Bukan dengan Masker dan Sarung Tangan, Ahli Medis Ungkap Cara Ampuh Tangkal Penyebaran Virus Corona

David Powell, menerangkan alasan mengapa masker dan sarung tangan bukanlah langkah efektif untuk menangkal virus Corona.

Editor: Amirullah
AP
Para penumpang kereta api bawah tanah di Hong Kong, mengenakan masker sebagai tindakan preventif menghadapi virus korona yang disinyalir mulai merebak di China, 7 Januari 2020. 

SERAMBINEWS.COM - Virus Corona sudah mewabah ke mana-mana.

Orang-orang di seluruh dunia bahkan sampai menimbun masker atau sarung karet untuk melindungi diri dari virus mematikan tersebut.

Namun demikian, ahli menganjurkan untuk melupakan piranti itu semua.

Penasihat medis dari International Air Transport Association, David Powell, menerangkan alasan mengapa masker dan sarung tangan bukanlah langkah efektif untuk menangkal virus Corona.

"Hanya sedikit bukti yang menunjukkan bahwa masker memiliki manfaat (dalam mencegah virus Corona). Jika ada, itu pun dalam situasi santai," ujar Powell.

Dilansir South China Morning Post, dia menerangkan, mengenakan masker sepanjang waktu tidak akan efektif untuk terhindar dari virus Corona.

"Dan lebih buruk lagi jika masker menjadi lembab. Itu akan mendorong pertumbuhan virus dan bakteri," ungkap Powell.

Maskapai Hong Kong Airlines PHK 400 Karyawan, Imbas Wabah Corona 

Kisah Kakek Rasmito, Tuna Netra di Subulussalam yang Bekerja Mengupah Memikul Kelapa Sawit

Ridwan Kamil Minta Maaf Kepada Prabowo, Saat Bertemu Dalam Acara Nikahan di Bandung

Penasihat medis itu melanjutkan, hal serupa berlaku pada sarung tangan.

"Orang memakai sarung tangan dan kemudian menyentuh semuanya dengan tangan mereka. Itu hanya menjadi cara lain untuk mentransfer mikroorganisme," kata Powell.

"Dan di dalam sarung tangan, tangan Anda menjadi panas dan berkeringat, yang merupakan tempat yang sangat cocok untuk pertumbuhan mikroba," imbuhnya.

Powell mengungkapkan, cara terbaik untuk menghindari virus Corona adalah dengan sering mencuci tangan.

Terlebih, virus tidak dapat bertahan lama di kursi atau sandaran tangan.

Berkaca pada keputusan Cathay Pacific untuk membatalkan ribuan penerbangan ke China, Powell menegaskan bahwa risiko terkena infeksi virus yang serius di pesawat terbang justru rendah.

Udara di pesawat sangat berbeda dari bioskop atau gedung perkantoran. Udara di pesawat adalah kombinasi setengah udara segar dan setengah udara resirkulasi.

Yang mana, udara resirkulasi telah melewati filter dari jenis yang sama seperti di ruang bedah.

Bisa Jadi Peluang Usaha, Mantan Pemulung Ini Sukses jadi Miliader Berkat Tanaman Porang

8 Fakta Pria Pencekik Polisi, Pelaku Bawa Pisau dan Senjata Sengat Listrik hingga Mengaku Khilaf

"Jadi, jika ada risikonya pun, tidak datang dari udara yang ada. Itu berasal dari orang lain," kata Powell.

Powell melanjutkan, virus dan mikroba suka berada di permukaan yang hidup, seperti manusia.

Berjabat tangan dengan seseorang akan jauh lebih berisiko daripada permukaan kering yang tidak memiliki bahan biologis.

"Jadi, pembersihan secara ekstra (setelah bersentuhan) adalah prosedur yang tepat," imbuhnya.

Untuk memastikan diri agar tidak terinfeksi, Powell menyarankan untuk menjaga kebersihan tangan.

Bertentangan dengan apa yang dipikirkan orang, tangan adalah cara penyebaran virus Corona yang paling efisien.

Oleh karena itu, cuci tangan, atau menjaga kebersihan tangan sangat dianjurkan.

Selain itu, Powell juga melarang untuk menyentuh wajah secara langsung.

"Jika Anda batuk atau bersin, tutupi wajah Anda dengan kain. Selain itu, tisu juga harus dibuang dengan hati-hati, kemudian bersihkan tangan sesudahnya," jelas Powell.

Mencuci tangan dan mengeringkannya adalah prosedur terbaik.

Jika sulit untuk menemukan air, menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol dapat menjadi alternatif terbaik lainnya.

Ketika menanggapi larangan penerbangan ke dan dari China pascavirus Corona menyebar, Powell justru menyanyangkan hal itu.

Dia memang mengakui bahwa infeksi dapat cepat menyebar dengan bepergian, salah satunya melalui penerbangan.

Namun, pada saat yang sama, penerbangan menjadi hal yang sangat penting untuk menangani wabah seperti virus Corona.

"Inilah mengapa kamu berkolaborasi dengan World Health Organization (WHO) dan IATA selama beberapa tahun ini. Jika negara-negara menutup (penerbangan) selama wabah menyerang, seperti ketika Afrika Barat terjangkit Ebola, itu dapat membuat segalanya menjadi lebih buruk," jelas Powell.

Powell menambahkan, selama negara yang terjangkit menutup akses ke sana, WHO tidak bisa mendapatkan sampel biologis warga yang terinfeksi.

Selain itu, dampak ekonomi dari penutupan penerbangan aakn membuat segalanya menjadi lebih buruk.

"Larangan perjalanan dapat memperburuk keadaan. Ini dapat mendorong orang-orang untuk bepergian diam-diam, dan menjadi di luar kendali," kata Powell.

Artikel ini telah tayang di Gridhot.id dengan judul Lupakan Masker dan Sarung Tangan, Seorang Penasehat Medis Ungkap Cara Paling Ampuh Tangkal Penyebaran Virus Corona, Apa Itu?

Sumber: GridHot.id
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved