Balas Dendam, Iran Hujani Roket ke Pangkalan Militer AS, Perang Dunia III Dimulai?
Televisi pemerintah Iran mengatakan 'puluhan' rudal diluncurkan oleh divisi aerospace Garda Revolusi yang mengendalikan program rudal negara itu.
Atas perintah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan resmi membunuh Qasem Soleimani, perwira militer senior Iran yang juga menjabat Kepala Islamic Revolutionary Guard Corps-Quds Force.
Islamic Revolutionary Guard Corps-Quds Force disebut sebagai organisasi teroris luar negeri, dalam rilis yang dikeluarkan oleh Departemen Pertahanan, melalui situs defense.gov (2/1/2020).
Kebijakan membunuh Qasem Soleimani merupakan bagian dari strategi defensif pemerintah Amerika Serikat untuk melindungi personilnya di luar negeri.
Menurut rilis Departemen Pertahanan AS, Jenderal Soleimani secara aktif mengembangkan rencana untuk menyerang para diplomat Amerika dan para anggota lainnya di Irak dan sejumlah kawasan.
Kebijakan 'membunuh' Jenderal Qasem Soleimani hadir lantaran pimpinan besar Iran bersama Pasukan Qudsnya bertanggungjawab atas kematian ratusan orang Amerika dan sejumlah anggota lain.
Qasem Soleimani dianggap telah mengatur serangan terhadap pangkalan koalisi di Irak selama beberapa bulan terakhir.
Satu di antaranya adalah serangan pada 27 Desember 2019 yang berujung adanya korban tewas dan terluka dari pihak Amerika dan Irak.
Jenderal Qasem Soleimani disebut menyetujui agenda serangan terhadap Kedutaan Besar Amerika Serikat di Baghdad yang terjadi pada minggu ini.
Serangan yang terjadi di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Irak minggu ini disebut bertujuan menghalangi rencana serangan Iran selanjutnya.
Departemen Pertahanan AS menyebut akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi orang-orang dan warganya yang bertugas di timur tengah dan di seluruh dunia.
Sumber keamanan Amerika menerangkan, serangan itu menargetkan konvoi paramiliter Hashed al-Shaabi, dengan delapan orang tewas, termasuk Soleimani.
Selain Soleimani, Hashed al-Shaabi mengonfirmasi bahwa pemimpin mereka, Abu Mahdi al-Muhandis juga tewas, dalam serangan yang dilakukan helikopter AS.
Serangan tersebut terjadi tiga hari setelah massa pendukung Hashed menyerbut Kedutaan Besar AS di Baghdad.
Aksi massa berujung kerusuhan tersebut terjadi setelah Pentagon menggelar serangan udara yang menewaskan 25 orang anggota Hashed.
Serangan yang terjadi Minggu (29/12/2019) itu disebut Washington merupakan balasan atas serangan roket yang menewaskan kontraktor sipil Amerika.
Melalui Pentagon, Amerika Serikat mengumumkan berhasil membunuh Jenderal Qasem Soleimani sebagai bagian dari usaha melindungi Amerika dari serangan Iran di masa mendatang.
Mayor Jenderal Qasem Soleimani disebut secara aktif merencanakan serangan diplomat maupun militer AS di wilayah Timur Tengah.
Tewasnya Jenderal Militer Iran Qasem Soleimani
Jenderal Qasem Soleimani tewas dalam serangan rudal di Bandara Baghdad, Irak, dilansir BBC, Jumat (3/1/2020),
Pihak militer Irak mengemukakan Bandara Internasional Baghdad dicecar dengan serangkaian serangan rudal pada Jumat tengah malam.
"Jenderal Soleimani dan Pasukan Quds bertanggung jawab atas kematian ratusan warga AS maupun koalisi, serta ribuan orang yang terluka," jelas Pentagon.
Pemerintah Amerika Serikat menyebut, perwira tinggi Iran's Revolutionary Guards itu mendalangi serangan terhadap markas mereka di Irak.
Termasuk, serangan roket yang menewaskan seorang kontraktor sipil AS di wilayah Kirkuk pada Jumat pekan lalu (27/12/2019).
Merespon serangan AS, Menteri Luar Negeri Iran, Mohamed Javad Zarif, menyebut langkah tersebut "berbahaya dan berpotensi menyulut eskalasi yang konyol".

Usai serangan terhadap Jenderal Iran, Qasem Soleimani, Amerika Serikat kirimkan 3000 pasukan tambahan ke Timur Tengah (Kolase Foto (AP dan Wikimedia))
Iran Balas Dendam
Iran mengumumkan serangan balas dendam sebagai respon atas serangan Amerika Serikat, seperti dilansir WashinctonPost, Jumat (3/1/2020) ,
Pengumuman Iran ini diucapkan dengan sebuah ikrar balas dendam.
"Dengan berpulangnya dia dan dengan kekuatan Tuhan, pengabdian serta tujuannya tak akan pernah berhenti, balas dendam berat menanti untuk para penjahat yang telah menodai tangan kotor mereka dengan darahnya (Qasem Soleimani) dan lainnya atas insiden semalam, " ujar pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khameni dalam sebuah pernyataan.
Sementara Menteri Pertahanan Iran, Amir Hatami menyebut bahwa serangan terhadap Qasem Soleimani adalah bentuk dari "Sikap Arogan Amerika Serikat".
Kepala Hubungan Luar Negeri DPR AS, Eliot Engel mengatakan serangan terhadap jenderal Iran tidak dilakukan melalui konsultasi dengan Kongres, seperti dilansri AFP, Jumat (3/1/2020),
Politisi Partai Demokrat AS tersebut menambahkan Soleimani jelas merupakan"dalang kekerasan" yang menyebabkan keluarnya "darah orang AS di tangannya".
"Namun, memaksakan kebijakan ini jelas bakal memberikan problem yang serius," imbuh Engel
"Tak hanya itu, tindakan tersebut merupakan penghinaan terhadap kekuasaan Kongres AS sebagai lembaga yang setara," jelasnya.
Tagar World War III Trending Topic
Berkat ini, beberapa waktu lalu media sosial (medsos) Twitter dihebohkan dengan tanda pagar (tagar) World War 3 atau Perang Dunia 3.
Tagar ini terjadi setelah Jenderal Qassem Soleimani terbunuh dalam serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat (AS).
Tagar World War 3 berada di urutan ketiga trending topic worldwide Twitter.
Sementara tagar WWIII berada di urutan pertama.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ekarista/Dinar Fitra)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiwki.com dengan judul Balas Dendam, Iran Tembakkan Roket ke Pangkalan Militer AS di Irak, Perang Dunia III Dimulai?