RSUZA Sediakan Ruang Khusus, Untuk Pasien Terpapar Virus Corona
Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) sebagai rumah sakit rujukan suspek (pasien terjangkit) virus corona, menyiapkan ruangan khusus
BANDA ACEH - Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) sebagai rumah sakit rujukan suspek (pasien terjangkit) virus corona, menyiapkan ruangan khusus untuk menanggulangi jika sewaktu-waktu ada pasien terjangkit virus mematikan tersebut. Ruangan isolasi itu berada di gedung lama RSUZA.
Kesiapan RSUZA menyediakan ruangan tersebut, bagian dari kewaspadaan rumah sakit, mengingat penyebaran wabah virus yang berasal dari Kota Wuhan, Cina, itu sangat cepat.
Hal itu disampaikan Direktur RSUZA, Dr dr Azharuddin SpOT-(K) Spine FICS, seusai menerima Anggota Komisi V DPRA yang melakukan pengecekan terkait kesiapsiagaan RSUZA terhadap penanganan suspek virus corona di rumah sakit pemerintah itu, Selasa (28/1). Dikatakan, RSUZA sudah menyiapkan ruangan khusus, mulai dari ruang rawat hingga kamar jenazah.
Menurut dr Azhar, ada delapan ruangan yang sudah disiapkan untuk menangani suspek virus corona. Enam di antaranya disiapkan untuk ruang rawat khusus pasien terjangkit virus dan dua ruangan lainnya, satu sebagai ruang jenazah dan satu lagi untuk ruang petugas atau perawat. “Kita sudah siapkan ruang khusus, enam ruang untuk ruang perawatan pasien, kemudian satu ruang jenazah, dan satu untuk ruang petugas. Petugas masuk ke situ menggunakan APD (alat pelindung diri), dia masuk kesana harus memakai itu,” katanya.
Begitu juga dengan ruang jenazah, jika ada korban yang meninggal akibat virus tersebut, akan dimasukkan ke kamar jenazah khusus, tidak boleh dicampur di ruang jenazah RSUZA. “Ini betul-betul kita siapkan secara khusus sampai ruang jenazah juga di sini, tidak boleh dicampur dengan kamar jenazah RSUZA,” kata Azharuddin.
Diterangkan, RSUZA selalu siap siaga menangani wabah virus corona, RS ini sebagai pusat rujukan. Tidak hanya ruangan, pihaknya juga sudah menyiapkan tim khusus untuk menanggulangi pasien terpapar virus itu. “Kita terus meng-upgrade kesiapan, siapa melakukan apa. Terpenting saat ini kita tidak boleh panik tapi kita juga tidak boleh underestimate (remeh) terhadap virus ini,” katanya.
Dia mengatakan, pihaknya akan terus waspada, hati-hati, dan terus memberi informasi kepada masyarakat bahwa RSUZA siap menghadapi jika sewaktu-waktu ada pasien terjangkit. Soal penanganan pasien terpapar virus corona, lanjut Azharuddin, juga ditangani secara khusus tidak melalui jalur biasa. “Apabila kita menemukan suspek yang memang dirujuk atau datang sendiri dengan kriteria yang sudah ada, kita akan perlakukan itu secara khusus dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Dia tak menampik bahwa saat ini alat pelindung diri di RSUZA masih terbatas, pihaknya hanya memiliki masker, topi, dan baju khusus. Sedangkan alat pelindung diri mirip baju astronaut dan sering dipakai oleh rumah sakit internasional dalam penanganan virus, pihaknya sudah memesan sebanyak 100 unit. "Tapi vendor memang kesulitan karena pesanannya banyak. Meski belum ada, tidak ada hambatan dalam pelayanan seandainya saat ini datang pasien. Kita siap dengan APD yang kita punya," pungkas dr Azharuddin.
Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), kemarin, sengaja melakukan kunjungan ke RSUZA untuk mengecek kesiapsiagaan pihak rumah sakit menanggulangi jika sewaktu-waktu ada pasien yang terindikasi wabah virus corona yang kini sedang merebak di Cina.
Pantauan Serambi, rombongan Komisi V dipimpin oleh M Rizal Falevi Kirani selaku ketua. Hadir dalam kunjungan itu, Wakil Ketua Komisi V, Iskandar Usman Al-Farlaky, dan para anggota lainnya, Tarmizi, Muslim Syamsuddin, Asib Amin Sofyan Puteh, dr Purnama Setia Budi, dan juga Salihin. Anggota Komisi V disambut Direktur RSUZA, Dr dr Azharuddin SpOT-(K) Spine FICS dan sejumlah pejabat rumah sakit di ruang komite medik.
Dalam kesempatan itu, dr Azharuddin besama staf, awalnya mempresentasikan sejumlah persiapan rumah sakit dalam menanggulangi wabah tersebut, termasuk jalur penanganan suspek virus corona dan cara penanganannya.
Selanjutnya, anggota Komisi V juga meninjau langsung ruangan yang telah dipersiapkan rumah sakit untuk menangani pasien virus corona yang bertempat di rumah sakit lama RSUZA.
Ketua Komisi V, M Rizal Falevi Kirani, kepada awak media mengatakan, pihaknya mengapresiasi RSUZA yang telah siap siaga dan menyiapkan ruangan untuk menanggulangi pasien terjangkit virus mematikan tersebut. “Kami lihat apa yang dilakukan oleh teman-teman di RSUZA sudah sangat bagus. Namun tadi kita sudah dengar apa yang disampaikan pihak rumah sakit, katanya masih ada alat yang kurang,” kata politisi PNA tersebut.
Oleh sebab itu, pihaknya mendesak Pemerintah Aceh untuk serius menghadapi kasus tersebut, meski saat ini belum ada suspek (pasien terindikasi) virus corona. “Alat-alat yang kurang ini harus segera dilakukan pengadaan, kami minta perencanaan dari Pemerintah Aceh ini harus komprehensif, pemerintah harus serius tangani kasus ini,” kata Falevi.
Dia juga mengingatkan, wabah adalah sebuah bencana kemanusiaan yang perlu penanganan dan penanggulangan khusus dan serius, karena menurutnya penyebaran virus sangat cepat meski asal muasal virus bukan dari lingkungan atau negara lain.
“Jangan hanya isidentil. Ini sudah ada pengalaman, wabah ini mematikan, jadi kita harus siap setiap saat, harus ada perencanaan yang bagus untuk menanggulangi ini,” pungkas M Rizal Falevi Kirani.(dan)