Jurnalisme Warga
Cristy dan Relawan Sampah Kota Gemilang
LANTUNANA selawat dan zikir diikuti sahutan jamaah bergemuruh di Lapangan Blang Padang pada pengujung tahun 2019

Cristy mengatakan bahwa ia merasa senang menjadi bagian dari relawan LWE. Terlebih, para relawan di sini tak pernah membeda-bedakannya meski beda agama. Ia berharap, Banda Aceh bisa bersih dan tak ada sampah yang berserakan. Tentu ini akan membuat nyaman setiap mata yang melihat.
Kepala Subbagian Program Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Keindahan Kota (DLHK3) Banda Aceh, Yusrida Anita mengatakan, Christy merupakan relawan yang penuh semangat dan selalu hadir hampir di semua kegiatan LWE. Tak masalah datang ke zikir akbar jika niatnya murni untuk membantu. Hanya saja, ia mengaku lupa mengingatkan Cristy untuk berkerudung, sehingga ia harus menetap di posko.
"Kita mempersilakan siapa saja, tidak membedakan agama, selama niat dia positif untuk kebaikan Kota Banda Aceh," kata Yusrida.
Yusrida yang turut serta dalam kegiatan LWE Zikir Akbar Gemilang menambahkan, mengumpulkan sampah dengan cara dipilah dapat mengurangi jumlah sampah sekitar 70% dibanding hanya membuangnya langsung tanpa dipisahkan. Ini akan berdampak baik pada TPA.
Yusrida berharap, pihaknya dan para relawan dapat memengaruhi panitia untuk acara ke depannya agar tidak mengemas makanan dengan kotak, sehingga jumlah sampah yang dihasilkan pun berkurang.
Less Waste Event merupakan kegiatan rutin komunitas Sahabat Hijau yang bermitra dengan Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Keindahan Kota (DLHK3) Banda Aceh dalam mengawal jumlah sampah. Untuk menjaga kebersihan area Zikir Akbar Gemilang, komunitas ini berkolaborasi dengan para pegiat lingkungan lainnya seperti Zero Waste Pioneer, Pemberdayaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) MAN Model Banda Aceh, dan Generasi Baru Indonesia (GenBI) Aceh. Total ada sekitar 50 relawan yang turun untuk patroli sampah.
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun budaya hidup bersih dan memengaruhi orang-orang agar bertanggung jawab terhadap sampahnya masing-masing. Relawannya beragam, mulai dari anak sekolah, mahasiswa, hingga yang sudah kerja. Ini murni panggilan hati, karena tidak ada bayaran sama sekali.
Beruntung DLHK3 membiayai peralatan dan bahan kegiatan seperti masker, sarung tangan, perlengkapan tong sampah. Namun, keterbatasan dana juga mendorong Sahabat Hijau juga mengajukan proposal ke beberapa pihak lainnya.
Melalui kegiatan mulia ini, Sahabat Hijau berharap Kota Banda Aceh dapat menjadi contoh untuk daerah lain tentang pengelolaan sampah dan bagaimana warga secara sukarela berkontribusi dalam menjaga kebersihan kota tempat ia bermukim.