Ramah Anak
16 Orang Terpilih untuk Pembangunan Desa Ramah Anak di Simeulue, Ini Tugasnya
Bupati Erli mengaku ada yang miris ketika data angka stunting di Simeulue yang cukup tinggi. Angka stunting yang tinggu itu adalah fakta danbtak bisa
Penulis: Sari Muliyasno | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Sari Muliyasno I Simeulue
SERAMBINEWS.COM, SINABANG - Pemerintah Kabupaten Simeulue, bekerja sama dengan Unicef dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), menggelar pelatihan untuk pelatih kurikulum pengasuhan (parenting) anak, bagi orangtua di wilayah kepulauan itu.
Kegiatan yang dimulai sejak 9 Januari 2020, berakhir Senin (13/1/2020) yang ditutup langsung oleh Bupati Simeulue Erli Hasyim dan dihadiri oleh Ketua Penggerak PKK Simeulue, Suryani Amd Keb.
Perwakilan Unicef Indonesia, Derry Fahrizal Ulum, selaku unit perlindungan anak di Unicef, mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan itu untuk mempersiapkan tenaga pelatih tingkat kabupaten.
• Bocah 13 Tahun Disekap di Kandang Ayam, Kaki Diborgol hingga Kabur Dalam Kondisi Telanjang
• VIDEO - Paus Bungkuk Sepanjang 14 Meter Mati Terdampar di Sumatera Utara
• Dinas Sediakan Alat, Rekanan Siapkan Material
Para pelatih terampil yang terpilih sebanyak 16 orang OJT (on job training) nantinya dapat menguatkan kapasitas terhadap orangtua, meliputi ibu, ayah dan juga pengasuh.
Adapun empat desa percontohan, Pembangunan Desa Ramah Anak (PDRA) di Simeulue, yakni Desa Sambai, Leubang, Wel-wel dan Desa Sigulai sebagia pilot projek. Kemudian akan dikembangkan ke desa lainnya dalam wilayah kepulauan Simeulue.
Bupati Simeulue Erli Hasyim, sebelum menutup kegiatan menyatakan bahwa pola penguatan pengasuhan menjadi catatan yang sangat penting sehingga generasi akan datang menjadi lebih baik.
"Saya sangat berharap, 16 orang yang terpilih ini menjadi ujung tombang, menjadi jubir di lapangan" tandas Bupati Simeulue di hadapan peserta.
Bupati Erli mengaku ada yang miris ketika data angka stunting di Simeulue yang cukup tinggi. Angka stunting yang tinggu itu adalah fakta danbtak bisa dipungkiri.
"Saya berfikir kita belum terlambat. Kesalahan kita kesalahan menata, untuk itu perlu dibangun kerjasama. Membangun kerjasama ini tidak terlalu sulit, asalkan mau bekerjasama dengan semua stakeholder," imbuh Erli Hasyim
Di sisi lainnya, Bupati Erli berpesan kepada peserta bahwa jangan berhenti setelah pelatihan ini. Ia menginginkan ada sebuah tindaklanjut setelah kegiatan teraebut.
"Saya berharap sebulan ke depan dipanggil, apa yang sudah dilakukan, evaluasi," ujarnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, bahwa program parenting ini sejalan dengan komitmen pemerintah daerah dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Ke depan, hal ini perlu diperkuat dengan adanya regulasi yang mendorong desa menggunakan dana desa dalam rangka penguatan ayah maupun ibu terhadap pengasuhan anak. Program ini juga salah satunya dapat berkontribusi dalam menangani masalah stunting anak di masyarakat.(*)