Zuraida Hanum Menangis Saat Rekonstruksi Pembunuhan Suaminya Hakim Jamaluddin
Zuraida Hanum Menangis Saat Rekonstruksi Pembunuhan Suaminya Hakim Jamaluddin di lantai dua Warung Everyday di Jalan Gagak Hitam, Ringroad Medan
SERAMBINEWS.COM - Zuraida Hanum Menangis Saat Rekonstruksi Pembunuhan Suaminya Hakim Jamaluddin
Zuraida Hanum (41) dan Jeffry Pratama (42) pada Senin (13/1/2020) siang duduk berhadapan di lantai dua Warung Everyday di Jalan Gagak Hitam, Ringroad Medan, yang saat ini sedang direnovasi saat rekonstruksi perencanaan pembunuhan hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan.
Keduanya mengenakan kaos tahanan berwarna oranye.
Saat itu, seorang polisi sempat membacakan berita acara pemeriksaan (BAP) kemudian dilanjutkan dengan pernyataan dari Zuraida yang menceritakan (curhat) apa saja yang dilakukan di kafe tersebut pada awal November.
Zuraida bercerita sambil menangis.
Sejak awal pernikahan, ia mengatakan suaminya terus berselingkuh dan mengkhianatinya.
"Dia selalu mengkhianati saya. Saya lagi hamil pun dia bawa perempuan ke rumah. Saya sudah mengadu ke keluarganya dan kakak-kakak kandungnya, adik kandungnya, tapi tidak berdaya apa-apa," katanya.
• Detik-detik Eksekusi Hakim Jamaluddin, Anak Korban Sempat Terbangun, Ditenangkan Zuraida Hanum
• VIDEO - Persiraja Perkenalkan Eks Timnas Brazil Bruno Dybal di Stadion Harapan Bangsa
Zuraida menambahkan, dia sudah mencoba meminta cerai namun ditolak.
"Saya coba minta cerai katanya, 'jangan coba-coba minta cerai dengan saya karena perceraian kedua, saya akan malu karena saya seorang hakim'.
Sementara, dia menyakiti saya dengan perempuan-perempuannya," katanya.
Saat itu, Zuraida mengatakan ingin mati saja karena banyak masalah yang dihadapinya selama bersama dengan Jamaluddin.
Zuraida mengatakan lebih baik almarhum Jamaluddin mati.
Kemudian Zuraida meminta tolong agar korban dibunuh.
• VIDEO - Sultan Qaboos Donatur Utama Masjid Oman Mangkat, Wapres Turki Sampaikan Belasungkawa
Sementara itu, Jefri Pratama (42) mengaku saat itu dia sempat menanyakan kepada Zuraida kenapa harus dimatikan, kenapa tidak ke pengadilan.
Saat itu, kata Jefri, Zuraida menjawab karena malu.