Berita Nagan Raya
Aksi Buruh PT SPS di Disnakertrans Nagan, Anggota DPRK Minta Pesangon Pekerja tidak Dipotong
Anggota DPRK Nagan Raya, Saiful Bahri meminta perusahaan tidak memotong pesangon pekerja/buruh di PT Surya Panen Subur (SPS).
Penulis: Rizwan | Editor: Yusmadi
Laporan Rizwan | Nagan Raya
SERAMBINEWS.COM, SUKA MAKMUE – Anggota DPRK Nagan Raya, Saiful Bahri meminta perusahaan tidak memotong pesangon pekerja/buruh di PT Surya Panen Subur (SPS).
"Harapan kita perusahaan tidak memotong yang menjadi hak karyawan. Jangan main potong," kata Saiful kepada wartawan, Selasa (4/2/2020).
Saiful ikut mendengar aksi yang dilancarkan buruh dari PT SPS ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) kabupaten setempat.
"Kita berharap dengan pertemuan ini dapat diselesaikan persoalan yang dihadapi buruh," katanya.
Seperti diberitakan, sekitar 50 orang buruh PT Surya Panen Subur (SPS) di Nagan Raya mendatangi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertran) setempat, Selasa (4/2/2020).
• SKD CPNS Abdya Tuntas, 853 Lulus Passing Grade dan 3.326 Orang Gugur
• Aksi Buruh PT SPS di Disnakertrans Nagan Raya, Ini Tanggapan Manajemen Perusahaan
• Pesangon Dipotong Perusahaan, Buruh PT SPS Lapor ke Disnakertrans Nagan Raya
Aksi karyawan perkebunan kelapa sawit ke Disnakertrans menyampaikan protes terkait pemotongan pesangon kerja karyawan yang dialami kawan mereka sehingga ke depan tidak menimpa pekerja tersebut.
Menyikapi aksi tersebut, Disnakertrans ternyata sudah menjadwalkan pemanggilan pihak manajemen untuk didengarkan langkah penyelesaian antara perusahaan dengan karyawannya.
Pihak perwakilan buruh dari serikat pekerja diterima di ruangan dinas setenpat dan dihadiri Sekdis Nakertran, Saiful Bahri, manajemen PT SPS, Bima dan perwakilan buruh, M Zahri dan lima rekan mereka serta seorang anggota DPRK, Saiful Bahri.
Zahri mengaku, sebanyak 3 kawan mereka beberapa bulan lalu berhenti kerja, namun pesangon mereka dipotong dengan dalih sebagai pengganti uang pensiun sehingga menimbulkan kecemasan buruh-buruh lain.
“Karena adanya pemotongan kawan kami itu sehingga kami perwakilan buruh menyampaikan ke dinas. Kami pernah pertanyakan ke pihak perusahaan tidak ditanggapi,” kata Zahri. (*)