Berita Aceh Barat Daya
Murid SDIT Manggeng Abdya Dilatih Mengolah Telur Asin, Begini Caranya
Melalui kegiatan tersebut, diharapkan anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Nur Nihayati
Melalui kegiatan tersebut, diharapkan anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri.
Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE- Pribadi manusia yang mandiri sekaligus memiliki kepekaan sosial yang tinggi dibentuk sejak anak-anak usia dini.
Murid Sekolah Dasar Terpadu (SDIT) Muhammadiyah Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), dilatih mengolah telur asin, selain kegiatan menyantuni anak yatim dan kaum duafa.
“Anak-anak membawa beberapa telur bebek ke sekolah, kemudian dilatih cara membuat atau mengolah menjadi telur asin,” kata Kepala SDIT Manggeng, Risa Muliana SPdI kepada Serambinews.com, Rabu (22/1/2020)
Bahan yang digunakan debu bekas pembakaran sekam kilang padi yang lokasinya tidak jauh dari sekolah dan garam secukupnya.
• Ucapan Duka Cita dari Pemerintah Aceh atas Berpulang ke Rahmatullah H Saifannur Bupati Bireuen
• Kejari Mediasi Pembayaran Tagihan Listrik Pemkab Pidie, Akhirnya Dilunasi Rp 2 M
• Pemerintah dan DPR Sepakat Hapus Tenaga Honorer Secara Bertahap
Debu sekam dan garam diaduk dengan air secukupnya, kemudian ditempel merata pada telur bebek.
Dengan diajari ibu guru, murid mengolah sendiri telur bebek menjadi telur asin. Kegiatan mengolah telur asin yang pertama kali dilakukan, Selasa.
“Anak-anak sangat antusias karena telur bebek yang sudah diolah jadi telur asin setelah ditunggu lima atau tujuh hari dimasak sebagai menu makan bersama di sekolah,” kata Risa Muliana.
Melalui kegiatan tersebut, diharapkan anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri.
SDIT Manggeng berdiri tahun 2019, murid kelas I sejumlah 18 orang, terdiri dari 7 laki-laki dan 11 perempuan.
Murid SDIT juga dilatih agar memiliki rasa kepekaan sosial melalui kegiatan menyantuni anak yatim/duafa dengan bersilaturahmi langsung ke rumah sasaran.
Risa Muliana menjelaskan, kegiatan menyantuni anak yatim sudah dua kali dilakukan. Pada Sabtu (18/1/2020) lalu, menyantuni Madiati (44), warga Desa Lhueng Baro, Manggeng.
Masdiati merupakan seorang janda menghidupi tiga anak yatim (dua laki-laki dan satu perempuan), setelah suaminya meninggal dunia sekitar 40 hari lalu.
Sebelumnya, akhir November 2019 lalu, murid SDIT Manggeng menyantuni janda Rahmawati (37), warga Desa Ujong Padang, Manggeng.
Rahmawati juga seorang janda dengan 8 anak setelah ditinggal suami yang berpulah ke Rahmatullah dua tahun lalu.
Bahan santunan yang diserahkan kepada anak yatim/duafa, menurut Risa murni infaq murid yang dikumpulkan setiap hari Jumat.
Dana infaq yang terkumpul selama tiga bulan, kemudian disalurkan oleh murid langsung kepada anak yatim/duafa yang layak menerimanya.(*)