Berita Langsa
Perusahaan Sosial Asal Inggris Temui Wali Kota Langsa, Jajaki Persoalan Pengolahaan Sampah
Perusahaan sosial asal Inggris ini menawarkan atau menjajaki kerjasama bidang pengolahan sampah dan limbah di wilayah Kota Langsa.
Penulis: Zubir | Editor: Nur Nihayati
Dia menambahkan, lembaga ini akan menawarkan solusi total penanganan sampah dari mulai edukasi ke masyarakat, penanganan limbah secara modern.
Selain itu, bagaimana limbah ini bisa memiliki nilai ekonomis dan juga bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat daerah ini.
"Kita coba akan jajaki kerjasama, jika memang ini dilanjutkan, maka kerjasama ini akan berlangsung selama 20-30 tahun ke depan.
Dengan terkait biaya akan dibantu oleh investor dan pemerintah," sebutnya.
Dikatakannya lagi, maka pihak perusahaan sosial bergerak di pengolahan sampah ini terlebih dahulu melakukan survey lokasi untuk melihat potensi sampah yang ada di Kota Langsa.
Seperti sampah plastik, sampah karet, sampah organik dan non organik, sampah medis rumah sakit, hingga sampah biologis dari perkebunan.
Sampah-sampah tersebut oleh perusahaan Ministry Of Waste mampu diolah menjadi barang bernilai ekonomis, contohnya sebagai bahan baju industri yaitu kaca sebagai bahan bangunan.
Lalu, pempers bisa dijadikan batu bata, plastik bisa dijadikan pakaian, dan organik bisa diolah menjadi pupuk kompos dan makanan ternak, dan masih banyak fungsi sampah yang bisa didaur ulang menjadi bahan berguna lainnya.
Anggota DPRA asal Langsa, Muhammad Rizky, menambahkan, melihat masalah sampah di Kota Langsa yang menjadi persoalan penting dihadapi pemerintah setempat.
Ia coba membangun komunikasi dengan perusahaan sosial yang bergerak dalam bidang pengolahan sampah ini.
"Maka, kita tantang lembaga ini untuk melakukan pengolahan sampah di Kota Langsa, dengan berapa tantangan, pertama bagaimana sampah di Kota Langsa memiliki nilai tambah ekonimis (value added)," ujarnya.
Kedua, tambah M Rizky, beban anggaran pengolahan sampah Kota Langsa bisa ditekan seminimal mungkin, sehingga anggaran yang selama ini dikeluarkan untuk itu bisa dimanfaatkan untuk hal lainnya.
Contohnya, tenaga kebersihan saat ini di DLH Langsa ada 400 setiap orangnya Rp 1,2 juta sehingga setiap bukan Pemko Langsa harus mengeluarkan anggaran hampir setengah miliar untuk gaji mereka.
Tapi bayangkan, jika nanti Pemko Langsa tak lagi melakukan pengolahan sampah tapi akan dikelola pihak perusahaan. Maka, 400 tenaga kebersihan ini otomatis dipekerjakan dan digaji oleh perusahaan pengolahan sampah ini.
Ketiga, dengan adanya industri pengolahan sampah itu juga akan menambah serapan tenaga kerja lokal. Artinya, kehadiran idustri pengolahan sampah itu membawa dampak positif untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu menyikapi kehadiran dan program dibawa Ministry Of Waste perusahaan sosial asal Inggris ini, Wali Kota Langsa, Tgk Usman Abdullah SE, mengatakan, pada intinya Pemko Langsa menyambut baik dan mendukung program tersebut.