Breaking News

Iran Vs Amerika

Markas Militernya Diserang, Trump Pilih Mundur dan Menarik Diri dari Peluang Perang dengan Iran

Presiden 73 tahun itu mengatakan, tidak ada pasukan AS yang terluka akibat hantaman rudal balistik di Ain al-Assad dan Irbil

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/AFP/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/WIN MCNAMEE
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan keterangan pers di Gedung Putih, Washington, pada 8 Januari 2020. Trump memberikan pernyataan sikap setelah Iran menyerang dua markas pasukan AS di Irak. Iran mengklaim bertanggung jawab sebagai balasan setelah Komandan Pasukan Quds, Jenderal Qasem Soleimani, tewas diserang rudal AS. 

SERAMBINEWS.COM - Presiden AS Donald Trump menarik diri dari peluang perang dengan Iran, setelah markas pasukannya diserang rudal.

Pada Rabu dini hari waktu Irak, Teheran membombardir Pangkalan Udara Ain al-Assad dan Irbil, markas bagi koalisi internasional.

Garda Revolusi Iran menyatakan, mereka menghantam markas itu setelah AS membunuh jenderal top mereka, Qasem Soleimani.

Dalam konferensi pers sore waktu setempat, Presiden Trump mundur dari kemungkinan terjadinya perang dengan tak mengumumkan operasi balasan.

Tentara Irak dan warga negara melihat salah satu lokasi yang dihantam rudal, setelah Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) menargetkan pangkalan udara Ain al-Asad di Irak, sebuah fasilitas yang dioperasikan bersama oleh pasukan AS dan Irak, di distrik Bardarash di Erbil di Irak, Rabu 8 Januari 2020.
Tentara Irak dan warga negara melihat salah satu lokasi yang dihantam rudal, setelah Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) menargetkan pangkalan udara Ain al-Asad di Irak, sebuah fasilitas yang dioperasikan bersama oleh pasukan AS dan Irak, di distrik Bardarash di Erbil di Irak, Rabu 8 Januari 2020. (ANADOLU AGENCY/ AHSAN MOHAMMED AHMED)

Presiden 73 tahun itu mengatakan, tidak ada pasukan AS yang terluka akibat hantaman rudal balistik di Ain al-Assad dan Irbil.

"Iran nampaknya memilih untuk mundur, di mana hal itu bagus bagi semua pihak," katanya seperti dilansir AFP dan BBC.

Dia kemudian menambahkan, konfrontasi kedua belah pihak bisa dicegah dengan kekuatan ekonomi dan militer yang dipunyai AS.

"Fakta bahwa kami mempunyai peralatan militer yang mumpuni, bukan berarti kami harus menggunakannya," ujar Trump.

Dia menjelaskan bakal segera memberi sanksi tambahan di sektor ekonomi dan finansial, hingga rezim Teheran "mengubah perilakunya".

Perang Dunia Ketiga di Depan Mata, China dan Rusia Diperkirakan Bakal Dukung Iran

Ini Bocoran Spesifikasi dan Harga Galaxy Fold 2, Jadi Ponsel Lipat Termurah?

Bertahan 5 Jam di Atas Perahun Terbalik, Nelayan Pidie Jaya Diselamatkan Nelayan Pidie

Dia juga meminta aliansi Atlantik Utara (NATO) untuk lebih aktif berpartisipasi dalam mengawasi proses di Timur Tengah.

Presiden dari Partai Republik itu kemudian mengakhiri konferensi pers dengan menyatakan, dia ingin masa depan yang baik rakyat Iran.

"Amerika Serikat siap untuk mengumandangkan perdamaian dengan semua pihak yang menginginkannya," jelas Trump dikutip CBS News.

Sebelumnya, Divisi Dirgantara Garda Revolusi Iran menamai operasi itu "Martir Soleimani", sesuai dengan Qasem Soleimani.

Komandan Pasukan Quds itu tewas bersama dengan wakil pemimpin jaringan milisi pro-Teheran Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis.

Keduanya terbunuh pada 3 Januari setelah mobil yang mereka tumpangi dihantam rudal oleh drone AS di Baghdad, Irak.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved