Konflik Iran Amerika

Penjelasan Resmi Menhan AS, 11 Rudal Iran Hantam Ain al-Asad, Satu di Erbil, dan Empat Tak Berfungsi

Sebelas rudal menghantam pangkalan Ain al-Asad dan satu mengenai pangkalan Erbil. Beberapa gudang, parkir, dan helikopter rusak di pangkalan al-Asad.

Editor: Zaenal
www.france24.com
Mark Esper memberikan keterangan pers setelah dilantik sebagai Kepala Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dalam sebuah upacara yang diselenggarakan oleh Presiden Donald Trump dan dihadiri sejumlah anggota parlemen dari Partai Republik, Juli 2019. 

Amerika menuduh pembunuhan kontraktor sipil itu dilakukan oleh milisi yang didukung pasukan Iran.

Amerika kemudian membalas tindakan itu dengan serangan udara terhadap milisi yang didukung Iran.

Milisi ini dinilai bertanggung jawab atas pembunuhan kontraktor Amerika.

Serangan udara Amerika ini menewaskan lusinan orang.

Pada Selasa pekan lalu, sekelompok milisi dan demonstran yang marah atas serangan udara terhadap milisi yang didukung Iran, menyerang Kedutaan AS di Baghdad.

Pejabat AS menunjuk Jenderal Qassem Soleimani sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas serangan di Kedubes AS ini.

Amerika mengklaim, jika serangan udara yang membunuh Soleimani tidak dilakukan, maka akan berdampak pada hilangnya nyawa ratusan nyawa orang Amerika di Irak.

Kematian Soleimani ini menandai peningkatan drama ketegangan antara AS dan Iran.

Hubungan antara Amerika dan Iran kerap memanas semenjak Presiden Donald Trump, pada tahun 2018, memilih menarik diri secara sepihak dari pakta nuklir 2015 yang dibuat oleh kekuatan-kekuatan dunia.

Markas Militernya Diserang, Trump Pilih Mundur dan Menarik Diri dari Peluang Perang dengan Iran

Iran Serang Pangkalan Militer AS di Irak, Donald Trump Balas dengan Cuitan di Twitter

Kontroversi Serangan ke Situs Budaya

Pada Senin (6/1/2020) lalu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark T. Esper berusaha untuk meredam protes internasional dengan mengesampingkan serangan militer pada situs budaya di Iran jika konflik dengan Teheran meningkat lebih lanjut.

Kecaman internasional itu mencuat setelah Presiden Trump mengancam untuk menghancurkan beberapa ikon berharga di Iran.

Dikutip Serambinews.com dari New York Times, Esper mengakui bahwa menyerang situs budaya yang tidak memiliki nilai militer dan akan menjadi kejahatan perang.

Sikap ini menimbulkan spekulasi bahwa Esper telah berselisih pendapat dengan Presiden Trump yang bersikeras tempat-tempat seperti itu akan menjadi target yang sah.

Ancaman-ancaman Trump menimbulkan kecaman di dalam dan luar negeri.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved