Ide Kreatif

Pengunjung Warkop di Aceh Singkil Ini Bisa Ngopi Sekaligus Baca Buku

Gerobak pedagang kaki lima ditata di bagian samping depan sehingga warkop Keumala, tetap terlihat rapi.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
Perpustakaan yang dipadukan dengan warung kopi di pinggir lapangan Meriam Sipoli, Gunung Meriah, Aceh Singkil, Minggu (12/1/2020). 

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Warung kopi (Warkop) Keumala di samping lapangan sepak bola Meriam Sipoli Gunung Meriah, Aceh Singkil, ini berbeda dari warkop umumnya.

Pengunjung yang datang tidak hanya menikmati kopi serta aneka makanan.

Tetapi bisa sekalian membaca di perpustakaan yang disediakan di warung kopi milik Rahmad Hidayat Munandar tersebut.

Warkop yang dipadukan dengan perpustakaan itu didirikan sekitar empat bulan lalu. Tepatnya di Desa Lae Butar.

Tidak disangka kehadirannya menjadi magnet bagi pelajar, anak muda serta kaum tua datang mengopi sambil baca buku.

6 Alasan Perut Buncit Sulit Hilang Meski Sudah Olahraga Mati-matian, Begadang Juga Termasuk

Fakta Soal Golongan Darah yang Tak Banyak Diketahui, Bisa Berdampak pada Kecocokan & Kesehatan

Elly Sugigi Mengaku Tolak Lamaran 3 Pria Asal Arab, Mantan Kekasih Irfan Ungkap Alasannya

Kondisi itu berimbas pada omset usahanya yang terbilang lumayan.

"Omset lumayan besar," kata Rahmad saat ditemui, Minggu (12/1/2020).

Buku di perpustakaan Rahmad dikumpulkan sejak sembilan tahun lalu. Buku yang jumlahnya ribuan judul itu, ia beli karena hobi membaca ketika masih duduk di bangku kuliah.

Selain suka membaca Rahmad, juga sering duduk di warung kopi. Dari kebiasanya lantas ia menjadikan peluang bisnis dengan mendirikan warung kopi dan perpustakaan.

Sehingga pengunjung ke warkopnya bisa menyeruput kopi sambil baca buku.

"Saya hobi baca dan ngopi. Saya berpikir jadikan bisnis sehingga hobi itu bisa menghasilkan uang," katanya.

Rahmad rela bersusah payah mendirikan perpustakaan dengan harapan minat membaca masyarakat Aceh Singkil, meningkat.

Di perpustakaan pengunjung pun bisa membaca buku, menggelar diskusi serta belajar kelompok.

Rahmad tidak mengutip biaya bagi tamu yang menggunakan ruang perpustakaan Keumala, berukuran kira-kira 4 x 15 meter ini.

"Baca gratis, tapi ngopi bayar dong," ujarnya.

Perpustakaan milik Rahmad tertata rapi. Buku disusun di rak serta ditumpuk di meja. Pembaca bisa duduk lesehan di karpet perpustakaan. Bisa juga sambil duduk menikmati secangkir kopi di bangku yang tersedia di warkop.

Buku yang tersedia politik, bisnis, buku kisah inspiratif, novel dan buku pelajaran.

Usaha mendirikan warkop tidak hanya mendatangkan untung. Rahmad mampu menciptakan lapangan kerja bagi 12 orang.

Uniknya sebagain karyawan di warkop yang dipadukan dengan perpustakaan merupakan pegawai honor di intansi pemerintahan. Hal itu sebagai upaya memberikan penghasilan tambahan.

Tak mengherankan jika warkop Keumala baru buka setelah pegawai honor pulang kerja. Tapi itu tidak menjadi penghalang bisnis.

Dalam bisnisnya Rahmad, tidak hanya menggunakan modal sendiri. Ia mengajak pedagang lain yang ingin bergabung berjualan dengan membangun gerobak kaki lima.

Gerobak pedagang kaki lima ditata di bagian samping depan sehingga warkop Keumala, tetap terlihat rapi.

Bukan hanya perpustakaan yang gratis, di warkop Keumala pengunjung bisa menikmati layanan internet cuma-cuma. Atas alasan itulah pengunjung tak pernah sepi.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved