Virus Corona Serang China

Dokter Li Wenliang Tewas, Pernah Temukan dan Sebut Bahaya Virus Corona Akhir Desember Lalu

Dokter Li Wenliang, seorang ophthamologis dari Rumah Sakit Wuhan, menemukan virus itu ketika tengah bekerja di departemennya pada akhir Desember lalu

Editor: Muhammad Hadi
(Weibo via BBC)
Dokter Li Wenliang dari balik ranjang rumah sakit. Dia menjadi pembicaraan sekaligus dianggap pahlawan karena memperingatkan virus corona sebelum menjadi wabah. Namun, unggahannya dianggap meresahkan publik hingga dia ditangkap polisi. 

SERAMBINEWS.COM - Amnesty International menyoroti kematian Li Wenliang, dokter yang memperingatkan virus corona, sebagai imbas dari obsesi China terkait "stabilitas".

Li, seorang ophthamologis dari Rumah Sakit Wuhan, menemukan virus itu ketika tengah bekerja di departemennya pada akhir Desember lalu.

Upayanya memperingatkan koleganya akan bahaya virus corona ini membuatnya didatangi polisi, di mana dia dianggap sudah menyebarkan berita bohong.

Li Wenliang, yang mengaku juga terinfeksi patogen itu, dianggap setelah wabah itu akhirnya merebak dan membunuh lebih dari 700 orang.

Warga Singapura Panik, Serbu Supermaket Setelah Status Darurat Virus Corona Naik

Pada Jumat (7/2/2020), terungkap bahwa dokter berusia 34 tahun itu meninggal, dan memantik kemarahan seantero China karena dianggap tidak merespons peringatannya.

Direktur Regional Amnesty International untuk Asia Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Nicholas Bequelin berujar, kasus Li adalah pengingat yang tragis.

"Tentang bagaimana obsesi Pemerintah China akan 'stabilitas', mendorong negara itu untuk menekan informasi penting tentang hal yang menjadi kepentingan umum," jelasnya.

Dalam keterangan tertulis dikutip Antara, Bequelin mengatakan bahwa Beijing harus belajar dari kasus Li, dan mengadopsi pendekatan dengan penghormatan hak untuk memerangi virus corona.

Pengobatan Ningsih Tinampi Diawasi Ketat, Mengaku Bisa Lihat Malaikat dan Datangkan Nabi

Warga Singapura terlihat mengantri panjang untuk membayar barang-barang belian mereka di FairPrice Xtra, Vivo City, Singapura, Sabtu Siang (08/02/2020)
Warga Singapura terlihat mengantri panjang untuk membayar barang-barang belian mereka di FairPrice Xtra, Vivo City, Singapura, Sabtu Siang (08/02/2020) ((KOMPAS.com/ ERICSSEN ))

“Tak ada yang berhak menghadapi pelecehan atau sanksi karena berbicara tentang kondisi bahaya bagi publik, hanya karena hal itu bisa mempermalukan pemerintah,” ujar dia.

Dalam wawancara eksklusif dengan New York Times, Li menuturkan bahwa dia segera menemukan bahwa tingkat penularan patogen itu sangat tinggi.

"Saya tahu ketika saya terlibat kontak dengan pasien yang sudah tertular.

Karena penyakit itu tak menunjukkan gejala tertentu, saya jadi kurang berhati-hati," ujarnya.

Karena menduga bahwa virus itu bisa menular dari manusia ke manusia, pada 31 Desember dia memutuskan memperingatkan koleganya via WeChat.

Pasar Sarang Burung Walet Terdampak Virus Corona, Pengusaha Hentikan Pembelian

Dugaannya merujuk pada adanya kabar mengenai pasien yang dikarantina karena virus tersebut sehingga dia merasa perlu melakukan langkah pencegahan.

Dia mengaku sangat sedih dan teraniaya ketika Biro Keamanan Publik mendatanginya, dan memintanya menekan surat peringatan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved