Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat Dipolisikan, Ini 5 Fakta Penyebabnya

Totok ditangkap bersama istrinya Fanni Aminadia pada Selasa (14/1/2020) sekitar 17.00 WIB, saat perjalanan menuju ke Keraton Agung Sejagat

Editor: Amirullah
ST/Facebook via Tribun Jogja
Pihak Polres Purworejo menangkap dan mengamankan pihak Kerajaan Agung Sejagat, Sinuhun Totok Santosa dan istrinya Dyah Gitarja 

Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat (KAS) diamankan oleh pihak kepolisian saat dalam perjalanan ke markas Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo.

Sinuhun sebelumnya akan mengajak awak media untuk berbincang-bincang.

Hal itu mengingat ramainya pemberitaan tentang kerajaan Keraton Agung Sejagat yang mengklaim mempunyai kekuasaan di seluruh dunia.

Pihak yang dapat dikonfirmasi terkait kabar penangkapan adalah Dandim 07/08 Purworejo Letkol Muchlis Gasim.

"Memang benar, raja dan isteri Keraton Agung Sejagat sudah diamankan di Polres," ujar Gasim kepada Tribunjateng.com, Selasa (14/1/2020).

Keduanya saat ini sudah dibawa ke Mapolres Purworejo untuk dimintai keterangan lebih lanjut dan direncanakan akan diperiksa di Sejagat masih diamankan di Mapolres Purworejo.

Kemunculan Keraton Agung Sejagat ini mulai dikenal publik, setelah mereka mengadakan acara wilujengan dan kirab budaya, yang dilaksanakan dari Jumat (10/1) hingga Minggu (12/1).

Keraton Agung Sejagat dipimpin oleh seseorang yang dipanggil Sinuwun yang bernama asli Totok Santosa Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu yang memiliki nama Dyah Gitarja.

Berdasarkan informasi, pengikut dari Keraton Agung Sejagat ini mencapai sekitar 450 orang.

Penasihat Keraton Agung Sejagat, Resi Joyodiningrat menegaskan Keraton Agung Sejagat bukan aliran sesat seperti yang dikhawatirkan masyarakat.

Dia mengatakan Keraton Agung Sejagat merupakan kerajaan atau kekaisaran dunia yang muncul karena telah berakhir perjanjian 500 tahun yang lalu, terhitung sejak hilangnya Kemaharajaan Nusantara, yaitu imperium Majapahit pada 1518 sampai dengan 2018.

Perjanjian 500 tahun tersebut dilakukan oleh Dyah Ranawijaya sebagai penguasa imperium Majapahit dengan Portugis sebagai wakil orang barat atau bekas koloni Kekaisaran Romawi di Malaka pada1518.

Jodiningrat menyampaikan dengan berakhirnya perjanjian tersebut, maka berakhir pula dominasi kekuasaan barat mengontrol dunia yang didominasi Amerika Serikat setelah Perang Dunia II.

Menurutnya, kekuasaan tertinggi harus dikembalikan ke pemiliknya, yaitu Keraton Agung Sejagat sebagai penerus Medang Majapahit yang merupakan Dinasti Sanjaya dan Syailendra.

Sedangkan Kabag Humas dan Protokol Pemkab Purworejo Rita Purnama menuturkan berdasarkan laporan Kepala Desa Pogung Jurutengah melalui Camat Bayan kegiatan di Keraton Agung Sejagat terindikasi merupakan suatu penipuan.

Pasalnya, cerita sejarah yang disampaikan banyak tidak sesuai.

"Banyak yang tidak sesuai dengan sejarah yang ada, karena dalam rapat terbatas tadi juga mengundang sejarawan di Purworejo," kata Rita.

Dijerat Pasal Keonaran

Sementara Kepala Bidang Humas Polda Jateng Kombes Iskandar Fitriana Sutisna menyebut, kedua pasangan suami istri Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat potensial dijerat pasal keonaran.

Alasannya, dua pasutri orang patut diduga melakukan perbuatan melanggar Pasal 14 UU RI No. 1 Tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana 'barang siapa menyiarkan berita atau pemberitaan bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat' dan atau Pasal 378 KUHP tentang penipuan.

Tak hanya raja dan ratunya, Polres Purworejo juga meminta keterangan sejumlah saksi, yakni masyarakat sekitar yang merasa resah dengan keberadaan keraton.

()

Kerajaan Agung Sejagat Purworejo (YouTube Kompas TV)

Sinuwun Kerajaan Agung Sejagat Purworejo Janjikan Uang Fantastis untuk Ratusan Pengikut Setianya

Sebelum heboh ditangkap polisi,  Sinuwun atau pemimpin Kerajaan Agung Sejagat (KAS) Purworejo menjanjikan akan memberikan gaji untuk para pengikutnya. Inilah nominal yang akan diberikan sang Raja.

Kemunculan Kerajaan Agung Sejagat (KAS) di Purworejo tengah menjadi perbincangan hangat.

Bahkan baru-baru ini pemimpin Kerajaan Agung Sejagat (KAS) Purworejo,Totok Santosa Hadiningrat menyebut akan memberikan imbalan bagi pengikutnya.

Sontak pernyataan Sinuwun Kerajaan Agung Sejagat (KAS) Purworejo ini makin membuat masyarakat heboh.

Tak hanya itu pemimpin yang dijuluki Sinuwun ini mengklaim bahwa Kerajaan Agung Sejagat (KAS) Purworejo memiliki kekuasaan di seluruh dunia.

Bukan hanya itu, mereka pun melengkapi kelompok mereka dengan pakaian khas dan sebuah keraton.

Mendampingi pemimpinnya atau Sinuhun, ada pula seorang layaknya permaisuri sebuah kerajaan yang dijuluki Kenjeng Ratu

Potret dari KAS ini telah menyebar di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Instagram @purworejo.terkini.

Akun tersebut mengunggah sebuah video yang memperlihatkan sang pemimpin KAS tengah memberikan pidatonya kepada para pengikut.

()

Kerajaan Agung Sejagat Purworejo (YouTube Kompas TV)

Terlihat sang permaisuri ikut duduk menyimak di singgasananya.

Lalu, siapa sosok pemimpin KAS ini?

Melansir dari Tribunnews.com, dia adalah Totok Santosa Hadiningrat, atau dengan julukannya Sinuhun Totok Santosa Hadiningrat.

Sementara istrinya dipanggil Kanjeng Ratu Dyah Gitaraja.

Disebutkan jika Totok merupakan pentolan ormas Jogja Development Commite atau Jogja-DEC.

Ormas tersebut sendiri hadir di Indonesia lantaran ingin mengubah kondisi bangsa Indonesia juga dunia yang dianggapnya sudah kritis dan berbahaya jika tidak segera ditangani serius.

Untuk keuangannya, Jogja-DEC memungut uang dari publik.

Namun, disebutkan jika anggota KAS ini dijanjikan uang sebesar US$100-US$200 per bulannya.

Uang tersebut jika dirupiahkan mencapai nominal sekitar Rp 2.700.000.

Bahkan, kerajaan ini mengklaim memiliki alat-alat kelengkapan yang dibentuk di Eropa.

Seperti United Nations (UN) dan Pantagon yang diklaim milik Dewan Keamanan KAS.

()

Viral berdirinya Kerajaan Agung Sejagat di Purworejo Jawa Tengah (Instagram @gaekoindonesia dan Twitter @aritsantoso)

Sementara itu, menelusuri akun Instagram milik Totok, @hrhtoto, tampak berbagai unggahannya seperti orang pada umumnya.

Ia mengunggah foto selfie dirinya maupun potretnya bersama orang-orang.

Beberapa foto tampak ia seperti tengah melakukan perjalanan bisnis maupun liburan.

Kemudian foto terbaru yang diunggah pada 19 Februari 2019, terlihat salinan lirik lagu 'Imagine' yang dipopulerkan oleh John Lennon 'The Beatles'.

"imagine there's no countries, it isn't hard to do, nothing to kill or die for, and no religion too, imagine all the people living life in peace," begitu potongan liriknya.

Namun, melihat dari jumlah followenya terbilang sedikit mengingat dia mengklaim sebagai raja dari kerajaan yang memiliki kekuasaan di dunia, yaitu hanya 700-an followers.

Kabar tentang kerajaan yang meresahkan warga ini pun rupanya telah sampai ke telinga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Menanggapi hal tersbeut, ia pun menurutkan bahwa keberadaan KAS harus diuji secara ilmu pengetahuan.

"Syukur-syukur ada perguruan tinggi yang mendampingi. Baik juga untuk didiskusikan," kata Ganjar dalam keterangannya, Senin (13/1/2020).

Ganjar juga meminta Pemerintah Kabupaten Purworejo untuk mengajak komunikasi pentolan KAS sehingga mengetahui tujuan dan maksudnya.

"Kalau memang baik untuk masyarakat ya berarti baik.

Tapi Pemerintah Purworejo harus memayungi langsung masyarakatnya, memberikan perlindungan, meminta klarifikasi sehingga bisa jadi jelas," tandasnya.

Namun, ia tidak ingin keberadaan Pemimpin KAS malah menjadi meresahkan masyarakat. (TribunStyle.com/*)

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul 5 Fakta Penyebab Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat Dipolisikan, Pembelokan Sejarah dan Kebohongan

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved