Istri Hakim Jamaluddin Mengaku Khilaf, Dalangi Pembunuhan Suami
Zuraida Hanum (42) mengaku khilaf dan gelap mata hingga tega membunuh suaminya Jamaluddin (55), Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan
MEDAN - Zuraida Hanum (42) mengaku khilaf dan gelap mata hingga tega membunuh suaminya Jamaluddin (55), Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, Sumatera Utara. Pengakuan itu disampaikan Zuraida kepada anak tirinya, Kenny Akbari Jamal, saat bertemu pada suatu kesempatan beberapa waktu lalu.
Untuk diketahui, Jamaluddin sudah menikah dua kali. Dari istri pertamanya, almarhum dikaruniai dua anak yaitu Kenny Akbari Jamal (24) dan Rajif Fandi Jamal (19). Sementara dari hasil pernikahan dengan istri keduanya Zuraida Hanum, Jamaluddin dikarunia satu anak yaitu Khanza Jauzahira Jamal (8).
Saat ditemui Tribunmedan.com di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi, Medan, Kamis (9/1/2020), Kenny mengaku sangat sedih atas kematian ayahnya. Ia tak menyangka bila ibu tirinya dengan menyewa dua pembunuh bayaran tega menghabisi nyawa ayahnya. "Kalau dari aku pribadi sih, nggak nyangka," ujar Kenny.
Sebab, menurut Kenny, sejauh amatannya saat berada di rumah, ia tidak pernah melihat ada pertengkaran hebat antara ayah dan ibu tirinya tersebut. “Kalau masalah kecil-kecil itu kan biasa dalam rumah tangga. Tapi, kalau ada aku di rumah, pertengkaran yang hebat-hebat nggak ada," ungkapnya.
Anak sulung Hakim Jamaluddin makin merasa bingung atas keikutsertaan ibundanya dalam pembunuhan ayahnya karena secara finansial tercukupi. "Secara finansial cukup. Makanya aku bingung, kok bisa terpikirkan sama bunda melakukan hal ini, gitu," tambahnya.
Saat Kenny menanyakan kepada bundanya mengapa tega membunuh ayahnya, menurut Kenny, ibunya justru menyampaikan bahwa dirinya kilaf atau "gelap mata" hingga tega melakukan perbuatan itu. "Kalau dilihat ke belakang, kan ini dah lama. Ini kan dah lama direncanain, kok bisa terpikirkan sama bunda kayak gini. Saat ditanya sama bunda apa motifnya, bunda cuman bilang khilaf, gelap mata," tandas Kenny.
Kenny menyangka ibu tirinya adalah orang baik, namun ternyata kehadiran Zuraida ada motif terselubung di tengah keluarganya. "Yang dianggap baik-baik aja, ternyata ada motif terselubung," timpalnya. Menurut Kenny, ia sempat curiga dengan ibu tirinya, Zuraida Hanum, sebelum kasus pembunuhan ayahnya diungkap polisi. Sebab, sebutnya, sejak pertama ia melihat ada yang janggal dengan kematian ayahnya.
Awalnya, jelas Kenny, dirinya curiga dengan posisi jenazah ayahnya yang ditemukan di barisan bangku kedua mobil. Kenny mempertanyakan kemana orang yang berada di bangku barisan depan mobil tersebut. "Kalau pertama, syok aja sih. Pertama kan katanya Abu (Jamaluddin-red) melanggar (kecelakaan) gitu kan. Awalnya bingung, kalau melanggar kok posisi mayatnya di bangku nomor dua, bagus telentang gitu kan. Makanya aku bingung, mana ada orang kecelakaan kayak gini. Terus, gimana orang di depan kalau memang kecelakaan," ujarnya.
Sejak itulah, Kenny sudah menaruh curiga terhadap kematian ayahnya. Dia justru mengira kematian ayahnya disertai dengan motif lain, misalnya pencurian. "Dari situ (kecurigaan tersebut) aku berasumsi ini sih bukan cuman kecelakaan, namun sudah ada motif lain kayak gitu kan. Entah pencurian atau segala macam gitu," tambahnya.
Walau sudah muncul kecurigaan dalam benaknya, Kenny tetap berpikir positif. Termasuk terhadap pengakuan Zuraida Hanum, sebelum ditangkap polisi. Kebingungan Kenny muncul karena pengakuan ibunya tidak sesuai kenyataan. "Pas bunda kasih keterangan, bunda juga dimintai keterangan juga kan, aku bingung sih, kenapa keterangan bunda nggak sinkron gitu. Sama kenyataan, berbeda semua yang dia omong kayak gitu," terangnya.
"Di situ sebenarnya sudah curiga, kok bunda omongnya gitu ya. Aneh ya, tapi mungkin walaupun gitu kan, dia juga tetap ibuku. Maksudnya, tetap positif thinking," beber Kenny saat menjadi narasumber pada acara Fakta TV One seperti dilansir TribunJakarta, Selasa (10/12/2019) lalu.
Pun demikian, Kenny berharap ibu tirinya, Zuraida Hanum, tak sampai dihukum mati. "Aku sih milihnya penjara seumur hidup daripada hukuman mati. Kalau hukuman mati, sebentar aja sakitnya. Tapi, kalau seumur hidup, dia kan bisa rasain gimana susahnya hidup di penjara. Udah dikasih hidup enak, tapi balasannya ini," sambungnya.
Kenny pun menyampaikan bahwa proses hukum harus tetap berjalan walaupun Zuraida Hanum adalah ibu tirinya. "Walaupun dia itu ibu tiri, tapi tetap aja dia otak pembunuhannya. Memang bukan dia yang bunuh, tapi dia otak di balik ini semua kan," jelas Kenny.
Ia juga mengaku tidak tahu-menahu seputar kehadiran dua pria pembunuh ayahnya di rumah mereka. "Karena pada hari Kamis itu, aku nggak di rumah, jadi nggak tahu siapa-siapa aja yang nginap di rumah," ungkapnya. Biasa, sambung Kenny, yang menginap di rumahnya adalah anggota keluarga saja.
Terkait CCTV yang tiba-tiba mati sebelum kejadian terkuak, Kenny menyampaikan itu adalah hal yang tidak lazim. Biasanya, CCTV di rumah mereka selalu hidup. "Biasanya memang hidup, makanya aku bingung kenapa tiba-tiba CCTV-nya mati. Kalau pengakuan bunda, Abu (panggilan Kenny untuk ayahnya) yang suruh cabut, malu katanya kalau orang-orang datang ke rumah, tapi nggak tahulah kalau kebenarannya seperti apa," demikian Kenny Akbari.
Tinggal Terpencar
Informasi lain, tiga anak almarhum Hakim Jamaluddin untuk sementara waktu tinggal terpencar. Sebab, istri almarhum Zuraida Hanum yang diduga dalang pembunuhan suaminya sudah ditahan oleh Polda Sumut dan Polrestabes Medan. Informasi yang diperoleh Serambi, dari keluarga Jamaluddin di Nagan Raya, Kamis (9/1/2020) menyebutkan, Kenny masih di Medan, karena ia sedang mengikuti co-ass dokter umum pada salah satu rumah sakit. Sementara Rajif yang hampir setahun kuliah di Jakarta, dalam dua hari terakhir pulang ke rumah ibu kandungnya Cut Yeny, di Meulaboh, Aceh Barat.
Adapun Khanza sejak sepekan terakhir menetap di rumah kakeknya Desa Suak Bilie, Kecamatan Suka Makmue. Sebelum Zuraida ditahan polisi, anak bungsu Jamaluddin itu tinggal bersama ibunya di Medan. Sementara itu, keluarga Jamaluddin dari Nigan, siang kemarin, mendatangi PN Medan. Mereka menyampaikan sejumlah hal terutama terkait kelanjutan pendidikan ketiga anak korban. “Kami akan pulang ke Nigan dalam pekan ini setelah beberapa hal di Medan selesai,” ujar Dedi Wahyufan, keluarga Jamaluddin kepada Serambi, kemarin. Sementara itu, suasana di rumah mertua Jamaluddin atau rumah orang tua Zuraida Hanum di Suak Bilie, kemarin terlihat sepi. Demikian juga dengan rumah keluarga Jamaluddin di Nigan.
Seperti diketahui, Hakim Jamaluddin ditemukan tak bernyawa di area kebun sawit Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbarum, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (29/11/2019) lalu. Berdasarkan hasil otopsi, korban sudah meninggal sekitar 20 jam sebelum ditemukan warga. Kini, polisi sudah menetapkan tiga tersangka dalam kasus itu. Mereka adalah Zuraida Hanum, serta dua pembunuh bayaran, Reza Fahlevi dan Jefry Pratama. (tribun medan/cr3/riz)