Luar Negeri
Pesan Qassem Soleimani Kepada Mantan Direktur CIA, Ternyata Ini Alasan AS Bunuh Jenderal Top Iran
Tercatat dalam sejarah selama awal kependudukan AS di Irak, dia menjadi dalang untuk menyukseskan pemerintahan Irak.
"Orang yang akan menggantikannya juga anggota Pasukan Quds."
Staff Sersan Robert Barlett adalah satu dari beberapa ribu tentara AS yang terluka dari bom yang dikonstruksi dan digunakan untuk bom jalanan atau IED (Improvised explosive device) di Irak.
IED dibuat untuk membunuh tentara Amerika, dan dirancang dan dikirim ke kelompok teroris Irak oleh Jenderal Qasem.
Hanya dalam waktu 2 tahun dari 2005 sampai 2007, mereka merenggut nyawa 600 tentara militer Amerika di Irak.
Bom itu sangat mengerikan, dengan Robert Barlett merasa bom telah 'membelahnya menjadi 2 bagian dari atas kepala sampai rahangnya' dan juga membuatnya kehilangan salah satu kakinya.
Ia merasa telah meninggal 3 kali dalam waktu 5 hari, hanya keyakinannya yang membuatnya tetap hidup.
Tahun 2011, Jenderal Qasem dan orang-orangnya merekrut pengedar narkoba bernama Manssor Arbabsiar.
Manssor ditugaskan untuk membunuh diplomat Arab Saudi di Washington DC yang kala itu bertugas, Adel al- Jubeir.
Adel menjadi sasaran setelah membakar amarah Iran dengan mempublikasikan aksi terorisme mereka.
Manssor pergi bolak balik ke Teheran untuk bertemu rekan Jenderal Qasem dan menerima tugasnya serta bayarannya, lalu merekrut pengedar narkoba Meksiko untuk melakukan plot barbar yang diinginkan Iran.
Mengerikan, plot Iran rupanya adalah membunuh Adel saat ia makan siang di restoran yang ada di hotel Watergate.
Jika sukses, pembunuhan dengan pemboman itu dapat membunuh lebih dari 100 orang di tengah jantung ibukota Amerika Serikat, tetapi dikabarkan Jenderal Qasem tidak peduli dengan kerusakan tambahan yang dapat terjadi.
Namun beruntungnya plot tersebut gagal karena Manssor memilih pihak Meksiko yang salah, yaitu seseorang yang juga informan untuk pihak berwenang obat-obatan terlarang.
Beberapa tahun terakhir ini, Jenderal Qasem telah pergi berulang kali ke Suriah untuk mengawasi pembangunan jaringan militer dan markas intelijen.
Iran merencanakan menggunakan fasilitas tersebut untuk memperluas kehadirannya di perbatasan Israel.