa ini, tetapi apa pasal?

Editor: Faisal Zamzami
PANGANIBAN REEF
Menara penangkal serangan udara dan serangan rudal di pulau Spratly, dibangun oleh China 

USGS juga menyebut jika estimasi yang dihitung oleh pihak China terlalu banyak.

Cadangan yang dimaksud adalah minyak atau gas alam yang ada di wilayah tersebut dan telah ditemukan dengan pengeboran.

Cadangan juga harus mampu diekstrak sampai diperhitungkan laba bersihnya dengan harga pasar dan teknologi terkini, di negara dengan politik yang stabil.

Sementara itu, sumber daya adalah simpanan yang tidak memenuhi salah satu dari kriteria yang telah disebutkan untuk cadangan.

Berdasarkan tingkat kepastiannya, ada klasifikasi cadangan yang berbeda-beda.

Gas alam secara umum lebih banyak tersedia dibandingkan minyak bumi, menurut estimasi USGS 1993/94.

Menurut mereka dilansir dari Forbes.com, di bawah Laut China Selatan ada 60% sampai 70% wilayah yang merupakan sumber daya hidrokarbon.

Dari itu, total cadangan yang telah ditemukan dan sumber daya yang masih belum ditemukan di delta lepas pantai Laut China Selatan adalah sebesar 266 triliun kaki kubik.

Perusahaan Tambang Minyak Lepas Pantai China (CNOOC) yang bertanggung jawab pada perkembangan hidrokarbon lepas pantai, mengestimasi adanya 125 milyar barrel minyak bumi dan 500 triliyun kaki kubik gas di wilayah yang belum dieksplorasi.

Mungkin itu sebabnya CNOOC menghabiskan lebih dari milyaran dolar untuk membangun Hai Yang Shi You 981 (HYSY 981), aset pengeboran jauh ke dalam laut.

Saat diresmikan tahu 2014, pihak berwenang China mengklaim jika bor tersebut dianggap sebagai 'wilayah tempat China berkuasa'.

Sejak saat itu aset bor digunakan untuk berbagai macam tujuan, termasuk saat menyerang pantai Vietnam dan sekaligus melanggar mandat PBB mengenai Zona Ekonomi Eksklusif.

Saat itu, Vietnam langsung memprotes dan membakar semua pabrik asal China di negara mereka, memaksa China mengevakuasi penduduk China dan menghentikan aktivitas HYSY 981.

Hal itu tercatat menjadi perkembangan paling serius di wilayah sengketa antara China dan Vietnam.

Namun, menurut studi USGS terbaru tahun 2010, ada 95% kemungkinan di bawah Laut China Selatan, terdapat paling tidak 750 juta barrel minyak.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved